b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Antara lain terdiri dari :
i. Anggaran kas ii. Anggaran piutang
iii. Anggaran persediaan iv. Anggaran utang
v. Anggaran neraca
2.2.6. Metode Pembuatan
Anggaran
Menurut Harahap 1997 ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan
cara : 1. Otoriter atau top down
Dalam metode otoriter, anggaran yang disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus
dilaksanakan bahwa tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya.
2. Demokrasi atau bottom up Dalam metode demokrasi anggaran disusun berdasarkan hasil
keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun
anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. 3. Campuran
atau top down dan buttom up
Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas. Disini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas
kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan
dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.
2.2.7. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran
Menurut Gudono 1993 tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk menyusun anggaran adalah sebagai berikut :
1. Manajemen puncak mengirim prinsip-prinsip penyusunan anggaran termasuk tujuan umum perusahaan ke masing-
masing bagian serta membentuk komite anggaran, jika belum memiliki komite.
2. Masing-masing bagian menyusun anggaran operasional rencana laba dimulai dengan membuat ramalan penjualan dan anggaran
penjualan. Masing-masing manajer yang terlibat menerima anggaran penjualan itu untuk dijadikan dasar penyusunan
anggaran operasionalnya sendiri. Konsultasi dengan komite anggaran atau manajemen yang lebih tinggi sering dilakukan
pada tahap ini. 3. Negosiasi antar bagian dan komunikasi dengan pihak atasan.
4. Koordinasi dan pembahasan kembali terhadap rancangan anggaran yang diajukan masing-masing departemen oleh komite
anggaran. Beberapa revisi mungkin dilakukan supaya terjadi keharmonisan antara anggaran dari departemen yang satu
dengan anggaran dari departemen yang lain. 5. Persetujuan akhir dari manajemen puncak. Anggaran induk
kemudian dibagi-bagi ke setiap departemen.
2.2.8. Proses Pengendalian Anggaran