Simpan Pinjam Perempuan SPP
                                                                                Sebagaimana  dikutip  dalam  Suharto  2005:  58  -  59  bahwa  pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses,dan cara-cara pemberdayaan meliputi :
1. Pemberdayaan  bertujuan  untuk  meniingkatkan  kekuasaan  orang-orang  yang
lemah atau tidak beruntung.
2. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat
untuk  berpartisipasi  dalam,  barbagai  pengontrolan  atas,  dan  mempengaruhi terhadap,  kejadian-kejadian  serta  lembaga-lembaga  yang  mempengaruhi
kehidupannya.  Pemberdayaan  menekankan  bahwa  orang  memperoleh ketrampilan,  pengetahuan,  dean  kekuasaan  yang  cukup  untuk  mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan oran lain yang menjadi perhatiannya.
3. Pemberdayaan  menunjuk  pada  usaha  pengalokasian  kembali  kekuasaan
melalui pengubahan struktur social.
4. Pemberdayaan  adalah  suatu  cara  dengan  mana  rakyat,  organisasi,  dan
komunitas  diarahkan  agar  mampu  menguasai  atau  berkuasa  atas kehidupannya.
Menurut  Ife  Suharto,  2005:  59,  pemberdayaan  memuat  dua  pengertian kunci,  yakni  kekuasaan  dan  kelompok  lemah.  Kekuasaan  diartikan  bukan  hanya
menyangkut  kekuasaan  politik  dalam  arti  sempit,  melainkan  kekuasaan  atau penguasaan  klien  atas:  pilihan-pilihan  persoalan  dan  kesempatan-kesempatan
hidup,  pendefinisian  kebutuhan,  ide  atau  gagasan,  lembaga-lembaga,  sumber- sumber, aktivitas ekonomi dan reproduksi.
Porter,  E.  2013:  6  dalam  penelitiannya  mengemukakan  bahwa: “Empowerment reiterated three common themes. First, empowerment needs
to  be  inclusive  of  difference.  Second,  empowerment  can  only  happenwhen there is a felt sense of security. Third, empowerment prompts transformative
changes, including the capacity to mobilise women in local communities to deal with conflict
”. Yang  artinya:  Pemberdayaan  menegaskan  tiga  tema  umum.  Pertama,
pemberdayaan  perlu  termasuk  perbedaan.  Kedua,  pemberdayaan  hanya terjadi  ketika  bisa  ada  merasa  rasa  aman.  Ketiga,  pemberdayaan  meminta
perubahan  transformatif,  termasuk  kapasitas  untuk  memobilisasi  kaum perempuan dalam masyarakat setempat untuk menangani konflik.