80
Berdasarkan uraian tersebut dapat digarisbawahi bahwa hubungan antara siswa kelas 5 dengan guru kelas dapat berjalan dengan baik dalam proses
pembelajaran. Siswa dapat menjalankan tugas sesuai dengan peraturan, baik yang dibuat oleh guru atau peraturan kesepakatan kelas, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Karena lokasi sekolah yang berada di sekitar kawasan industri kerajinan kayu dan pasar, maka sebagiam besar mata pencaharian orang
tua siswa kelas 5 ini adalah swasta dan petani.
4.1.7 Keadaan Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan SBK Kelas 5
Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas 5 terjadwal tiap hari Sabtu selama 2 jam pelajaran pada jam ke tiga dan ke empat, yaitu pada pukul
09.30 hingga 11.00 WIB. Sesuai dengan SKKD, idealnya pelajaran SBK terdiri dari mata pelajaran seni rupa, seni musik dan seni tari. Akan tetapi, mata pelajaran
yang diberikan hanya mata pelajaran seni rupa dan seni musik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pembelajaran SBK di kelas ini
cukup baik. Hal ini nampak pada kemampuan guru dalam mengajar mata pelajaran seni rupa dengan memberikan tugas siswa untuk menggambar, dan pada
mata pelajaran seni musik dengan mengajari siswa bermain alat musik recorder. Nilai KKM pelajaran seni budaya pada sekolah ini adalah 6,5.
Dari hasil dokumentasi, karya gambar siswa yang dihasilkan pada mata pelajaran seni rupa cukup baik.
Pada mata pelajaran seni musik, murid juga nampak senang dalam bermain alat musik recorder. Meskipun demikian, dalam
pembelajaran SBK ini juga terdapat beberapa kekurangan.
81
Gambar 20: pembelajaran alat musik recorder
Gambar 21: Karya Dwi Sri Martati Sumber: hasil foto peneliti
Kekurangan yang pertama nampak pada karya yang dihasilkan siswa. Jika dilihat dari unsur objek dan figur, gambar karya Dwi Sri Martati tentang
sekerumunan gajah di atas sudah cukup baik. Namun jika dilihat dari unsur pewarnaan, karya tersebut masih nampak kurang maksimal. Hal ini disebabkan
karena jenis media yang dimiliki dan yang sering digunakan siswa untuk menggambar hanya berupa pensil, pensil warna, spidol dan krayon. Media itu pun
memiliki kualitas yang kurang baik, sehingga terasa sulit untuk menghasilkan karya secara maksimal. Apalagi pengetahuan tentang penguasaan teknik
penggunaan media tersebut masih minim.
82
Selain itu, salah satu kekurangan dalam pembelajaran SBK ini yaitu pada peran guru yang nampak kurang maksimal dalam menyampaikan teori pada mata
pelajaran tersebut. Dalam mata pelajaran seni rupa misalnya, guru hanya memberikan tugas menggambar kepada siswa tanpa membekali teori dan tanpa
menggunakan media tertentu untuk menumbuhkan minat serta motivasi siswa dalam berkarya, sehingga siswa nampak kurang bersemangat saat diberi tugas
menggambar. Selain karena pemberian teori dan motivasi yang kurang maksimal,
pemberian materi pembelajaran SBK juga monoton, karena guru selalu menugaskan siswa untuk membuat karya gambar, sedangkan kemampuan dan
keterampilan siswa untuk berkarya seni membentuk tidak pernah dilakukan, padahal dalam SKKD juga terdapat materi pokok pembelajaran untuk membuat
karya 3 dimensi berupa topeng. Namun beberapa kekurangan ini bisa dimaklumi karena guru yang mengajar pelajaran SBK merupakan guru kelas yang tidak
berprofesi dalam bidang seni. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni
budaya dan keterampilan di kelas 5 tersebut secara umum sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat berbagai kekurangan, baik pada kemampuan guru dalam
mengajar seni budaya, atau ketersediaan media pembelajaran yang masih kurang.
4.2 Grajen Warna sebagai Media Berkarya