Keadaan Umum Kawasan Timur Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM KETERTINGGALAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

4.1. Keadaan Umum Kawasan Timur Indonesia

Menentukan batasan dan lingkup wilayah KTI yang terdiri dari berbagai pulau sangat sulit dan tidak dapat hanya berdasarkan posisi geografis wilayah yang berada di bagian timur Indonesia atau berdasarkan kinerja perekonomian semata. Tetapi beberapa aspek seperti demografi, sumber daya alam, sarana dan prasarana serta aspek sosial ekonomi perlu dipertimbangkan. Batasan KTI yang menjadi ruang lingkup pada penelitian ini adalah wilayah Indonesia selain Sumatera dan Jawa, yaitu: Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Irian Jaya. Penentuan batasan dan lingkup wilayah ini bertujuan untuk mempermudah pembahasan dalam mengkaji konvergensi pendapatan antar kabupatenkota di Kawasan Timur Indonesia. Ketidakseimbangan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang terjadi antara KTI dan KBI Kawasan Barat Indonesia, antara lain akibat perbedaan perlakuan pembangunan yang selama ini dilakukan terutama pada saat sebelum masa reformasi. Dalam statistik dapat dikatakan prestasi kemajuan daerah-daerah di KTI secara rata-rata belum menyamai keberhasilan daerah di KBI, padahal potensi KTI cukup besar dalam pembangunan seperti tersedianya sumber daya alam yang melimpah tetapi pengolahannya belum optimal, pertumbuhan penduduk yang meningkat dengan mantap, dan lahan yang luas tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan data di bawah yang diperoleh dari BPS dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk antara tahun 1993-2004 cenderung di beberapa wilayah di KTI relatif meningkat. Untuk KTI, wilayah Sulawesi Selatan memiliki jumlah penduduk yang tertinggi dari tahun 1993 sampai 2004. Pada tahun 2004 Sulawesi Selatan memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu 8534330 jiwa, sedangkan yang terendah adalah NTT yaitu sebesar 1093162 jiwa pada tahun 2004. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Propinsi J u m lah p e n duduk J u ta j iw a 1993 1996 1998 2004 Sumber : BPS, data diolah Gambar 3. Jumlah Penduduk tiap Propinsi di KTI 1993-2004 Pada tahun 2005, diperkirakan penduduk Indonesia mencapai jumlah 225,2 juta jiwa. Berdasarkan jumlah tersebut diperkirakan kurang lebih 13 persen berada di KTI, dan jika dilihat dari persebarannya tampak tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia didominasi di Pulau Jawa sebesar 60 persen, yang kedua berada di Sumatera 20 persen, kemudian di Sulawesi sekitar 7 persen, 5,5 persen berada di Kalimantan, selanjutnya 1 persen di Irian Jaya, dan sisanya tinggal di pulau-pulau lainnya 6,5 persen. Jumlah penduduk untuk Kawasan Timur Indonesia masih tergolong jarang jika dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia, karena banyak penduduk di KTI yang bermigrasi ke luar KTI misalnya saja bermigrasi ke Jawa dikarenakan Jawa merupakan sentral perekonomian. Salah satu sarana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia adalah pendidikan, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Pendidikan dapat pula dilihat sebagai investasi sumber daya manusia dan hasilnya akan diperoleh beberapa tahun kemudian. Ketimpangan dalam partisipasi pendidikan menjadi fenomena klasik di KTI. Kecenderungan rendahnya upaya pengembangan sumber daya baik alam dan manusia sebagai suatu keunggulan komparatif menyebabkan belum optimalnya pengembangan dan pembangunan di KTI. Secara keseluruhan Kawasan Barat mempunyai tahun partisipasi pendidikan pada fenomena yang konstan 87-88 persen, sedangkan KTI mempunyai pangsa sisanya. Di lain pihak kualitas sarana dan prasarana pendidikan di KTI cukup meningkat, akan tetapi kebanyakan terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu, terutama di ibukota propinsi. Sekolah-sekolah kejuruan serta pelatihan-pelatihan BLK yang sesuai dengan potensi lokal dianggap masih kurang. Pendidikan di beberapa wilayah di KTI cukup meningkat, seperti halnya di Provinsi Sulawesi khususnya di Sulawesi Selatan mengingat sudah berdirinya perguruan tinggi negeri dan beberapa perguruan tinggi swasta. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa antara tahun 1993-2004 jumlah murid cenderung meningkat, namun ada beberapa propinsi yang mengalami penurunan misalnya Sulawesi Utara. Dapat dilihat pula yang memiliki jumlah murid terbanyak berada di Provinsi Sulawesi Selatan yang hampir mencapai dua juta jiwa lebih pada tahun 2004. daerah yang mempunyai jumlah murid sedikit berada di propinsi Irian Jaya. Rendahnya tingkat pendidikan di wilayah KTI telah mengakibatkan rendahnya partisipasi penduduk dalam kegiatan pembangunan. Hal ini mengingat banyak diantara mereka yang tidak dapat memasuki pasaran kerja terutama yang memerlukan ketrampilan khusus. 500 1000 1500 2000 2500 Propinsi Ju m lah M u ri d R ib u Ji w a X1993 X1996 X1998 X2004 Ket : X = Jumlah Murid tahun analisis Sumber : BPS, data diolah Gambar 4. Jumlah Murid tiap Propinsi di KTI 1993-2004 Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi pendidikan di wilayah KTI perlu mendapat perhatian khusus. Dalam rangka meningkatkan bidang pendidikan di Kawasan Timur Indonesia salah satu strategi yang dapat dikembangkan adalah dengan peningkatan partisipasi sekolah terutama sekolah dasar, sekolah menengah dan pendidikan sejenis yang setara, pendirian sekolah- sekolah kejuruan yang sesuai dengan potensi sumber daya setempat, peningkatan mutu perguruan tinggi dan peningkatan akses di segala bidang yang menunjang untuk peningkatan pendidikan.

4.2. Permasalahan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia