III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penulisan skripsi di mulai pada bulan April 2006. Waktu yang diperlukan dalam rencana penulisan penelitian, pengumpulan data, hingga penulisan laporan
dilakukan sampai bulan Desember 2006. Adapun wilayah yang dipilih sebagai obyek studi dan sekaligus sebagai
lokasi penelitian adalah Kabupaten Dati II di Kawasan Timur Indonesia. Lokasi ini diambil dengan pertimbangan: 1 tersedianya data PDRB kabupatenkota yang
ada di Kawasan Timur Indonesia, 2 kondisi sumber daya alam yang begitu melimpah namun kesejahteraan masyarakat rendah. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, diharapkan ketimpangan yang terjadi dapat tergambar dengan nyata dan diharapkan adanya solusi penanggulangan dari permasalahan tersebut, supaya
antar kabupaten Dati II di Kawasan Timur Indonesia dapat mencapai konvergensi.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Analisis data dilakukan dengan regresi yang menggunakan data dari seratus sembilan kabupatenkota yang berada dalam wilayah Kawasan Timur
Indonesia. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi: 1 PDRB atas dasar harga konstan tahun 1993, 1996, 1998 dan
2004 menurut kabupatenkota yang ada di Kawasan Timur Indonesia, 2 jumlah penduduk tahun 1993, 1996, 1998 dan 2004 menurut kabupatenkota Kawasan
Timur Indonesia, 3 Kawasan Timur Indonesia dalam angka, 4 pendidikan
tahun 1993, 1996, 1998 dan 2004 menurut kabupatenkota di Kawasan timur Indonesia, dan 5 beberapa macam data sekunder lainnya yang diambil dari
berbagai sumber. Sumber data tersebut diperoleh dari: 1 Badan Pusat Statistik BPS
Pusat, 2 publikasi beberapa penelitian terdahulu, 3 serta literatur dan sumber pustaka lainnya. Periode analisis dalam penelitian ini adalah tahun 1993, 1996,
dan 1998. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak software Minitab
dan Microsoft Excel.
3.3. Metode Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif diinterpretasikan secara deskriptif, sedangkan
data kuantitatif akan diolah dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi adalah analisis yang berkenaan dengan studi ketergantungan satu variabel
terhadap satu atau lebih variabel lain Gujarati, 1978. Regresi yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan regresi linear berganda dengan menggunakan
bantuan software Minitab dan Microsoft Excel. Untuk mengukur apakah konvergensi pendapatan antar Kabupatenkota di
Kawasan Timur Indonesia terjadi, dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan atau tahapan-tahapan antara lain adalah analisis tingkat konvergensi antar
Kabupatenkota yang terdiri dari analisis konvergensi absolut dan analisis konvergensi bersyarat dengan memasukkan variable-variabel lain seperti
pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Υ ⋅
Υ −
Υ =
∑
i i
i W
n f
CV
2
i
Υ Υ
3.3.1. Analisis Ketimpangan Pendapatan
Pengukuran ketimpangan pendapatan antar daerah di Kawasan Timur Indonesia dilakukan dengan menggunakan metode CVw yang diperkenalkan oleh
Williamson 1965 dengan rumus:
dimana: CVw = indeks ketimpangan pendapatan daerah
fi = jumlah penduduk di daerah i jiwa n = penduduk total jiwa
= PDRB per kapita di daerah i rupiah = PDRB per kapita untuk propinsi rupiah
Oshima dalam Matolla 1985 menetapkan sebuah kriteria yang digunakan
untuk menentukan tingkat ketimpangan taraf rendah, sedang atau tinggi. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Ketimpangan taraf rendah, bila indeks ketimpangan kurang dari 0,35
b. Ketimpangan taraf sedang, bila indeks ketimpangan antara 0,35 – 0,50
c. Ketimpangan taraf tinggi, bila indeks ketimpangan lebih dari 0,50
3.3.2. Analisis Konvergensi
Dalam Garcia dan Soelistianingsih 1998 disebutkan model yang digunakan untuk menguji apakah terjadi konvergensi absolut kabupaten yang
lebih miskin tumbuh lebih cepat dari pada kabupaten yang lebih kaya dapat ditulis sebagai berikut:
t t
y b
a t
y y
ε +
+ =
ln ln
t i
t
b y
b a
t y
y ε
+ Χ
+ +
=
2 1
ln ln
…………………………………………………. 5 dimana:
lny
t
y t = Pertumbuhan pendapatan per kapita per tahun pada tahun akhir t
y = PDRB per kapita tahun awal 1993,1996 dan 1998
y
t
= PDRB per kapita tahun akhir 2004 a
= Konstanta b =
Koefisien regresi
t = tahun akhir dikurangi tahun awal
ε
t
= error
Jika nilai b0 akan mengakibatkan kecenderungan untuk mencapai konvergen yang tinggi atau nilai konvergensi pendapatan yang terjadi tinggi.
Untuk melihat tingkat konvergensi absolut yang terjadi, data yang digunakan adalah dengan meregresikan PDRB per kapita tahun 2004 dengan PDRB per
kapita tahun 1993, tahun 1996, dan tahun 1998. Untuk menguji apakah terjadi konvergensi bersyarat kabupaten yang
lebih miskin tumbuh lebih cepat dari pada kabupaten yang lebih kaya jika variabel yang lain seperti presentase pendidikan dimasukkan maka model analisis yang
digunakan adalah: .................................................................6
dimana: lny
t
y t = Pertumbuhan pendapatan per kapita per tahun pada tahun akhir t
y = PDRB per kapita tahun awal 1993,1996 dan 1998
y
t
= PDRB per kapita tahun akhir 2004
X
i
= Tingkat Pendidikan tahun awal a =
Konstanta b
1
, b
2
= Koefisien regresi t
= tahun akhir dikurangi tahun awal ε
t
= error
Untuk melihat tingkat konvergensi bersyarat yang terjadi, dapat dilihat dari nilai koefisien regresi. Jika nilai koefisien regresinya lebih kecil dari nol b1 0 maka
akan cenderung konvergen atau nilai konvergensi antar kabupatenkota di
Kawasan Timur Indonesia tinggi. 3.3.3. Koefisien Determinasi R
2
dan Adj R
2
Digunakan untuk melihat sejauh mana variabel bebas mampu menerangkan keragaman variabel terikatnya. Menurut Gujarati 1993, terdapat
dua sifat R
2
yaitu: 1.
Merupakan besaran non-negatif 2.
Batasnya adalah 0 ≤ R
2
≤ 1. Jika R
2
bernilai 1 berarti suatu kecocokan sempurna, sedangkan jika R
2
bernilai 0 maka tidak ada hubungan antara variabel terikat dan bebasnya.
Salah satu masalah jika menggunakan ukuran R
2
untuk menilai baik buruknya suatu model adalah akan selalu mendapatkan nilai yang terus meningkat
seiring dengan penambahan variabel bebas ke dalam model, sehingga Adj R
2
bisa juga digunakan untuk melihat sejauh mana variabel bebas mampu menerangkan
keragaman variabel terikatnya. Uji ini juga digunakan untuk melihat seberapa kuat variabel yang dimasukkan kedalam model dapat menerangkan model. Secara
umum, R
2
Adj merupakan besaran yang paling sering digunakan untuk mengukur kebaikan-suai goodness of fit garis regresi. Koefisien determinasi
mengukur persentase atau proporsional total varians dalam variabel endogen yang dijelaskan model regresi. Sifat dasar dari R
2
Adj adalah besaran yang selalu bernilai positif namun lebih kecil dari satu. Nilai R
2
Adj berkisar antara 0 hingga 1 kecocokan model dikatakan lebih baik jika R
2
Adj semakin mendekati 1 satu
3.3.4. Pengujian Terhadap Model Penduga Uji F
Uji F digunakan untuk membuktikan secara statistik bahwa seluruh koefisien regresi juga signifikan dalam menentukan nilai dari variabel tak bebas.
Untuk uji F hipotesis yang di uji adalah: H
: β
1
= β
2
= ... = β
k
= 0 H
1
: tidak semua β sama dengan 0
Dalam uji F jika seluruh nilai sebenarnya dari parameter regresi k adalah variabel-variabel bebas dalam persamaan sama dengan nol, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel tak bebas dengan variabel bebas. Atau dapat dilihat juga dari nilai probability F-statistiknya,
jika probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan
variabel-variabel tak bebas.
3.3.5. Uji Signifikan Individu Uji t
Uji signifikan individu dikenal dengan uji t uji parsial. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa koefisien regresi dalam model secara
statistik bersifat signifikan atau tidak. Dengan uji t akan dilihat apakah secara
statistik koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas secara terpisah memiliki pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Melalui uji t ini
akan diuji apakah koefisien regresi satu per satu secara statistik signifikan atau tidak. Untuk uji t hipotesis yang di uji adalah:
H :
β = 0 H
1
: β ≠ 0
Untuk uji t ini dapat dilihat melalui probabilitas dari masing-masing variabel bebas, jika probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tak bebas, dan sebaliknya jika probabilitasnya lebih
besar dari taraf nyata yang digunakan maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tersebut tidak signifikan mempengaruhi variabel tak bebas.
3.4. Definisi Operasional Data
1. PDRB adalah jumlah seluruh nilai tambah produk yang dihasilkan oleh
berbagai lapangan usaha atau sektor yang melakukan kegiatan usahanya disuatu wilayah tanpa memperhatikan pemilikan atas faktor produksi yang
dipakai. Saat ini PDRB masih digunakan sebagai alat untuk mengukur pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Hal ini dikarenakan masih
sulitnya memperhatikan arus pendapatan yang mengalir antar wilayah antar propinsi. Definisi pendapatan yang sebenarnya adalah perkiraan pendapatan
yang diterima oleh penduduk suatu wilayah yaitu jumlah seluruh pendapatan balas jasa atas faktor produksi yang dimiliki oleh suatu wilayah tersebut
tanpa memperhatikan dimana faktor produksi tersebut berproduksi. PDRB terbagi menjadi dua bagian yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB
atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku adalah PDRB yang dinilai atas dasar harga berlaku dari masing-masing tahunnya pada wilayah
yang bersangkutan. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar adalah PDRB tersebut dinilai atas dasar harga tetap yang terjadi
pada tahun dasar wilayah yang bersangkutan. PDRB yang digunakan dalam penelitian ini atas dasar harga konstan tahun 1993, dan data PDRB yang
gunakan dalam penelitian ini adalah data PDRB kabupatenkota di KTI tahun 1993, tahun 1996, tahun 1998, dan tahun 2004.
2. Jumlah Penduduk adalah jumlah seluruh penduduk pada suatu wilayah
menurut perkiraan akhir tahun. 3.
Tingkat Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh seseorang dalam hidupnya dan dihitung dalam tahun dilihat dari
jumlah murid SD, SMP, SMU. 4.
Tahun awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 1993, tahun 1996, dan tahun 1998. Dalam penelitian ini tahun akhir yang digunakan
adalah tahun 2004.
IV. GAMBARAN UMUM KETERTINGGALAN KAWASAN TIMUR INDONESIA
4.1. Keadaan Umum Kawasan Timur Indonesia
Menentukan batasan dan lingkup wilayah KTI yang terdiri dari berbagai pulau sangat sulit dan tidak dapat hanya berdasarkan posisi geografis wilayah
yang berada di bagian timur Indonesia atau berdasarkan kinerja perekonomian semata. Tetapi beberapa aspek seperti demografi, sumber daya alam, sarana dan
prasarana serta aspek sosial ekonomi perlu dipertimbangkan. Batasan KTI yang menjadi ruang lingkup pada penelitian ini adalah wilayah Indonesia selain
Sumatera dan Jawa, yaitu: Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Irian Jaya. Penentuan batasan dan lingkup wilayah ini
bertujuan untuk mempermudah pembahasan dalam mengkaji konvergensi pendapatan antar kabupatenkota di Kawasan Timur Indonesia.
Ketidakseimbangan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang terjadi antara KTI dan KBI Kawasan Barat Indonesia, antara lain akibat
perbedaan perlakuan pembangunan yang selama ini dilakukan terutama pada saat sebelum masa reformasi. Dalam statistik dapat dikatakan prestasi kemajuan
daerah-daerah di KTI secara rata-rata belum menyamai keberhasilan daerah di KBI, padahal potensi KTI cukup besar dalam pembangunan seperti tersedianya
sumber daya alam yang melimpah tetapi pengolahannya belum optimal,