saat bertanya, mengemukakan pendapat atau menyampaikan permasalahannya. Dalam hal ini, peranan guru adalah memberikan bantuan
seperlunya kepada siswa yang memerlukan bantuan.
2. Implikasi Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan jelas bahwa terjadi adanya peningkatan baik itu berupa hasil belajar, aktivitas siswa, maupun aktivitas
guru dalam pembelajaran. Hal ini dapat membuktikan bahwa alat peraga manik-manik cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika
terutama materi operasi hitung bilangan penjumlahan dan pengurangan. Karena alat peraga manik-manik digunakan untuk memberikan pemahaman
tentang pengerjaan bilangan dengan menggunakan pendekatan konsep himpunan. Sesuai konsep pada himpunan, kita dapat “Menggabungkan
penjumlahan” atau “memisahkan pengurangan” dua himpunan positif dan negatif yang dalam hal ini anggotanya berbentuk manik-manik, sehingga
dengan menggunakan alat peraga manik-manik lebih memaksimalkan proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan alat peraga manik-manik. Hal ini dikarenakan semangat siswa mulai terpacu untuk
rajin dalam belajar. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat
memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat
dipahami dan dimengerti oleh siswa. Menurut Suprijono 2009: 5 hasil
belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Aktivitas siswa yang sebelumnya dalam pembelajaran masih kurang, setelah menggunakan alat peraga manik-manik terjadi adanya
peningkatan aktivitas pembelajaran. Siswa yang sebelumnya tidak aktif dalam bertanya, setelah menggunakan alat peraga manik-manik mereka
menjadi aktif dalam bertanya. Ini dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat memberikan kemampuan berpikir menjadi
lebih kreatif dan membuat para peserta didik memperoleh kepercayaan diri akan kemampuannya dalam belajar matematika melalui pengalaman-
pengalaman yang akrab dengan kehidupannya. Melalui alat peraga manik-manik dapat memacu guru agar lebih
kreatif dalam proses pembelajaran. Kreatif dalam arti aktif dalam membimbing siswanya untuk dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam Sukayati 2009:7 Alat peraga berfungsi Memberikan kemampuan berpikir matematika secara
kreatif. Bagi sebagian anak, matematika tampak seperti suatu sistem yang kaku, yang hanya berisi simbol-simbol dan sekumpulan dalil-dalil untuk
dipecahkan. Padahal sesungguhnya matematika memiliki banyak hubungan untuk mengembangkan kreatifitas. Alat peraga memberikan
motivasi dan memudahkan abstraksi. Dengan alat peraga diharapkan peserta didik lebih memperoleh pengalaman-pengalaman yang baru dan
menyenangkan, sehingga mereka dapat menghubungkannya dengan matematika yang bersifat abstrak.
Dalam Pitajeng, 2006 : 29, Bruner melukiskan anak-anak berkembang melalui tiga tahap perkembangan mental, yaitu :1 Tahap
Enaktif, pada tahap ini, dalam belajar, anak didik menggunakan atau memanipulasi obyek-obyek konkret secara langsung. 2 Tahap Ikonik,
pada tahap ini kegiatan anak didik mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari obyek-obyek konkret. Anak didik tidak
memanipulasi langsung obyek-obyek konkret seperti pada tahap enaktif, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan memakai gambaran dari
obyek-obyek yang dimaksud. 3 Tahap Simbolik, tahap ini merupakan tahap memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak ada lagi
kaitannya dengan obyek-obyek. Dengan menggunakan alat peraga manik- manik pembelajaran dapat dilaksanakan melalui tiga tahap perkembangan
mental, yaitu; enaktif, ikonik dan simbolik. Melalui alat peraga manik-manik memacu guru agar lebih kreatif
dalam proses pembelajaran. Kreatif dalam arti aktif dalam membimbing siswanya untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
sedang dihadapi. Dengan alat peraga manik-manik keterampilan guru dalam mengajar akan lebih terasah. Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Isjoni 2009: 92 peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator diantaranya adalah kemampuan guru dalam menciptakan suasana kelas
yang lebih menyenangkan, sehingga dalam pembelajaran siswa tidak akan merasa bosan. Peningkatan keterampilan bertanya guru, dapat memacu
siswa agar lebih kreatif dalam proses pembelajaran, sehingga suasana kelas akan lebih hidup, serta tujuan pembelajaran yang telah dibuat dapat
tercapai dengan maksimal.
129
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar Matematika melalui alat peraga manik-manik pada siswa kelas IV SDN Tawang
Mas 01 Semarang, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Penggunaan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan aktivitas guru
dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor aktivitas guru pada siklus I adalah 2,9 dengan kriteria baik. Rata-rata aktivitas guru pada
siklus II adalah 3,3 dengan kriteria sangat baik dan rata-rata aktivitas guru pada siklus III adalah 3,7 dengan kriteria sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari
perilaku pembelajaran guru, menyiapkan pembelajaran siswa, memberikan tugas, melibatkan siswa dalam menyelesaikan masalah, melakukan penilaian
terhadap proses belajar, menyiapkan materi yang membangun keingintahuan siswa, dan kualitas alat peraga pembelajaran sudah tampak.
2. Penggunaan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini ditunjukkan dengan memperoleh hasil rata-rata aktivitas siswa pada siklus I
adalah 2,7 dengan kriteria baik. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II adalah 2,8 dengan kriteria baik pula dan rata-rata aktivitas pada siklus III adalah 3,2 dengan
kriteria sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari rasa percaya diri, keterlibatan siswa