Ekosistem hutan mangrove Hutan Mangrove

15 pula oleh berbagai jenis reptil seperti biawak Varanus salvator, kadal Mabouya fasciata dan berbagai jenis ular Boiga dendrophila. Hewan terbesar yang hidup di rawa-rawa hutan mangrove adalah buaya muara Crocodilus porosus. Mengenai potensi kayu, Rambe et al., 1983 melaporkan bahwa berdasarkan hasil cruising di 6 provinsi Aceh, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Irian Jaya pada pohon-pohon berdiameter 10 cm ke atas. Secara detail disajikan data seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis, kerapatan dan potensi mangrove di Indonesia Jenis Kerapatan individuha Potensi m 3 ha Avicennia spp. 6 - 45 11 . 60 1 - 17 Sonneratia spp. 2 - 23 7 . 58 1 - 12 Rhizophora spp. 37 - 185 40 . 72 19 - 90 Bruguiera spp. 7 - 125 3 . 61 3 - 29 Sumber: Sukarjo 1999 Data Potensi hutan mangrove terbesar yang pernah disurvei 135,5 m 3 ha terdapat di Kalimantan Selatan. Sedangkan kerapatan pohon yang cukup tinggi terdapat di hutan mangrove di Aceh, Riau, Kalimantan Barat estuaria Sungai Kapuas, Kalimantan Timur estuaria Sungai Sesayap, Jawa Tengah Segara Anakan, Bali Benua, dan Irian Jaya Teluk Bintuni dan Cendrawasih, potensi rata-ratanya lebih dari 40 m 3 ha Sukarjo, 1999.

2.1.2 Ekosistem hutan mangrove

Hutan mangrove merupakan hutan yang dipengaruhi pasang-surut air laut Chapman, 1977. Tipe hutan ini disamping mempunyai fungsi ekonomis melalui hasil berupa kayu dan hasil hutan ikutannya juga mempunyai fungsi ekologis yang sangat penting sebagai interface antara ekosistem daratan dengan ekosistem lautan. Dengan demikian di dalam ekosistem mangrove paling sedikit terdapat lima unsur ekosistem yang saling kait-mengkait yaitu flora, fauna, perairan, daratan dan manusia penduduk lokal yang hidup bergantung pada ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan tipe ekosistem yang unik, karena di dalam ekosistem mangrove terdapat dua tipe karakteristik ekosistem yaitu karakteristik ekosistem lautan dan daratan. Kondisi semacam ini mengakibatkan jenis-jenis biota yang hidup di habitat mangrove terdiri atas biota darat dan biota 16 laut. Penelitian membuktikan bahwa biota yang mendominasi ekosistem mangrove adalah biota laut. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian- penelitian mengenai biota di habitat mangrove masih sangat terbatas dan jauh tertinggal dibandingkan dengan penelitian-penelitian mengenai vegetasi mangrove. Oleh karena itu, informasi mengenai biota mangrove yang disajikan belum mencerminkan kekayaan biota di ekosistem mangrove yang sesungguhnya. Walaupun demikian informasi mengenai biota mangrove seyogyanya dapat digunakan sebagai salah satu parameter yang harus dipertimbangkan di dalam program pengelolaan hutan mangrove secara berkesinambungan. Ekosistem mangrove menyediakan lima tipe habitat bagi fauna, yakni: 1 Tajuk pohon yang dihuni oleh berbagai jenis burung, mamalia, dan serangga, 2 Lubang yang terdapat di cabang dan genangan air di cagak antara batang dan cabang pohon yang merupakan habitat yang cukup baik untuk serangga terutama nyamuk, 3 Permukaan tanah sebagai habitat mudskipper dan keongkerang, 4 Lobang permanen dan semi permanen di dalam tanah sebagai habitat kepiting dan katak, dan 5 Saluran-saluran air sebagai habitat buaya dan ikanudang Chapman, 1977. Peranan penting dan ekosistem mangrove dalam menunjang kehidupan biota laut sudah diyakini secara luas. Tetapi, sebenarnya habitat utama dan ekosistem mengrove yang penting dan langsung menunjang kehidupan biota laut adalah saluran-saluran air yang merupakan bagian integral dan ekosistem mangrove tersebut. Dalam hal ini nampaknya vegetasi mangrove lebih berperan sebagai penyedia nutrisi melalui serasahnya bagi produktivitas primer saluran- saluran air tersebut. Kartodiharjo 2000 dalam Hamilton dan Snedaker 1984, melaporkan bahwa kelimpahan individu dan keragaman jenis biota laut tertinggi berada pada estuaria dengan kedalaman 0,3 sampai 1,5 m. Kondisi estuaria dengan kedalaman tersebut cenderung akan semakin banyak dijumpai di lokasi-lokasi ekosistem mangrove yang berjarak semakin jauh dari pantai. Di Indonesia saat ini terinventarisir sekitar 157 jenis tumbuhan mangrove baik yang khas maupun tidak khas habitat mangrove. Jenis-jenis tumbuhan mangrove tersebut terdiri atas 52 jenis pohon, 21 jenis semak, 13 jenis liana tumbuhan pemanjat, 6 jenis palma, 1 jenis pandan, 14 jenis rumput, 8 jenis herba, 3 jenis parasit, 36 jenis epifit dan 3 jenis tema pada lampiran 2.1. 17 Sedangkan penyebaran jenis-jenis pohon mangrove di pulau-pulau utama di Indonesia dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan data pada lampiran 1 tersebut jumlah jenis pohon mangrove di pulau-pulau utama tersebut adalah 27 jenis di Jawa dan Bali, 30 jenis di Sumatera, 11 jenis di Kalimantan, 20 jenis di Sulawesi, 28 jenis di Maluku, dan 21 jenis di Irian Jaya Sukarjo, 1999. Berdasarkan jenis-jenis pohon yang dominan, komunitas mangrove di Indonesia dapat berupa konsosiasi atau asosiasi tegakan campuran. Ada sekitar lima konsosiasi yang ditemukan di hutan mangrove di Indonesia, yaitu konsosiasi Avicennia, konsosiasi Rhizophora, konsosiasi Sonneratia, konsosiasi Bruguiera, dan konsosiasi Nypa. Dalam hal asosiasi di hutan mangrove di Indonesia, asosiasi antara Bruguiera spp. dengan Rhizophora spp. sering ditemukan terutama di zone terdalam. Segi keanekaragaman jenis, zone transisi peralihan antara hutan mangrove dengan hutan rawa merupakan zone dengan jenis yang beragam yang terdiri atas jenis-jenis mangrove yang khas dan tidak khas habitat mangrove. Secara umum, sesuai dengan kondisi habitat lokal, tipe komunitas berdasarkan jenis pohon dominan mangrove di Indonesia berbeda dan suatu tempat ke tempat lain dengan variasi ketebalan dan beberapa puluh meter sampai beberapa kilometer dan garis pantai. Berdasarkan data jenis-jenis tumbuhan mangrove yang sudah dilaporkan saat ini oleh beberapa peneliti di berbagai daerah di pulau-pulau utama di Indonesia, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil-hasil penelitian tersebut cukup mewakili keanekaragaman jenis mangrove di Indonesia. Walaupun demikian, eksplorasi jenis tumbuhan mangrove di berbagai daerah seyogyanya harus terus dilakukan untuk mendapatkan data jenis tumbuhan mangrove selengkap-lengkapnya. Penelitian mengenai fauna hutan mangrove di Indonesia masih terbatas baik di bidang kajiannya maupun lokasinya. Sampai saat ini, beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan mengenai fauna yang berasosiasi khusus dengan hutan bakau mengambil lokasi di Pulau Jawa Teluk Jakarta, Tanjung Karawang, Segara Anakan, Delta Cimanuk, Pulau Burung, Pulau Rambut, Sulawesi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Ambon, Sumatera Lampung, Sumatera Selatan, dan Kalimantan. Secara umum, fauna hutan mangrove terdiri atas fauna terestris dan fauna laut Macnae, 1968 - Fauna terestris, misalnya kera ekor panjang Macaca spp, biawak Varanus salvator, berbagai jenis burung, dan lain-lain. 18 Sedangkan fauna laut didominasi oleh Mollusca dan Crustaceae. Golongan Mollusca umumnya didominasi oleh Gastropoda, sedangkan golongan Crustaceae didominasi oleh Brachyura. Para peneliti melaporkan bahwa fauna laut tersebut merupakan komponen utama fauna hutan mangrove. Alikodra et al. 1990 melaporkan adanya 45 jenis ikan dan 37 jenis famili di Segara Anakan Cilacap dengan jenis-jenis ikan dominan seperti belanak Mugil sp., boyor Sillago sp., tombol Johnius sp., susur-wedi Trachiphalus sp., lidah Cynoglossus sp., lea Setipine sp., dan petek Leiognathus sp. Soerianegara et al.,. 1985 melaporkan adanya sekitar 41 jenis ikan dari 26 famili, 4 jenis udang dari 3 famili, dan 3 jenis kerang di Muara Sungai Saleh, Sumatera Selatan. Alikodra 1999 melaporkan adanya sekitar 30 jenis burung di hutan mangrove Segara Anakan - Jawa Tengah dan 28 jenis burung di hutan mangrove Muara Cimanuk - Jawa Barat. Selain itu, di hutan mangrove juga ditemukan jenis kera ekor panjang Macaca sp. seperti di Riau, bekantan Nasalis larvatus yang endemik di hutan mangrove di Kalimantan Soemodihardjo et al., 1993, mamalia, reptilia dan lain-lain. Fauna yang berada di ekosistem mangrove terdiri atas fauna daratan dan fauna laut Macnae, 1968 bahwa umumnya fauna darat hanya menggunakan ekosistem mangrove sebagai tempat mencari makan dan perlindungan. Di Indonesia dikenal hanya satu jenis fauna darat yang seluruh siklus hidupnya bergantung pada habitat mangrove, yaitu bekantan Nasalis larvatus yang penyebarannya terbatas di Kalimantan. Beberapa jenis burung yang berasosiasi dengan mangrove adalah Phalacrocorax carbo, P. melanogaster, P. niger, Anhinga anhinga, Egretta spp., dan Halcyon chioris. Jenis-jenis fauna ampibi yang sering ditemukan di mangrove adalah Rana cancrivora dan R. limnocharis. Jenis-jenis reptilia yang sering dijumpai adalah Crocodilus porosus, Varanus salvator, Trimeresurus wagleri, T. purpureomaculatus, Boiga dendrophila, Fordonia leucobalia, Bitia hydroides, dan Cerberus rhynchops. Beberapa jenis mamalia yang dijumpai di mangrove adalah Nasalis larvatus, Presbytis cristatus, Cercopithecus mitis, Macaca irus, Sus scrofa, Tragulus sp., Pteropsus spp., Fells viverrima, dan Herpestes spp. Banyak jenis serangga yang menghuni habitat mangrove, yang umumnya didominasi oleh 19 nyamuk. Jenis serangga lain adalah semut Aedes pembaensis, Anopheles spp., Culicoides spp.. Fauna laut merupakan elemen utama dan fauna ekosistem mangrove. Fauna laut di mengrove terdiri atas dua komponen, yaitu infauna yang hidup di lobang-lobang di dalam tanah, dan epifauna yang bersifat mengembara di permukaan tanah. Fauna umumnya didominasi oleh Crustacece. Selain itu, komunitas infauna mangrove terdiri atas beberapa jenis Bivalvia dan satu genus ikan. Sedangkan komunitas epifauna mangrove didominasi moluska dalam hal ini Gastropoda dan beberapa jenis kepiting. Fauna laut di ekosistem mangrove memperlihatkan dua pola penyebaran, yaitu fauna yang menyebar secara vertikal dan fauna yang menyebar secara horizontal. Fauna yang menyebar secara vertikal hidup di batang, cabang dan ranting, dan daun pohon yakni berbagai jenis Moluska, terutama keong- keongan, seperti Littorina scrabra, L. melanostona, L. undulata, Cerithidea spp., Nerita birmanica, Chthalmus withersii, Murex adustus, Balanus amphitrite, Crassostraea cucullata, Nannosesarma minuta, dan Clibanarius longitarsus. Fauna yang menyebar secara horizontal hidup di atas atau di dalam substratum yang menempati berbagai tipe habitat sebagai berikut: a mintakan pedalaman Birgus latro, Cardisoma carnifex, Thalassina anomala, Sesarma spp, Uca lactea, U. bellator, b hutan Bruguiera dan Semak Ceriop Sarmatium spp., Helice spp., Ilyograpsus spp., Sesarma spp., Metopograpsus frontalis, M. thukuhar, M. messor, Cleistostoma spp., Tylodiplax spp., Ilyoplax spp., Thalassina anomala, Macrophthalmus depressus, Paracleistostoma depressum, Utica spp., Telescopium telescopium, Uca spp., Cerithidea spp., c hutan Rhizophora Metopograpsus latifrons, Alpheid prawa, Macrophthalmus spp.,Telescopium telescopium, dan d mintakat pinggir pantai dan saluran Scartelaos viridis, Macrophthalmus Iatreillei, Boleophthalmus boddaerti, Uca dussumieri, Periophthalmus chrysospilos, Tachypleus gigas, Cerberus rhynchops, Syncera brevicula, Telescopium telescopium, Epixanthus dentatus, Eurycarcinus integrifrons, Heteropanope eucratoides.

2.1.3 Peranan mangrove bagi biota laut