138
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa grajen warna ini sudah layak jika digunakan sebagai media berkarya seni membetuk. Hal ini
karena karakteristik grajen warna saat dalam proses dan hasil penggunaan, sudah memenuhi sebagian besar kriteria media seni membentuk yang baik bagi anak.
Bahkan grajen warna ini memiliki ciri khas dan keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan media membentuk yang lain. Dengan bahan yang murah
dan mudah diperoleh, dapat dihasilkan media berkarya seni membentuk yang cukup berkualitas yang dapat menghasilkan karya yang inovatif.
4.5 Kendala-kendala Pemanfaatan Grajen Warna dalam
Pembelajaran Seni Membentuk
Meskipun secara keseluruhan tidak ada kendala yang berarti dalam pembelajaran berkarya seni membentuk dengan menggunakan grajen warna,
namun terdapat beberapa kendala kecil yang bersifat teknis dan non-teknis. Kendala yang bersifat teknis antara lain terkait dengan persiapan saat akan
melakukan proses pembuatan karya, ketersediaan ruang, serta kondisi kelas setelah proses pembelajaran yang cenderung menjadi kurang teratur karena
berbagai macam peralatan yang digunakan. Pada saat akan melakukan kegiatan berkarya seni membentuk, siswa harus
mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan mulai dari koran sebagai alas meja agar meja tidak menjadi kotor, cutter, potongan lidi, ballpoint bekas dan
berbagai benda lain yang dibutuhkan. Siswa diharapkan membawa peralatan itu sendiri-sendiri dan tidak saling meminjam bergantian, agar tidak mengganggu
proses berkarya siswa yang lain.
139
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, sekolah ini tidak mempunyai ruang khusus keterampilan.
Oleh karena itu, pembelajaran berkarya seni membentuk ini dilakukan di dalam kelas. Akibatnya kondisi kelas menjadi kurang
teratur setelah proses berkarya berlangsung. Kendala yang terjadi adalah ruang kelas menjadi kotor. Hal ini disebabkan oleh keadaan siswa yang sangat asik dan
senang saat proses berkarya, sehingga kurang begitu memperhatikan kebersihan kelas. Oleh karena itu, setelah proses berkarya berlangsung, siswa harus
membersihkan kelas terlebih dahulu sebelum waktu pembelajaran selesai. Selain kebersihan kelas, kendala yang lain adalah tentang kebersihan
tangan siswa yang menjadi sedikit kotor setelah menggunakan grajen warna tersebut. Warna telapak tangan akan sedikit berwarna setelah pemakaian grajen
warna. Namun, karena pewarna yang digunakan yaitu pewarna makanan, maka warna tersebut bisa langsung hilang jika dicuci dengan menggunakan sabun.
Sedangkan kendala yang bersifat non-teknis adalah pada saat proses pengenalan siswa dengan media grajen warna. Karena merupakan media yang
baru bagi siswa, maka pada awalnya siswa merasa ragu-ragu saat akan memegang media ini. Media ini dibuat dengan berbagai campuran bahan, maka wajar jika
memiliki bau yang khas. Meskipun bau yang khas itu sebenarnya adalah efek dari bau grajen yang dicampur dengan lem dan tepung, namun banyak juga siswa yang
tidak mempermasalahkan bau ini, sehingga para siswa tersebut langsung berani menggunakannya. Karena adanya rangsangan dari teman-temannya, maka
beberapa anak yang pada awalnya ragu menjadi tertarik untuk menggunakannya,
140
dan akhirnya beberapa siswa ini terbiasa dengan bau tersebut dan tidak mempersalahkannya.
Meskipun dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media grajen warna memang terdapat beberapa kekurangan, namun kekurangan ini tidak
memberikan dampak yang cukup besar terhadap proses dan hasil pembelajaran.
141
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan