1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya lagi ditentukan oleh sumber daya alam
dan modal yang bersifat fisik saja, tetapi bersumber pada modal intelektual, sosial dan kepercayaan, sehingga diperlukan upaya untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang handal, dan berkualitas. Kualitas sumber daya manusia yang baik salah satunya ditentukan oleh penyelenggaraan pendidikan di sekolah maupun di
luar sekolah. Penyelenggaran pendidikan yang baik dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu fokus utama pembelajaran di
sekolah seharusnya bertumpu pada proses pembelajaran. Melalui proses yang bermakna dimungkinkan diperoleh produk yang berkualitas pula.
Melihat kenyataan yang ada sekarang ini tidak bisa dipungkiri bahwa penyelenggaran pembelajaran belum bisa memperlihatkan proses yang bermakna
dikalangan siswa. Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh model pembelajaran konvensional berupa kegiatan ceramah oleh guru saja. Guru
berperan sebagai sumber informasi, penyampai informasi, dan hakim yang bertindak sebagai pengeksekusi. Sumber-sumber belajar lain seperti lingkungan
alam, lingkugan masyarakat, nara sumber masyarakat, bahan cetakan dan media massa elektronik sangat kurang dimanfaatkan. Begitu juga dengan pemanfaatan
2
laboratorium dan fasilitas yang ada sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas siswa. Pembelajaran fisika yang konvensional baik disadari maupun tidak dapat
menghambat kreativitas siswa dalam berpikir karena apa yang disampaikan guru direspon secara pasif oleh siswa.
Apabila kondisi seperti ini terus berlangsung maka lama kelamaan menimbulkan kejenuhan pada diri siswa yang berakibat turunnya minat siswa
terhadap suatu pelajaran khususnya pada pelajaran fisika yang mereka pandang sebagai pelajaran yang sulit. Siswa yang tidak berminat terhadap apa yang
diajarkan oleh guru namun ia diharuskan mempelajarinya, dapat menimbulkan di dalam diri siswa perasaan benci terhadap mata pelajaran itu, dan bahkan untuk
selanjutnya mereka tidak akan pernah mempelajarinya. Menurut Prastiyo, sebagaimana dikutip Asyik 2008: 3, metode mengajar yang dapat meningkatkan
kegairahan siswa dalam belajar adalah apabila metode mengajar dapat melibatkan siswa secara kualitaif maupun kuantitatif dalam proses belajar. Hal yang senada
dikemukakan oleh Sudjana 1989 bahwa pembelajaran fisika menjadi bermakna apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru
untuk mencapai tujuan pengajaran. Oleh karena itu agar pembelajaran fisika dapat berlangsung dengan baik maka guru harus mengusahakan agar ada interaksi
antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan lingkungan belajar. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, diperlukan berbagai
terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa maka guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif
3
yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam pembelajaran di kelas. Pendidikan yang berkualitas dapat
dicapai dengan adanya sarana dan prasarana bantu untuk melaksanakan pembelajaran. Salah satu sarana tersebut dapat menggunakan alat bantu
pembelajaran atau lebih dikenal dengan istilah media pembelajaran. Saat ini banyak sekali media pembelajaran yang digunakan di lembaga-lembaga
pendidikan seperti sekolah. Terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang digunakan yaitu media berbasis visual, audio, audio-visual dan komputer. Seiring
perkembangan ilmu dan teknologi, media pembelajaran yang sering digunakan adalah media pembelajaran berbasis komputer. Dari hasil penelitian Robert
Elizabeth 2007 diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan menggunakan sarana interaktif berbasis komputer lebih menarik bagi siswa dibanding dengan
pendekatan tradisional berbasis ceramah. Komputer merupakan salah satu media pembelajaran yang sekarang sudah
bukan lagi barang yang mewah. Banyak sekolah-sekolah yang sudah memiliki fasilitas tersebut. Akan tetapi ternyata penggunaan komputer tersebut belum
optimal karena selama ini penggunaan komputer di sekolah-sekolah kebanyakan masih sebatas untuk program pelatihan komputer dan pada bidang studi teknologi
informasi IT, oleh karena itu perlu adanya peningkatan pemanfaatan fasilitas yang telah dimiliki, yaitu dengan mengoptimalkan penggunaanya dalam rangka
menciptakan pembelajaran yang bermakna. Dalam proses pembelajaran, perangkat lunak komputer telah digunakan untuk memotivasi siswa dan memberi
penguatan di dalam belajar konsep-konsep fisika, misalnya dengan pembuatan
4
grafik, analisis, simulasi gejala dan eksperimen. Dari hasil penelitian Pemberton et all. 2006 diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran berbasis komputer dapat
meningkatkan partisipasi, motivasi dan hasil pembelajaran siswa. Penggunaan komputer sebagai piranti untuk melakukan eksperimen sudah
mulai diterapkan di lingkungan sekolah baik pada tingkat SMP maupun SMA. Hal ini berkembang seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan
multimedia dimana sudah dikembangkan software yang dapat digunakan untuk membuat animasi semisal: flash, 3D Max, power point, dan sebagainya. Proses
belajar mengajar seringkali dihadapkan pada materi yang non abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila berbagai
konsep non abstrak tersebut divisualisasikan dalam bentuk simulasi sehingga akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Salah satu simulasi yang dapat digunakan
adalah dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran interaktif. Berdasarkan kebutuhan itu dipilihlah software Adobe Flash CS4. Adobe Flash CS4 merupakan
suatu perangkat lunak untuk pembuatan animasi dengan standar profesional, dilengkapi dengan bahasa permograman ActionScript. ActionScript digunakan
untuk membuat interaksi dan animasi. Hasil observasi awal di SMA N 5 Magelang berupa wawancara dengan guru
dan nilai ulangan harian mata pelajaran fisika menunjukkan bahwa hasil belajar fisika masih rendah. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh :
1. Pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode ceramah. 2. Siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa ada respon atau timbal
balik, sehingga pembelajaran berlangsung satu arah.
5
3. Siswa kurang berani untuk berkomunikasi dengan guru atau mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran.
4. Metode atau model pembelajaran yang digunakan kurang bervariatif. Kondisi tersebut yang menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah,
karena proses pembelajaran masih berlangsung satu arah dan didominasi oleh guru, sehingga siswa tidak bisa belajar secara aktif.
SMA N 5 Magelang sudah memiliki ruang multimedia yang cukup lengkap. Ada 24 perangkat komputer di ruang tersebut yang bisa diakses dan dimanfaatkan
keberadaanya oleh semua warga SMA N 5 Magelang. Ruang multimedia tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran agar siswa lebih senang dan
tertarik dalam mengikuti pelajaran yang diberikan. Akan tetapi, dalam pembelajaran fisika penggunaan ruang multimedia tersebut masih belum optimal,
karena pembelajaran fisika masih dilakukan di dalam kelas dan hanya memanfaatkan fasilitas yang ada seperti papan tulis, sedangkan penggunaan LCD
proyektor masih belum digunakan secara optimal. Hal ini dikarenakan di sekolah ini belum memiliki software pendidikan untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu
juga pengetahuan guru tentang software pendidikan sangat terbatas terutama dalam proses pembuatannya karena memerlukan keahlian khusus dibidang
komputer. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan
perubahan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat adalah dengan menggunakan media interaktif berupa komputer. Penggunaan komputer
diharapkan memberikan dampak yang positif berupa ketertarikan siswa terhadap
6
materi yang disampaikan dan siswa tidak merasa jenuh. Alasan penggunaan media interaktif berupa komputer adalah sudah ada penelitian yang menunjukkan bahwa
pembelajaran menggunakan komputer akan meningkatkan ketertarikan dan hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari Robert Elizabeth, 2007. Model
pembelajaran yang menggunakan media interaktif berupa komputer berbeda dengan model pembelajaran yang lain. Perbedaan itu dapat dilihat dari proses
pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar sendiri menggunakan media dan hasil belajar yang akan diperoleh merupakan hasil interaksi antara
siswa dengan media interaktif. Dari hasil observasi tersebut dan dari uraian diatas mengenai pentingnya
pengembangan media belajar oleh seorang guru, maka peneliti sebagai calon guru tertarik untuk mengembangkan media belajar dengan menggunakan Adobe Flash
CS4 dengan mengambil judul Implementasi Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Pada Siswa SMA Untuk Menumbuhkan Kemandirian Belajar.
1.2 Rumusan Masalah