tahun 1997 terjadi krisis ekonomi yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia, tetapi tidak terlalu berdampak besar terhadap perekonomian di KTI.
Bila dibandingkan antara KTIKawasan Timur Indonesia dengan KBIKawasan Barat Indonesia penurunan pertumbuhan ekonomi lebih di alami di KBI terutama
di pulau Jawa, pulau tersebut merupakan sentral dari perekonomian di tahun tersebut. Pada tahun 1997 pertumbuhan PDRB per kapita di KTI untuk daerah
miskin lebih tinggi dari pada pertumbuhan PDRB per kapita di daerah kaya, dikarenakan pada tahun ini pertumbuhan pendapatan di KTI cenderung terjadi
konvergensi. Begitu pula antara tahun 1998 hingga 2004, perekonomian di seluruh Indonesia khususnya KTI cenderung membaik dan terus meningkat. Akan
tetapi peningkatan pertumbuhan di KTI pada tahun 1998-2004 belum kembali normal atau menyamai pada tahun 1993-1996. pada tahun 1998-2004 daerah
miskin lebih tinggi dari daerah kaya, dikarenakan pada tahun tersebut pertumbuhan pendapatan di KTI cenderung terjadi konvergensi.
4.4. Perkembangan PDRB di Kawasan Timur Indonesia
Pada tahun 1996 total PDRB atas dasar harga berlaku di Indonesia mencapai Rp 510,7 juta dengan kontribusi terbesar berasal dari pulau Jawa
sebesar Rp 307,5 juta atau peranannya sebesar 60,2 persen, kemudian diikuti pulau Sumatera sebesar Rp 108,7 juta atau sebesar 21,29 persen terhadap total
PDRB atas dasar harga berlaku di Indonesialampiran 1. Sementara itu wilayah KTI pada tahun 1996 hanya memberi peranan kurang lebih sebesar 18,51 persen,
wilayah yang terbesar memberikan kontribusi berasal dari pulau Kalimantan
sebesar Rp 45,04 juta atau peranannya sebesar 8,82 persen dan wilayah kontri busi terendah berasal dari pulau Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar Rp 3,3 juta
atau sebesar 0,65 persen. Pada tahun 2003 kontribusi dari seluruh pulau menurun karena terjadi
krisis ekonomi pada tahun 1997 yang mempengaruhi seluruh kegiatan perekonomian di Indonesia. Tetapi untuk Kawasan Timur Indonesia krisis
ekonomi tersebut tidak terlalu berpengaruh, ada beberapa daerah yang tidak mengalami penurunan dan kalaupun terjadi hanya turun beberapa persen saja.
Dari tahun 1996 sampai 2003 jumlah PDRB atas dasar harga berlaku terus meningkat, hanya di wilayah Maluku saja terjadi penurunan PDRB menjadi Rp
2,7 juta pada tahun 2000. Bila dilihat dari peranan PDRB tiap propinsi terhadap total PDRB di Indonesia, dalam kurun waktu tersebut ada beberapa wilayah yang
mengalami penurunan dan kenaikan, misalnya Kalimantan Timur yang memiliki peningkatan kontribusi pada tahun 2000 menjadi 5,52 persen tetapi pada tahun
2003 turun menjadi 4,46 persen. Begitu pula yang dialami untuk daerah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat Lampiran 1.
Perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga konstan setiap propinsi di Kawasan Timur Indonesia antara tahun 1993 sampai tahun 2004 cenderung
terus meningkat, tetapi pada tahun 1997 terjadi penurunan PDRB per kapita yang dikarenakan terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis yang
terjadi tidak terlalu berpengaruh di KTI, karena pada tahun tersebut kegiatan perekonomian lebih didominasi di Jawa.
0.000 50.000
100.000 150.000
200.000 250.000
300.000 350.000
400.000
1993 1996
1998 2004
TAHUN P
D R
B pe
r ka
pi ta
R p
. KALIMANTAN
SULAWESI BALI
NUSA TENGGARA MALUKU
IRIAN JAYA
Sumber: BPS, diolah
Gambar 6. Persentase PDRB per kapita tiap Pulau KTI
Dalam Gambar 6 terlihat perkembangan PDRB per kapita masing-masing wilayah di Kawasan Timur Indonesia. Jika dilihat dari arah perkembangan PDRB
per kapita masing-masing wilayah menunjukkan perkembangan pendapatan yang hampir sama yaitu cenderung meningkat, hanya dari segi nilai absolutnya yang
jauh berbeda. Dari tahun 1993-2004 nilai PDRB per kapita masing-masing wilayah meningkat secara bertahap. Pada saat memasuki masa krisis tahun 1997,
hampir semua wilayah mengalami penurunan nilai PDRB per kapita, kecuali wilayah Sulawesi.
Propinsi yang mengalami penurunan kontribusi antara lain dari propinsi Kalimantan Tengah, Bali, NTB, dan Irian Jaya, adapun persentase PDRB per
kapitanya secara berturut-turut pada tahun 1998 sebesar 6.45, 9,59, 2,58, dan 16.98 Lampiran 7. Bila dilihat dari Gambar 6 pada tahun 1996-2004,
Kalimantan adalah wilayah yang memiliki nilai PDRB per kapita paling tinggi bila dibandingkan dengan wilayah lain. Propinsi yang memberikan kontribusi
terbesar berasal dari Propinsi Kalimantan Timur, persentase PDRB per kapitanya
secara berturut-turut pada tahun 1996, 1998, dan 2004 sebesar 21,31, 23,00, dan 26,33 Lampiran 7.
Pada tahun 1993-1998 perkembangan PDRB per kapita tidak jauh berbeda, tetapi setelah tahun 1998 dan setelah adanya otonomi daerah tahun 2001,
PDRB per kapita dari masing-masing wilayah meningkat tajam. Pada tahun 2004 yang memiliki PDRB per kapita paling tinggi tetap berasal dari wilayah
Kalimantan dibandingkan dengan wilayah lainnya, diikuti dengan Sulawesi di posisi kedua, Nusa Tenggara, Irian Jaya, Bali, dan yang terakhir Maluku.
Beberapa propinsi yang memberikan kontribusi terbesar pada tahun 2004 antara lain dari propinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Irian Jaya, dan Sulawesi
Utara, persentase PDRB per kapitanya secara berturut-turut sebesar 26,33, 11,68, 9,68, dan 8,73 Lampiran 7.
V. ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN