66
4.1.1.3 Refleksi
Berdasarkan perolehan nilai hasil tes formatif yang telah dicapai siswa, dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus I telah berhasil, karena telah
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu rata-rata nilai sekurang-kurangnya 65 dan persentase ketuntasan belajar klasikal sekurang-
kurangnya 75. Hal ini terlihat pada persentase tuntas belajar klasikal yang diperoleh telah mencapai 75,86 dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai
≥ 65 ada 22 dan 7 siswa memperoleh nilai
≤ 65. Namun demikian, perlu diingat bahwa data yang diperoleh selama penelitian tindakan kelas ini tidak hanya data
hasil belajar, tetapi juga data hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran Matematika menggunakan media puzzle. Dalam hal
ini, perolehan data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung masih di bawah indikator keberhasilan.
Dalam indikator keberhasilan, aktivitas belajar siswa dinyatakan berhasil jika sekurang-kurangnya 75 siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sementara
perolehan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 67,22. Dengan demikian, hasil aktivitas belajar siswa selama siklus I belum
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Belum tercapainya indikator keberhasilan pada aktivitas belajar siswa
siklus I, dikarenakan siswa masih bingung dengan pembelajaran menggunakan media puzzle. Sebenarnya siswa sangat antusias dengan media puzzle yang telah
dibuat guru, karena selain ukurannya besar, media puzzle yang dibuat juga berwarna-warni. Namun, dalam penggunaan media puzzle bangun datar dengan
67
teman kelompoknya, beberapa siswa hanya menempelkan potongan-potongan puzzle bangun tersebut tanpa menyusunnya menjadi bentuk bangun datar yang
baru dan utuh. Hal ini terjadi karena ketika guru sedang menjelaskan tentang penggunaan media puzzle bangun datar, beberapa siswa tidak memperhatikannya.
Dalam kerja kelompok, kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru, masih kurang. Salah satunya yaitu dalam menyusun puzzle,
siswa masih berebut untuk mendapatkan dan menyusun puzzle, mereka menganggap bahwa potongan puzzle yang mereka dapatkan merupakan milik
mereka, sehingga mereka tidak mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Ada juga beberapa siswa yang merasa senang dan asik bermain
dengan potongan puzzle yang telah diperolehnya, sehingga mereka sibuk sendiri dengan puzzle-puzzle tersebut, yang mengakibatkan siswa enggan untuk
mengerjakan tugas yang seharusnya mereka selesaikan. Pada performansi guru, berdasarkan hasil observasi yang diperoleh sebesar
83,18 dengan kategori AB, dapat dinyatakan bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media puzzle bangun datar, berhasil karena telah
mencapai indikator yang ditetapkan yaitu nilai minimal 71 dengan kategori B. Namun sebenarnya, peneliti merasa masih kurang maksimal dengan pembelajaran
yang telah dilakukan. Pada pertemuan 1, puzzle bangun datar yang peneliti gunakan sebagai media masih berukuran kecil dan berwarna kurang serasi jika
ditempelkan di papan tulis, sehingga siswa kurang jelas dalam menerima pelajaran. Selain itu, peneliti belum bisa mengondisikan kelas, sehingga masih
68
banyak siswa yang bermain, bercanda, dan mengobrol sendiri. Oleh karena itu, berdasarkan hasil refleksi tersebut, perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.
4.1.1.4 Revisi