Hasil Uji Ahli Media Pembelajaran Hasil Penelitian Kemandirian Belajar Siswa

44

4.2.2 Hasil Uji Ahli Media Pembelajaran

Kelayakan dari media pembelajaran harus diperhatikan, karena berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Penelitian ini menggunakan media pembelajaran interaktif sebagai instrumen. Sebelum media pembelajaran ini digunakan untuk penelitian, harus di uji terlebih dahulu kelayakannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah media pembelajaran ini layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Dari hasil uji ahli yang telah dilakukan diperoleh pencapaian sebesar 68. Walaupun media pembelajaran ini masih jauh dari sempurna, tetap sesuai dengan penilaian lembar kuisioner maka media pembelajaran ini dikategorikan BAIK, sehingga layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Kekurang sempurnaan media pembelajaran ini dikarenakan karena si pembuat pada awalnya tidak punya keahlian dalam pembuatan media pembelajaran, tapi dengan kemauan dan usaha yang besar akhirnya media pembelajaran ini telah terselesaikan.

4.2.3 Hasil Penelitian Kemandirian Belajar Siswa

Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat diketahui ada beberapa aspek yang mengalami peningkatan besar dan ada beberapa aspek yang peningkatannya kecil untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Aspek yang mengalami peningkatan cukup besar adalah aspek visual activities, oral activities, dan emotional activities. Sedangkan aspek yang peningkatannya kecil adalah aspek listening activities dan writing activities. Visual activities, terjadi peningkatan besar karena pada awal pembelajaran siswa memperhatikan langkah-langkah penggunaan media pembelajaran maupun penggunaan alat peraga. Oral activities, terjadi peningaktan besar karena pada 45 saat pembelajaran siswa sering mengajukan pertanyaan jika menemukan permasalahan dan siswa sering berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Emotional activities, terjadi peningkatan besar karena siswa lebih bersemangat pada saat menggunakan media pembelajaran maupun alat peraga, hal ini terjadi karena siswa jarang menggunakan media pembelajaran yang menampilkan animasi dan melakukan peragaan. Listening activities, peningkatannya kecil karena siswa kurang mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru, siswa lebih berkonsentrasi pada media pembelajaran dan alat peraga yang digunakan. Writing activities, peningkatannya kecil karena siswa jarang membuat ikhtisar atau catatan kecil pada saat pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat diketahui perbedaan kemandirian belajar siswa antara lembar observasi dan lembar angket. Rata-rata peningkatan hasil kemandirian belajar kelas kontrol untuk lembar observasi sebesar 0,33 dikategorikan sedang dan lembar angket sebesar 0,12 dikategorikan rendah. Sedangkan rata-rata pencapaian hasil kemandirian belajar kelas eksperimen untuk lembar observasi sebesar 0,34 dikategorikan sedang dan lembar angket sebesar 0,15 dikategorikan rendah. Terjadi perbedaan dimana lembar observasi kelas kontrol maupun kelas eksperimen lebih tinggi dibanding lembar angket. Hal ini dikarenakan lembar observasi hanya menilai siswa dari sudut pandang orang lain yaitu observer, jadi hasil yang didapatkan bisa lebih baik atau lebih jelek dari keadaan siswa yang sebenarnya. Sedangkan lembar angket diisi oleh siswa sendiri, sehingga hasil yang didapatkan benar-benar menggambarkan keadaan 46 siswa yang sebenarnya. Tujuan digunakannya lembar observasi adalah untuk menguatkan hasil yang didapatkan lembar angket. Hasil penelitian kelas eksperimen untuk lembar angket menunjukkan bahwa hasil kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran interaktif berbasis komputer. Walaupun peningkatan hasil kemandirian belajar siswa tergolong rendah, tapi interaksi siswa dengan media pembelajaran cukup bagus, ini ditunjukkan dengan antusiasme siswa terhadap media yang telah disediakan. Yang menyebabkan peningkatan hasil kemandirian belajar siswa rendah adalah masing-masing komputer terdapat fasilitas internet, sehingga banyak siswa yang menggunakan fasilitas itu bersamaan dengan media pembelajaran yang menyebabkan terpecahnya konsentrasi siswa dalam belajar. Penyebab yang lain adalah dalam pengisian angket kemandirian belajar, siswa tidak sungguh-sungguh dalam pengisian angket karena tidak berpengaruh terhadap nilai akademik mereka di sekolahan. Hal ini lah yang menyebabkan peningkatan hasil kemandirian belajar rendah. Akan tetapi hasil kemandirian belajar siswa tetap meningkat walaupun peningkatannya rendah. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran interaktif berbasis komputer mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa Pada pelaksanaan penelitian terdapat beberapa kekurangan antara lain ada beberapa komputer yang tidak bisa mengakses file hasil share dari komputer induk, ini yang menghambat peneliti dalam memaksimalkan waktu yang tersedia karena harus mengcopy terlebih dahulu kemudian di paste ke komputer yang bermasalah tersebut. Walaupun demikian penelitian masih bisa berjalan dengan 47 lancar dan selesai tepat waktu karena peneliti dibantu dengan beberapa observer dalam mengcopy dan paste file media pembelajaran. Hasil penelitian kelas kontrol untuk lembar angket menunjukkan bahwa hasil kemandirian belajar siswa juga mengalami peningkatan setelah pembelajaran dengan metode alat peraga. Walaupun peningkatan hasil kemandirian belajar siswa tergolong rendah, tapi siswa saling bekerjasama dalam melakukan peragaan, bertukar pikiran, bertukar pendapat untuk menyelesaikan pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Yang menyebabkan peningkatan hasil kemandirian belajar siswa rendah adalah dalam pengisian angket kemandirian belajar, siswa tidak sungguh-sungguh dalam pengisian angket karena tidak berpengaruh terhadap nilai akademik mereka di sekolahan. Hal ini lah yang menyebabkan peningkatan hasil kemandirian belajar rendah. Akan tetapi hasil kemandirian belajar siswa tetap meningkat walaupun peningkatannya rendah. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran metode alat peraga mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa. Pada pelaksanaan penelitian terdapat beberapa kekurangan antara lain pada pembelajaran metode alat peraga ada siswa yang kurang berperan aktif dalam kelompok, sehingga peragaan dari kelompok tersebut kurang maksimal, yang mengakibatkan guru harus berkeliling untuk membantu kelompok tersebut supaya peragaan tetap berjalan lancar.

4.2.4 Kinerja Guru