24 pelestarian dan pemeliharaan sumberdaya alam yang kita memiliki Alikodra,
1999. Ekologi, ekonomi dan sosial merupakan ukuran yang dapat dipergunakan dalam pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai, yaitu dengan
mengembangkan pertanyaan 1 apakah layak secara ekologi 2 apakah layak secara ekonomi 3 apakah layak secara sosial dan politik.
2.2.2 Kelembagaan Pengelolaan Sumberdaya Alam
Kartodihardjo et al., 2000 mengatakan kelembagaan institusi baik formal maupun non-formal merupakan salah satu penentu dalam kinerja
pembangunan. Perbedaan kelembagaan institusi dengan organisasi perlu ada pemahaman yang jeias dan pasti. Aturan-aturan dalam kelembagaan
dipergunakan untuk menata aturan main dan pemain-pemain atau organisasi- organisasi yang terlibat, sedangkan aturan dalam organisasi ditujukan untuk
memenangkan permainan itu. Schmid 1987 mendefinisikan institusi adalah seperangkat ketentuan
yang mengatur masyarakat yang mana masyarakat tersebut telah mendefinisikan bentuk-bentuk aktivitas yang dapat dilakukan oleh pihak-pihak tertentu terhadap
pihak lainnya, hak-hak istimewa yang telah diberikan serta tanggung jawab yang telah mereka lakukan. Koentjaraningrat 1964 menyatakan bahwa kelembagaan
atau pranata sosial merupakan suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kelompok-kelompok
kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Kelembagaan dapat juga diartikan sebagai tatacara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia yang berkelompok pada suatu kelompok kemasyarakatan. Berkaitan dengan hal tersebut kelembagaan merupakan suatu
jaringan dari proses-proses hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta
pelakunya sesuai dengan kepentingan individu dan kelompoknya. Sanim 1999 menyebutkan bahwa pada dasarnya kelembagaan
mempunyai beberapa fungsi, antara lain: 1 Memberikan pedoman kepada anggota-anggota masyarakat tentang bagaimana mereka harus bertingkah laku
atau bersikap didalam menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan yang bersangkutan, 2
Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan, dan 3 Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
25 artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-
anggotanya. Peranan ketiga komponen tersebut saling berpengaruh terhadap
efektivitas pelaksanaannya dalam memberikan layanan, hak dan kewajiban terhadap pemanfaatan dan penggunaan suatu sumberdaya. Berkenaan dengan
gambaran tersebut, dalam suatu sistem kelembagaan harus mengandung perangkat aturan dari kelembagaan dan operasionalisasi kegiatan dari
kelembagaan yang bersangkutan dalam masyarakat. Dengan perkataan lain sistem kelembagaan harus mengandung aturan-aturan atau norma-norma dalam
masyarakat dan sistem. GilIin 1987 dalam bukunya General Feature of Social Institution suatu
kelembagaan harus bercirikan lima hal, yakni: 1 suatu institusi merupakan suatu organisasi dan pada pola-pola pemikiran dan kelakuan yang terwujud
melalui aktivitas-aktivitasnya, 2 memiliki tingkat kekekalan tertentu, 3 mempunyai tujuan tertentu, 4 adanya alat untuk mencapai tujuan, dan 5
mempunyai karakteristik tertentu. Suatu kelembagaan, dicirikan oleh tiga komponen utama, yang menurut
Schmidt 1987 dalam Pakpahan 1990 adalah: a. Batas kewenangan. Batas kewenangan ini akan menghasilkan keragaan
seperti yang diharapkan, ditentukan oleh empat hal, yaitu perasaan para peserta sebagai suatu masyarakat, homogenitas, eksternalitas dan skala
ekonomi. Israel 1990 menegaskan bahwa batas kewenangan berperan untuk mengatur penggunaan sumberdaya, dana dan tenaga dalam
organisasi. Selain itu juga berperan dalam menentukan laju pemanfaatan sumberdaya, sehingga pada gilirannya akan menentukan sifat berkelanjutan
sumberdaya tersebut dan pembagian manfaat bersih yang diperoleh masing- masing pihak.
b. Hak kepemilikan. Hak yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat terhadap sumberdaya tertentu yang diatur oleh peraturan, adat dan tradisi atau
konsensus yang mengatur hubungan anggota masyarakat. Oleh karena itu tidak seorangpun yang dapat menyatakan hak atau hak penguasaan, apabila
tanpa pengesahan dan masyarakat sekitarnya. lmplikasinya adalah 1 hak seorang adalah kewajiban orang dan 2 hak yang tercermin oleh kepemilikan
adalah sumber kekuasaan untuk memperoleh sumberdaya. Bahwa property
26 right yang paling penting adalah faktor kepemilikan terhadap lahan, hasil
produksi dan lain-lain. c. Aturan perwakilan. Mengatur siapa yang berhak berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan. Keputusan apa yang diambil dan apa akibatnya terhadap performance akan ditentukan oleh kaidah perwakilan yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat tiga komponen utama dalam kelembagaan, yakni; 1 organisasi
atau wadah dan suatu kelembagaan, 2 fungsi dan kelembagaan dalam masyarakat, dan 3 aturan main yang ditetapkan itu sendiri Sanim, 1999.
Berkaitan dengan hal tersebut, organisasi dalam suatu sistem kelembagaan mempunyai fungsi pokok sebagai berikut, yakni 1 operative institution dan 2
regulative institution. Sebagai operative institution, suatu sistem kelembagaan harus menghimpun berbagai pola atau tata cara dan perangkat aturan dalam
mengelola aktivitas masyarakat yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan. Sedangkan sebagai regulative institution, suatu sistem
kelembagaan bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan setiap aktivitas anggota masyarakat yang menjadi bagian mutlak dan lembaga itu
sendiri melalui sistem pengawasan dan kontrol. Dalam pengelolaan dalam sumberdaya kelembagaan berperan dalam
penetapan dan pengaturan berbagai peraturan yang melembaga yang menetapkan berbagai tingkat pengawasan terhadap penggunaan sumberdaya
atau barang dan jasa kepada para pengambil keputusan yang berbeda, baik individu maupun kelampok. Jadi hak-hak milik mengacu kepada hak-hak yang
diberikan kepada pemilik sumberdaya dan pembatasan dalam penggunaan sumberdaya Sanim, 1999.
Efektivitas kelembagaan dalam menggambarkan struktur hak-hak milik yang dapat mengalokasikan sumberdaya yang efisien tergantung pada
pemenuhan syarat-syarat pendefinisian hak-hak kepemilikan, yakni 1 universal, 2 eksklusif, 3 dapat dipindahtangankan dan terjamin pelaksanaannya. Dengan
perkataan lain kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya terkait erat dengan hak-hak kepemilikan.
Di sisi lain peranan kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya alam, diupayakan untuk 1 membangun kerangka umum pemanfaatan sumberdaya
alam agar sistem dan prosedur pendayagunaan sumberdaya alam lebih etis, 2 mengarahkan dan mengatur pelaku pengguna sumberdaya alam sesuai dengan
27 segala sesuatu yang telah dikukuhkan dalam kerangka umum pemanfaatan
sumberdaya alam 3 mengubah perilaku, kebijakan pengaturan alokasi sumberdaya alam dan perlindungan sumberdaya alam dan teknologi
pemanfaatan sumberdaya alam 4 menginternalisasikan biaya oportunitas ke dalam nilai harga sumberdaya alam, dan 5 menjamin kepentingan untuk
menunjang sistem keamanan pemanfaatan sumberdaya alam. Peranan kelembagaan Iainnya dalam upaya penetapan manfaat dan
biaya dan pengelolaan sumberdaya dengan memperhatikan dimensinya, yakni 1 dimensi temporal; yang berkaitan dengan manfaat yang bentambah segera
atau manfaat bertambah setelah kurun waktu yang sama, 2 dimensi spasial; manfaat bertambah pada okasi tertentu atau manfaat bertambah sedikit
remotely, 3 kemampuan untuk diraba tangibility; manfaat yang cukup jelas atau manfaat yang relatif untuk didefinisikan, dan 4 distribusi; manfaat
bertambah pada orang-orang yang menanggung biaya pengelolaan atau manfaat bertambah pada orang lain.
Pengelolaan sumberdaya alam harus memperhatikan; 1 Keutuhan fungsi ekosistem, yaitu keterkaitan keanekaragaman, keselarasan, dan
keberlanjutan dan ekosistem, 2 Memperhatikan dampak pembangunan terhadap Iingkungan dengan menerapkan sistem analisis mengenai dampak
Iingkungan, sehingga dampak negatif dapat dikendalikan dan dampak positif dapat dikembangkan, 3 Kepentingan generasi masa depan bahkan diusahakan
tercapainya transgenerational equity, sehingga kualitas dan kuantitas sumberdaya alam dijaga keutuhannya untuk generasi akan datang 4 Wawasan
jangka panjang, karena perubahan lingkungan berlangsung penciutan sumberdaya alam tidak masuk pasar. Perhitungan penciutan ini dilakukan secara
eksplisit. Komponen lingkungan yang tidak dapat dipasarkan seperti nilai sumberdaya hayati yang utuh di hutan, bebas polusi, bebas kebisingan, dan hal-
hal lain yang meningkatkan kualitas lingkungan, sehingga proses ekonomi secara integral memperhitungkan kualitas lingkungan.
Di dalam pengelolaan sumberdaya alam tidak mudah untuk menentukan lembaga-lembaga mana yang seharusnya terlibat dan bagaimana susunan
kelembagaannya. Kejelian dalam menentukan hal tersebut sangat esensial dalam mengevaluasi kelembagaan lokal. Ada beberapa hal yang perlu dikaji,
yakni 1 pembatasan sumberdaya dan penggunaannya, 2 distribusi biaya dan
28 manfaatnya, 3 karakteristik sumberdaya, 4 karakteristik penggunaannya dan
5 pertimbangan pemilikan bersama. Eksistensi kelembagaan dalam kaitannya dengan pengelolaan
sumberdaya alam meliputi: 1 pentingnya peranan dan fungsi kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya, 2 munculnya kegagalan pasar, 3
kelembagaan mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda yang semuanya memiliki tugas yang jelas batasannya yang bersifat kompleks, formal, dan
permanen, 4 kelembagaan mempunyal kekuasaan yang sah untuk membuat keputusan yang final dan mengikat, dan 5 kelembagaan mempunyai
kewenangan untuk menggunakan paksaan fisik.
2.2.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam