17
3 Proporsi proportion
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan –
perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang.
4 Irama Rhythm
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk-bentuk alam misalnya pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut,
gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur rupa.
5 Dominasi Domination
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata dominance yang berarti
keunggulan. Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsur sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut
Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher . Dominasi mempunyai beberapa
tujuan yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.
2.2 Pembelajaran Seni Rupa
2.2.1 Konsep Pembelajaran Seni Rupa
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Salah satu pakar tersebut adalah Slavin
18
dalam Anni, C 2010: 82 yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Lebih lanjut, Irawan Prasetya dkk.
1997: 2 menyatakan bahwa belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon yang mungkin berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan. Oleh karena
itu, menurut Anni, C 2010: 82 belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, bahkan persepsi
seseorang. Dari definisi yang dikemukakan tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa
belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon dari sebuah pengalaman yang menyebabkan adanya perubahan individu baik dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, atau persepsi seseorang.
Sama halnya dengan belajar, pembelajaran juga merupakan sebuah proses. Degeng dalam Wena 2009: 2 menyatakan bahwa pembelajaran berarti upaya
membelajarkan siswa. Pembelajaran merupakan proses belajar yang sudah terarah dan terprogram. Hal ini didukung oleh pernyataan Dimyadi dan Mujiono dalam
Sobandi 2008: 152 bahwa pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Selanjutnya, Surya dalam Sobandi 2008: 153 menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
19
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram, sistemis serta
menerapkan strategi-strategi yang matang kepada siswanya demi tujuan yang diharapkan yaitu adanya perubahan tingkah laku.
Dalam pendidikan seni rupa, perubahan tingkah laku yang diharapkan masih dispesifikkan lagi. Menurut Syafi’i 2006: 9 pendidikan seni rupa
dianggap sebagai wahana pendidikan ekspresivitas, sensitivitas dan kreativitas. Lebih lanjut dalam tulisannya tersebut, Syafi’i juga menyatakan bahwa
ekspresivitas berkaitan dengan ungkapan psikologis seseorang meliputi perasaan, perhatian, fantasi dan imajinasi, sensitivitas berkaitan dengan kepekaan menerima
rangsang yang diwijudkan dengan sikap menghargai karya seni, dan kreativitas berkaitan dengan daya untuk mencipta, mengembangkan ide atau gagasan baru ke
dalam karya seni. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni
rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram, sistemis serta menerapkan strategi-strategi yang matang kepada siswanya demi tujuan yang
diharapkan yaitu adanya perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan ekspresivitas, kreativitas dan sensitivitas dalam karya seni rupa.
2.2.2 Tujuan Pembelajaran Seni Rupa