59
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Jika dilihat dari sifat permasalahan yang akan diteliti, maka pendekatan penelitian yang dianggap sesuai dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif. Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2002: 3 mendefinisikan “metodologi kualitatif ”sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Ismiyanto 2003: MPIII3 penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi, daerah atau
bidang tertentu. Lebih lanjut, Moleong 2002: 5-6 menyatakan bahwa metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan
responden, lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola yang dinilai, serta lebih banyak
mementingkan segi proses, agar bagian-bagian yang diteliti akan jauh lebih jelas. Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif ini akan menghasilkan data
deskriptif berupa tingkah laku, proses, serta hasil karya siswa saat berkarya seni rupa menggunakan grajen warna.
Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis menggunakan pendekatan ini karena ingin mencoba untuk menelusuri, memahami dan menjelaskan tentang
60
gejala atau fenomena yang ada atau terjadi terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini akan dianalisis bagaimana proses pembelajaran siswa saat berkarya,
serta hasil pembelajaran grajen warna sebagai media pengembangan kreativitas berkarya seni rupa pada siswa kelas 5 SD N Jepon 2.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N Jepon 2 Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Hal ini karena SD tersebut berada di lokasi sentra perindustrian kayu di
Kabupaten Blora, tepatnya di Dukuh Ngawen Kecamatan Jepon. Keberadaan limbah kayu berupa grajen di sekitar lokasi SD N Jepon 2 yang menjadikan
alasan terpilihnya SD ini.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD N Jepon 2 Blora dengan jumlah 35 siswa. Alasan penulis memilih kelas 5 SD karena siswa berada pada
usia antara 9 hingga 11 tahun. Kisaran usia ini merupakan fase awal realisme antara usia 9 hingga 12 tahun dalam periodisasi perkembangan seni rupa anak
Victor Lowenfeld dalam Salam 2001:40. Bahkan Pierre Duquet dalam Garha 1983: 31 memandang bahwa masa kanak-kanak usia antara 6 hingga 10 tahun
merupakan masa keemasan untuk berekspresi secara kreatif. Pada saat ini lah kesenangan anak-anak terhadap seni rupa harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya dengan membimbing dan mengembangkan daya cipta anak.
61
3.4 Sasaran Penelitian