26
2.4.6 Teropong atau Teleskop
Teleskop atau alat untuk mengamati benda-benda yang jauh biasanya terdiri dari:
- Sebuah lensa +, sebagai lensa okuler , yaitu lensa yang dekat dengan mata.
- Sebuah lensa +, sebagai lensa obyektif, yaitu lensa yang menghadap obyek
Ciri teleskop jarak fokus obyektif jarak fokus okuler . f
ob
f
0k
a. Teropong Bintang
Teropong bintang mempergunakan dua lensa cembung positif yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Jarak fokus obyektif lebih besar dari jarak fokus okuler.
Pengamatan bintang-bintang di langit berlangsung berjam-jam. Agar mata tidak lelah, maka pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi.
Mata tak berakomodasi d = f
0b +
f
0k
, maka
ok ob
a
f f
M
Mata berakomodasi maksimum d = f
0b +
s
0k
, maka
ok ob
a
s f
M
b. Teropong Bumi
Prinsip dari teropong ini sama dengan teropong bintang, perbedaannya terletak pada bayangan terakhirnya yaitu tegak. Untuk itu harus dipasang lensa
pembalik. Oleh karena itu, teropong ini terdiri dari 3 buah lensa yaitu lensa obyektif
terdiri dari lensa positif, lensa cembung berfungsi sebagai lensa pembalik terletak antara lensa obyektif dan lensa okuler, dan lensa okuler terdiri dari lensa positif
dan berfungsi sebagai lup.
27
Dengan disisipkannnya lensa pembalik yang memiliki jarak focus f
p
, maka
teropong bertambah panjang 4f
p
, jadi panjang teropong bumi
ok p
ob
f f
f d
4
Untuk menghindari panjang teropong bumi yang berlebihan diciptakan teropong prisma atau sering disebut keker.
c. Teropong Panggung
Teropong panggung Teropong Belanda = Teropong Tonil = Teropong Galilei mempunyai lensa cembung positif obyektif dan lensa cekung negatif
okuler, lensa cekung digunakan agar bayangan yang terbentuk tegak. Teropong panggung dibuat sebagai pembaharuan dari teropong bumi karena teropong bumi
terlalu panjang.
2.4.7 Periskop
Sebuah kapal selam menggunakan alat optik, yaitu periskop. Periskop berguna untuk melihat keadaan di atas permukaan air. Periskop memiliki dua buah
prisma yang berfungsi untuk membelokan berkas sinar dari benda yang dilihat.
2.5 Kerangka Berikir
Siswa dapat memperoleh informasi melalui proses pembelajaran. Unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran adalah metode mengajar dan media
pembelajaran. Media dibutuhkan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Manfaat media dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga,
dan daya indra manusia, sehingga materi yang disampaikan akan lebih menarik bagi siswa. Sebuah media harus bersifat interaktif agar dapat dioperasikan oleh
pengguna sesuai kehendaknya.
28
Akhir-akhir ini rusaknya karakter yang semakin cepat diakibatkan ketika masyarakat pengguna tidak memahami filosofi teknologi dan salah memanfaatkan
teknologi. Permasalahan turunnya moral tidak bisa dibiarkan saja, sehingga perlunya menanamkan nilai karakter di mulai dari proses pendidikan.
Pendidikan karakter menciptakan perilaku yang luhur. Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan habituation tentang hal yang baik sehingga siswa menjadi
paham domain kognitif, mampu merasakan domain afektif, dan biasa melakukan domain perilaku.
Informasi penelitian sebelumnya menjelaskan integrasi pendidikan karakter pada proses pembelajaran berdampak positif terhadap prestasi belajar
siswa. Selain itu pendidikan karakter dapat dimulai dari lingkungan sekolah yaitu dimulai dari tingkatan agar tercipta pondasi yang kuat. Karakter yang baik tidak
muncul secara otomatis, melainkan berkembang dari waktu ke waktu. Salah satunya melalui proses pembelajaran dalam kelas. Tentunya dengan adanya
pembelajaran fisika maka terjadi proses pembentukan karakter. Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam. Salah satu materi
fisika yang diajarkan pada tingkat SMA adalah alat optik. Alat-alat optik merupakan materi yang ada pada tubuh siswa dan dijumpai di kehidupan sehari-
hari. Melalui media interaktif fisika siswa dapat mengilustrasikan alat optik dengan baik, sekaligus siswa dapat mencoba menyelesaikan permasalahan yang ada.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.8.
29
Gambar 2.8: Diagram Alir Kerangka Berpikir Unsur yang amat penting dalam proses
pembelajaran adalah metode mengajar dan media pembelajaran
Media interaktif fisika yang terintegrasi
karakter Media harus bersifat interaktif agar dapat
dioperasikan oleh pengguna sesuai kehendaknya
Meningkatkan hasil belajar siswa Mengembangkan karakter siswa
Penyusunan media interaktif fisika yang terintegrasi karakter
Perlu adanya pendidikan karakter
untuk mengatasi turunnya moral bangsa
Media pembelajaran dapat
meningkatkan semangat belajar
30
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA 1 Kudus, berlokasi Jl. Pramuka No. 41, Kudus, Jawa Tengah 59316. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai
Agustus 2015.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah X MIA 5 tahun 2015 sebagai uji coba kelas.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Desain uji coba adalah Pre-Experimental dengan jenis One Group Pretest-Posttest Design.
Pada desain uji coba ini, sebelumnya siswa diberi pre-test O
1
kemudian diberi perlakuan yaitu pembelajaran menggunakan media interaktif fisika pokok bahasan
optik terintegrasi karakter, selanjutnya siswa diberi post-test O
2
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan karakter. Menurut Sugiyono 2009: 74, desain One
Group Pretest-Posttest Design dapat ditunjukkan pada pola berikut:
O
1
X O
2
Keterangan O
1
: nilai pre-test sebelum pembelajaran menggunakan media interaktif pokok bahasan optik terintegrasi karakter
X : pembelajaran menggunakan media interaktif pokok bahasan optik
terintegrasi karakter