Konvergensi Absolut dan Konvergensi Bersyarat

b. Metode Tidak LangsungAlokasi Menghitung nilai tambah suatu kelompok kegiatan ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaiaan kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan mutu atau kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan koreksi dan pembanding bagi data daerah. Dilihat dari penjelasan diatas PDRB dari suatu daerahwilayah lebih menunjukkan pada besaran produksi suatu daerah, bukan pendapatan yang sebenarnya diterima oleh penduduk di daerah bersangkutan. Walaupun demikian PDRB merupakan data yang paling representative dalam menunjukkan pendapatan dibandingkan dengan data-data yang lainnya.

2.5.4. Konvergensi Absolut dan Konvergensi Bersyarat

Studi empiris menunjukkan bahwa meskipun perekonomian miskin tumbuh lebih cepat dibanding perekonomian kaya, ketimpangan pada tahap awal pembangunan persaingan perekonomian justru meningkat, hal ini disebabkan ketimpangan perekonomian daerah yang kaya lebih rendah namun secara relatif nilai perubahan itu masih terlalu besar dibandingkan perubahan perekonomian di daerah miskin Garcia dan Soelistianingsih, 1998. Dalam literatur teori pertumbuhan ekonomi terdapat dua pandangan tentang konsep konvergensi. Konvergensi terjadi ketika perekonomian miskin cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan perekonomian kaya. Property ini dihubungkan dengan konsep β-convergence yang diperoleh dari analisa regresi antar perekonomian. Konsep konvergensi adalah β-convergence yang terdiri dari konvergensi absolut dan bersyarat serta α-convergence Garcia dan Soelistianingsih, 1998. Terjadinya proses konvergensi dimana daerah miskin cenderung tumbuh lebih cepat tidak serta merta menyebabkan menurunnya disparitas pendapatan regional per kapita. Artinya β-convergence tidak selalu identik dengan α- convergence. Meskipun tidak identik tetapi secara empiris β-convergence akan terverifikasi ketika α konvergen juga terverifikasi sehingga dalam prakteknya kedua konsep di atas dapat dilaksanakan bergantian. α-convergence akan terjadi antar beberapa negara ketika negara-negara tersebut mempunyai dispersi pendapatan per kapita yang cenderung menurun lebih cepat. Satu kelebihan utama dari β-convergence adalah analisa bersifat dinamis. Bila pengamatan jangka pendek tidak mampu memberi jawaban tentang dampak dari kebijakan publik, maka kita tidak dapat melihat bahwa dampak tersebut dalam kecenderungan jangka panjang. Dari sudut pandang teoritis, analisa β- convergence hanyalah analisa deskriptif dan sama sekali tidak berbicara tentang mekanisme di balik bekerjanya konvergensi tersebut, walaupun demikian analisanya berupa tes langsung terhadap hipotesis teori pertumbuhan neoklasik dengan asumsi diminishing return of capital. t t y b a t y y ε + + = ln ln Dengan analisa β-convergence, dapat diketahui kecepatan konvergensi secara pasti. Jika konvergensi adalah cepat, maka fokus kita adalah prilaku steady- state sebagaimana telah di ketahui bahwa mayoritas perekonomian berada dekat pada posisi steady-state. Jika konvergensi tidak cepat berarti bahwa posisi perekonomian berada jauh dari posisi steady-state maka lebih baik difokuskan pada pengalaman pertumbuhan yang dialami perekonomian dalam dinamika transisional. Model standar pertumbuhan ekonomi menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan tergantung dari perekonomian awal. Hubungan yang negatif antara pendapatan dengan tingkat pertumbuhan berarti daerah kaya mengalami pertumbuhan ekonomi rendah yang menunjukkan pendapatan cenderung konvergen secara absolut. Proses konvergen seperti ini disebut dengan konvergensi absolut Absolute Convergence, karena kenyataanya bahwa antar daerah mempunyai karakteristik perekonomian yang beragam mengakibatkan dugaan proses konvergensi absolut dinilai menjadi lemah sehingga konvergensi absolut pada umumnya diikuti oleh konvergensi bersyarat Conditional Convergence. Untuk melihat konsep konvergensi absolut tersebut dengan menggunakan persamaan ............................................................................ 5 Dimana: lny t y t = Pertumbuhan pendapatan per kapita per tahun pada tahun akhir t y = PDRB per kapita tahun awal rupiah t i t b y b a t y y ε + Χ + + = 2 1 ln ln y t = PDRB per kapita tahun akhir t rupiah a = Konstanta b = Koefisien regresi t = Tahun akhir dikurangi tahun awal ε t = error Dimana persamaan ini menunjukkan bahwa untuk ß-convergence yang diperoleh adalah harus memenuhi syarat b0, yang mengimplikasikan tingkat pengembalian rata-rata pertumbuhan pendapatan per kapita per tahun. Dengan nilai b yang lebih tinggi akan mengakibatkan kecenderungan mencapai konvergen yang tinggi pula. Hipotesis konvergensi absolut tidak selalu ada dengan keluarnya hubungan negatif antar pendapatan dengan tingkat pertumbuhan. Adakalanya hubungan tersebut tidak muncul namun ada ketika variabel-variabel lain yang dianggap berpengaruh seperti pendidikan, kesuburan dan kesehatan yang diikutsertakan dalam proses regresi. Kecenderungan konvergensi yang timbul dengan syarat keadaan variabel-variabel tersebut disebut konvergensi bersyarat. Konvergensi bersyarat merupakan alternatif uji konvergensi apabila daerah-daerah yang diteliti tidak memiliki heterogenitas parameter-parameter yang memungkinkan setiap daerah memiliki posisi kondisi mapan steady-state. Untuk melihat konsep konvergensi bersyarat dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: ...............................................................6 Dimana: lny t y t = Pertumbuhan pendapatan per kapita per tahun pada tahun akhir t y = PDRB per kapita tahun awal rupiah y t = PDRB per kapita tahun akhir rupiah X i = Tingkat Pendidikan tahun awal a = Konstanta b 1 , b 2 = Koefisien regresi t = tahun akhir dikurangi tahun awal εt = error

2.6. Kerangka Pemikiran Konseptual