Jenis-Jenis Anggaran Sistem Anggaran Sektor Publik

3. Keutuhan Anggaran. Semua penerimaan dan belanja harus terhimpun dalam dana umum. 4. Nondiscretionary Appropiation. Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif. 5. Periodik. Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan. 6. Akurat. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagi kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya understimate pendapatan dan Over estimate pengeluaran. 7. Jelas. Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan. 8. Diketahui Publik. Anggaran harus di informasikan kepada masyarakat luas.

2.3.8. Jenis-Jenis Anggaran

Sektor Publik Menurut Mahsun 2006 jenis-jenis anggaran sektor publik terdiri dari : 1. Anggaran Operasional. Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalanakan pemerintahan misalnya anggaran untuk pengeluaranbelanja rutin. Pengeluaran ini manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi perusahaan. 2. Anggaran ModalInvestasi. Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot dan sebagainya. Belanja ModalInvestasi merupakan contoh anggaran modal. Belanja modal ini manfaatnya cenderung melebihi satu tahun dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah.

2.3.9. Sistem Anggaran Sektor Publik

Sistem anggaran sektor publik terdiri dari empat bagian yaitu Mahsun, 2006 : 1. Sistem Anggaran Tradisional. Sistem anggaran tradisional mempunyai ciri utama yaitu : a. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism yaitu penyusunan anggaran dilakukan hanya dengan menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan data tahun sebelumnya sebagai dasar besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian secara mendalam. b. Struktur dan susunan anggaran bersifat line-item artinya anggaran disusun berdasarkan item-item penerimaan dan pengeluaran yang pernah digunakan pada tahun sebelumnya. 2. Sistem Anggaran Kinerja Performance Budgeting System Sistem anggaran kinerja ini disusun untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada anggaran tradisional, terutama kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk megukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. 3. Zero Based Budgeting System Sistem penyusunan anggaran yang benar-benar didasarkan pada kebutuhan saat ini tanpa berpatokan pada anggaran tahun lalu. Dengan zero based budgeting penyusunan anggaran diasumsikan mulai dari nol sehingga item-item anggaran tahun lalu mungkin dikurangi, ditambah, atau bahkan diganti sama sekali dengan item-item yang baru yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. 4. Planning, Programing, and Budgeting System PPBS Sistem penganggaran ini didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utama adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisonal yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan program yaitu pengelompokkan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.

2.3.10. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik