Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
8 Perbaikan kehidupan better living
Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbiaki keadaan kehidupan setiap keluarga dan masyarakat;
9 Perbaikan masyarakat better community
Keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan fisik dan sosial yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan
masyarakat yang lebih baik pula.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka tujuan pemberdayaan meliputi: perbaikan pendidikan, perbaikan aksesibilitas, perbaikan tindakan, perbaikan
kelembagaan, perbaikan usaha, perbaikan pendapatan, perbaikan lingkungan, perbaikan kehidupan, dan perbaikan masyarakat.
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi
kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-
masalah yang dihadapi dengan mempergunakan ndaya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengerahan
sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut Unnes Press, 2010: 19.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, tujuan pemberdayaan dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberdayaan membentuk individu dan masyarakat
menjadi mandiri dan memperbaiki kehidupan masyarakat. Untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia yang utuh dengan
kondisi kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif, dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik-material.
Selanjutnya tahapan program pemberdayaan berupa Simpan Pinjam Perempuan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan.
Perencanaan program simpan pinjam perempuan; sosialisasi terkait SPP dimulai dari tahun 2009 di Kecamatan Godong untuk pertama kalinya karena program
pemberdayaan masyarakat dan desa baru di laksanakan di Godong, kemudian masyarakat membuat kelompok dan mengajukan proposal ke UPK Unit
Pengelola Kegiatan di Kecamatan terkait dana yang diajukan, diverifikasi oleh tim TV, selanjutnya dirapatkan di lembagaan Kecamatan. Dimana lembaga
Kecamatan itu diantaranya Badan Kerjasama Antar Desa BKAD, Badan Pengawas Unit Pengelola Kegoatan BPUPK, Tim Verifikasi TV, Fasilitator
Pemberdayaan FK, Fasilitator Teknik FT, Tim Pendanaan, Penanggung Jawab Operasional Kerja PJOK, dan Unit Pengelola Kegiatan UPK. Kelembagaan
Kecamatan tersebut memusyawarahkan dan memutuskan layak tidaknya kelompok SPP untuk menerima dana dengan melihat kondisi keuangan UPK dari
kelompok dengan cara dirangking dan kemudian didanai dan layak menerima bantuan.
Dalam pelaksanaannya SPP, Tim UPK bersama Fasilitator Pemberdayaan, didampingi Kepala Desa sebagai narasumber memberikan sambutan, untuk
mencairkan dana dan diberikan ke ketua SPP. Dengan ketentuan per bulan membayar angsuran dalam jangka waktu 1 tahun. Tidak ada dana dalam
pemeliharaan, namun pembinaan ke Kepala Desa dan tugas fasilitator
pemberdayaan yaitu mensosialisasikan SPP agar tetap utuh, tidak ada kendala dan lancar.
Selanjutnya monitoring dalam SPP yaitu, di dalam dana operasional kegiatan ada dana untuk para kelembagaan, dan tugas fasilitator pemberdayaan itu
membimbing dan mengawasi kelompok SPP. Semakin banyak uang yang bergulir, desa mendapatkan dana sosial dari bunga SPP. Dimana dana sosial itu
digunakan sebagai kegiatan sosial. Diantaranya pembelian sembako murah, rehap rumah RTM Rumah Tangga Miskin, jembatanisasi, kursi roda, cangkul,
kambing disesuaikan kebutuhan desa. Menurut Kartasasmita Mardikanto dan Soebiato, 2012: 290 berpendapat
bahwa untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan masyarakat telah berhasil, perlu ada pemantauan dan penetapan sasaran, sejauh mungkin yang dapat diukur
untuk dapat dibandingkan. Pemberdayaan masyarakat dengan sendirinya berpusat pada bidang
ekonomi, karena sasaran utamanya adalah memandirikan masyarakat, di mana peran ekonomi teramat penting.
Selanjutnya keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses
manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis jenis, Suharto Mardikanto dan Soebiato, 2012: 291. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan
empat dimensi kekuasaan, yaitu: kekuasaan di dalam, kekuasaan untuk, kekuasaan atas, dan kekuasaan dengan.