12
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan
ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
2.4 Model Pembelajaran Interaktif
Beberapa pakar multimedia interaktif MMI mengemukakan bahwa model pembelajaran MMI diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media
digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkret. Pengajaran menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata
simbol verbal. Dengan demikian, dapat diharapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.
Model pembelajaran interaktif adalah proses pembelajaran di mana penyampaian materi, diskusi, dan kegiatan pembelajaran lain dilakukan melalui
media komputer Darmadi, 2007. Muhammad 2002 menekankan pentingnya media sebagai alat untuk merangsang proses belajar. Sutopo 2003 menjelaskan
bahwa model pembelajaran MMI dalam banyak aplikasi, pengguna dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapatkan jawaban yang
mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya.
13
2.5 Kemandirian Belajar
Didalam proses pembelajaran setiap siswa selalu diarahkan agar menjadi siswa yang mandiri. Supaya siswa tersebut mandiri, maka siswa tersebut harus
belajar, sehingga kemandirian belajar dapat dicapai. Didalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar dan pengalaman itu sendiri dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Kemandirian siswa mencerminkan kesadaran siswa dalam
memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. Kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua faktor ,
yaitu 1 disiplin, 2 komitmen terhadap kelompok. Faktor tersebut menyatakan bahwa kemandirian itu berkembang melalui proses keragaman manusia dalam
kesamaan dan kebersamaan, bukan dalam kevakuman. Keadaan mandiri akan muncul bila sesorang belajar, dan sebaliknya
kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang tidak mau belajar. Terlebih lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila siswa
tidak dibekali dengan ilmu yang cukup. Dalam pembelajaran guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, yaitu guru hanya sebagai pembimbing, misalnya
membantu siswa untuk memecahkan sesuatu masalah bila siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar.
Menurut Benson, sebagaimana dikutip oleh Liawati 2005: 32, bahwa kemandirian siswa dapat ditingkatkan dalam beberapa prinsip yang mencakup :
1. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. 2. Memberikan pilihan sumber pembelajaran.
14
3. Memberikan kesempatan untuk memilih dan memutuskan. 4. Memberikan semangat kepada siswa.
5. Mendorong siswa melakukan refleksi. Menurut Sisco, sebagaimana dikutip oleh Liawati 2005: 33, ada 6 langkah
kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih mandiri dalam belajar, yaitu : 1. Pre-planning aktivitas sebelum proses pembelajaran.
2. Menciptakan lingkungan belajar yang positif. 3. Mengembangkan rencana pembelajaran.
4. Mengidentifikasikan aktivitas pembelajaran yang sesuai. 5. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring.
6. Mengevaluasi hasil pembelajaran individu. Kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas
sehari-hari atau dengan sedikit bimbingan sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya. Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai
tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya, selain itu dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan diri sendiri. Menurut Prasasti,
sebagaimana dikutip oleh Indriani 2006: 34 mengemukakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari atau dengan
sedikit bimbingan sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya. Menurut Suparno, sebagaimana dikutip oleh Astuti 2005: 40, ada beberapa
keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat meningkatkan kemandirian belajarnya, yaitu :
15
1. Mengenal diri sendiri. Siswa mampu mengetahui bagaimana kondisi dan keadaan yang ada pada dirinya baik itu yang berupa kelebihan maupun
kekurangan. Memahami diri sendiri menjadi sangat penting karena banyak orang yang keliru menafsirkan kemampuan-kemampuan dirinya baik karena
menilai terlalu optimis maupun sebaliknya karena terlalu pesimistik dan menilai rendah kemampuan-kemampuannya dan akan sangat penting untuk
memahami apa yang sebenarnya ingin dicapai atau dicita-citakan, yang merupakan visi terhadap kehidupan yang akan datang.
2. Memotivasi diri sendiri. Motivasi ada yang bersifat instrinsik yaitu yang memang tumbuh di dalam orang itu sejak awal, tetapi ada juga motivasi yang
sifatnya ekstrinsik yaitu yang berasal dari luar dirinya, apakah itu dari orang tua, guru, teman ataupun tuntutan pekerjaan. Menumbuhkan motivasi ini
sebenarnya bisa dipelajari yaitu dengan cara membuat daftar keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh ketika memutuskan untuk mempelajari
sesuatu. 3. Mengarahkan diri sendiri dalam belajar. Yang dimaksud dengan
mengarahkan diri sendiri dalam belajar adalah memulai kegiatan belajar karena lingkungan yang mendorongnya melakukan sesuatu. Adapula orang
yang mengarahkan diri sendiri di dalam belajar karena memang sistem dalam lingkungannya memberikan peluang, selain itu ada juga orang yang
melaksanakan kegiatan pengarahan diri dalam belajar itu karena faktor kebetulan ketika ia sudah mempunyai waktu luang untuk mempelajari sesuatu
yang menjadi minatnya.
16
4. Catatan harian. Catatan harian bertujuan untuk mencatat apa yang harus dilakukan, apa yang telah dicapai, serta apa yang harus dicapai, masalah-
masalah yang harus diselesaikan, dengan catatan harian ini membantu ingatan seseorang.
5. Mengenal lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan belajar atau sumber-sumber belajar yang tidak terhitung jumlahnya. Sumber-
sumber belajar berupa orang, bahan bacaan, lembaga atau institusi, maupun setting yang sengaja maupun yang semula tidak disengaja untuk dijadikan
sumber belajar tetapi dapat berfungsi sebagai sumber belajar. Adapun ciri-ciri kemandirian Amti, 1998: 117 adalah :
1. Mengenal diri sendiri sebagaimana adanya. Siswa mampu mengetahui bagaimana kondisi dan keadaan yang ada pada dirinya baik itu yang berupa
kelebihan maupun kekurangan. 2. Menerima diri sendiri secara positif. Siswa selalu berfikir positif terhadap
kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Jika mempunyai kelebihan tidak merasa sombong. Kelebihan harus dimanfaatkan sebaik dan semaksimal
mungkin supaya kelebihan yang dimilikinya dapat berkembang dengan baik. Jika mempunyai kekurangan tidak merasa rendah diri. Siswa harus tetap
percaya diri dan berusaha sebaik dan semaksimal mungkin supaya siswa tidak merasa terpuruk dengan kekurangannya itu.
3. Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri. Siswa mampu mengambil keputusan dalam menentukan pilihan, tidak bergantung pada orang lain.
17
4. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan. Siswa mampu mengarahkan dirinya sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya, mampu menentukan
langkah-langkah selanjutnya supaya siswa tidak berhenti pada tahap tertentu setelah mengambil keputusan.
5. Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan yang dimilikinya. Siswa mampu mengembangkan potensi, minat
dan kemampuannya sesuai dengan bimbingan yang diperoleh supaya hasil yang akan dicapai bisa optimal.
Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas belajar dan berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajar Dimyati 1998: 51. Pembelajar dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila telah mampu melakukan
tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain. Pada dasarnya kemandirian merupakan perilaku individu yang mampu berinisiatif, mampu mengatasi
hambatanmasalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantun orang lain. Kemandirian belajar seseorang sangat tergantung
pada seberapa jauh seseorang tersebut dapat belajar mandiri. Dalam belajar mandiri siswa akan berusaha sendiri terlebih dahulu untuk mempelajari serta
memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihatnya melalui media pandang dan dengar. Jika siswa mendapat kesulitan barulah siswa tersebut akan bertanya atau
mendiskusikan dengan teman, guru atau pihak lain yang sekiranya lebih berkompeten dalam mengatasi kesulitan tersebut. Siswa yang mandiri akan
mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkan serta harus mempunyai
18
kreativitas inisiatif sendiri dan mampu bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri,
melainkan belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan orang lain dalam belajar. Salah satu prinsip belajar mandiri adalah peserta didik mampu
mengetahui kapan dia membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain. Menurut pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar
adalah suatu aktivitaskegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa atas kemauannya sendiri dengan tidak tergantung pada orang lain, serta mempunyai
rasa percaya diri yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya. Proses belajar mengajar fisika SMA dapat mencapai hasil yang maksimal
jika siswa memiliki hasil belajar yang baik dan tentunya ditunjang pula oleh berbagai faktor psikologis seperti minat, motivasi, kreativitas dan kemandirian.
Dalam interaksi belajar mengajar fisika, diharapkan siswa aktif belajar secara mandiri. Menurut Yunginger 2008: 65 indikator kemandirian belajar terdiri dari
beberapa variabel, yaitu: “visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, dan emotional activities”.
Tabel 2.1 Indikator Kemandirian Belajar Siswa Indikator
Aspek 1. Visual activities
aktifitas pandang Siswa memperhatikan langkah-langkah penggunaan
media pembelajaran. Siswa membaca materi sebelum pembelajaran dimulai.
2. Oral activities aktifitas lisan
Siswa mengajukan pertanyaan jika menemukan permasalahan.
19
Siswa mendiskusikan dengan teman jika menemukan permasalahan.
3. Listening activities aktifitas dengar
Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Siswa menyimak pada saat pembelajaran. 4. Writing activities
aktifitas tulis Siswa mampu mengerjakan soal yang tersedia dalam
media pembelajaran. Siswa mampu membuat ikhtisarcatatan-catatan penting
pada saat pembelajaran. 5. Emotional activities
aktifitas emosional Siswa menjadi lebih bersemangat ketika menggunakan
media pembelajaran ini. Siswa mampu bersaing secara positif dengan teman yang
lain dalam menyelesaikan soal.
2.6 Materi Pembelajaran