ISO 9001 KEAMANAN UDANG BEKU 1. Sumber bahaya keamanan udang

7.3.5 Deskripsi langkah proses dan tindakan pengendalian 7.4 Analisa bahaya 7.5 Penentuan kelayakan dasar operasional 7.6 Penyusunan HACCP plan 7.6.1 HACCP plan 7.6.2 Identifikasi CCP 7.6.3 Penentuan batas kritis 7.6.4 Sistem monitoring batas kritis 7.6.5 Tindakan korektif 7.7 Pembaruan informasi awal dan dokumen yang khusus mengenai kelayakan dasar dan HACCP plan 7.8 Tindakan verifikasi 7.9 Sistem telusur 7.10 Pengendalian ketidaksesuaian 7.10.1 Koreksi 7.10.2 Tindakan korektif 7.10.3 Penanganan produk yang berpotensi menjadi tidak aman 8. Validasi, verifikasi dan pengembangan sistem manajemen keamanan pangan 8.1 Umum 8.2 Validasi kombinasi tindakan pengendalian 8.3 Pengendalian atas pengawasan dan tinjauan 8.4 Verifikasi sistem manajemen keamanan pangan Internal audit Evaluasi hasil verifikasi individual Analisis hasil verifikasi 8.5 Pengembangan ISO 22000, 2005

3. ISO 9001

ISO 9001 adalah standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. Standar ini dapat diaplikasikan oleh tiap industri yang menghasilkan produk maupun jasa, dan tidak hanya berlaku bagi industri pangan. Tujuan utama implementasi ISO 9001 adalah memenuhi kepuasan konsumen. Standar ini meliputi: 1. Cakupan 2. Referensi normatif 3. Definisi-definisi 4. Persyaratan sistem kualitas 5. Komitmen manajemen 6. Manajemen sumber 7. Realisasi produk 8. Pengukuran, analsis dan pengembangan Keuntungan penerapan ISO 9001 bagi industri adalah 1meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen melalui jaminan kualitas yang terorganisir dengan baik dan sistematis. 2mendapat citra baik dan mampu bersaing. 3mencegah audit manajemen kualitas ganda oleh konsumen. 4setelah terdaftar pada badan internasional, industri dapat membidik target perdagangan baru. 5meningkatkan kesadaran kualitas organisasi. Dibandingkan standar BRC dan ISO 22000, ISO 9001 tidak banyak mengungkapkan aspek keamanan pada produk pangan. Sistem HACCP tidak dibahas dalam ISO 9001. ISO 9001 menjadi panduan bagi organisasi dalam menerapkan sistem manajemen kualitas dan pengendalian mutu produk. Perbandingan antara ISO 22000, BRC dan ISO 9001 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan ISO 22000 dan BRCIFS serta ISO 9001 Faktor ISO 22000 ISO 9001 BRC Status Standar internasionalnasional Standar internasional Standar pedagang Inggris Cakupan - rantai pangan lengkap produksi, pengolahan, distribusi - produsen produk pertanian nabati maupun hewani - pihak lain produsen bahan pengemas, produsen obat- obat dan vaksin semua jenis industri - penyimpanan dan distribusi - produk non pangan - pengemas - produk pangan Kelayakan dasar atau prerequisite program Spesifikasi terbuka, fleksibel dan dibutuhkan evaluasi analisis bahaya Spesifikasi terbuka Spesifikasi tertutup telah ditetapkan pendekatan Pendekatan sistem berorientasi pada hasil Pendekatan sistem Berorientasi pada proses Pendekatan produk Berorientasi pada arti HACCP 12 langkah HACCP menurut Codex Tidak ada 7 prinsip HACCP Operasional Kelayakan dasar oPRP Operasional PRP untuk semua bahaya signifikan yang tidak dikendalikan oleh CCP Tidak ada Tidak menggunakan konsep oPRP dan sistem monitoring Struktur Sejalan dengan ISO 9001:2000 IFS mengikuti ISO 9001:2000 Disadur dari tabel perbandingan standar oleh Dietz 2006 D. SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN SMKP Pada dasarnya, sistem adalah sekelompok elemen yang saling terkait dan memiliki hubungan yang kompleks. Sistem juga dapat didefinisikan sebagai kelompok dari beberapa unit yang memiliki fungsi tertentu Anonim, 2005. Dalam konteks dunia usaha atau perusahaan, sistem dapat diartikan sebagai gabungan dari beberapa elemen kerja, yaitu modal, mesin, tenaga kerja dan bahan baku, untuk menghasilkan produk atau jasa, dan akhirnya bertujuan mendapat keuntungan dari produk atau jasa tersebut. Sistem yang baik adalah sistem yang dapat diatur manageable, dapat diawasi controllable, dapat diubah flexible, dan dapat dinilai auditable. Sistem manajemen keamanan pangan SMKP adalah sistem dengan fungsi utama memastikan terpenuhinya keamanan pangan sepanjang jalur rantai pangan, dimulai dari pengadaan bahan baku hingga tahap konsumsi sehingga dihasilkan produk pangan yang tidak membahayakan kesehatan konsumen. SMKP merupakan kombinasi dari komunikasi interaktif, sistem manajemen, program kelayakan dasar dan prinsip-prinsip HACCP. Menurut ISO 22000, organisasi dapat memanfaatkan sistem manajemen yang sudah ada untuk membuat sistem manajemen keamanan pangan yang sesuai dengan persyaratan ISO 22000 ISO, 2005. Sistem membutuhkan manajemen sumber daya, baik sumber daya manusia, bangunan dan lingkungan kerja. Sistem manajemen keamanan pangan merupakan tanggung jawab tim keamanan pangan. Tim keamanan pangan dan semua orang dengan aktivitas yang berdampak pada keamanan pangan harus memiliki pendidikan yang baik, kemampuan dan pengalaman serta mengikuti pelatihan. Diagram prinsip kerja sistem manajemen keamanan pangan dapat dilihat pada Gambar 2 . Langkah awal dalam membentuk sistem manajemen keamanan pangan yang efektif adalah menentukan cakupan dari sistem. Cakupan sistem disesuaikan dengan kegiatan masing-masing organisasi yang terlibat dalam rantai pangan. SMKP industri pengolahan pangan mencakup tahap penerimaan bahan baku, proses pengolahan hingga distribusi produk akhir. Kemudian tim keamanan pangan harus Mengidentifikasi bahaya keamanan pangan yang mungkin muncul dalam rantai pangan. Analisis bahaya diperlukan untuk mendapatkan informasi bahaya apa saja yang mungkin timbul selama proses penerimaan bahan baku hingga distribusi produk jadi. Organisasi harus memastikan bahaya tadi dapat dievaluasi dan dikendalikan. Dengan demikian, tim manajemen dapat mengupayakan kombinasi upaya pengendalian bahaya yang efektif. ISO, 2005. Tim keamanan pangan sebaiknya juga mengkomunikasikan informasi mengenai isu keamanan pangan ke seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pangan. Seluruh pihak diharapkan dapat memberikan saran maupun informasi terbaru sehingga tim keamanan pangan dapat mengembangkan atau memperbarui SMKP. Sistem manajemen keamanan pangan juga harus dievaluasi secara berkala dan diperbarui jika terdapat perubahan kondisi. Kriteria penting yang harus dipenuhi oleh SMKP adalah dokumentasi. Dokumentasi mencakup pernyataan tertulis mengenai kebijakan keamanan pangan, prosedur, rekaman data serta dokumen untuk memastikan pengembangan yang efektif, implementasi dan pembaruan sistem keamanan pangan. Dokumen tersebut harus terkendali. Kendali menandakan semua perubahan yang ada dapat ditinjau kembali untuk mengetahui pengaruh perubahan tadi terhadap sistem manajemen keamanan pangan. Untuk membangun sebuah sistem yang teratur, diperlukan sekelompok orang untuk memimpin dan mengatur jalan untuk mencapai tujuan dari sistem. Sistem membutuhkan tanggungjawab manajemen. Manajemen tinggi berfungsi memberikan komitmen yang nyata untuk membangun, mengimplementasikan sistem manajemen keamanan pangan serta mengembangkannya terus menerus. Manajemen tinggi harus mendefinisikan, mendokumentasikan dan mengkomunikasikan kebijakan keamanan pangan. Selanjutnya, manajemen harus membuat perencanaan mengenai sistem manajemen keamanan pangan dan memastikan sistem tetap terintegrasi. Manajemen juga harus menentukan tanggung jawab dan wewenang dalam organisasi sehingga tercipta kinerja yang efektif dan terpelihara. Aspek penting lainnya dari sistem manajemen keamanan pangan adalah komunikasi. Dengan komunikasi, segala informasi yang berkaitan dengan keamanan pangan dapat didengar oleh seluruh organisasi dalam rantai pangan. Ada dua jenis komunikasi, yaitu internal dan eksternal. Komunikasi eksternal adalah komunikasi dengan pihak-pihak di luar perusahaan, yang memilki interaksi dengan perusahaan. Misalnya suppliers, kontraktor, pelanggan atau konsumen, badan hukum negara, laboratorium eksternal dan pihak lainnya, yang dapat mempengaruhi keefektivan sistem manajemen keamanan pangan.. komunikasi internal adalah interaksi dengan pegawai mengenai isu manajemen keamanan pangan ISO, 2005.

1. Good Manufacturing Practices GMP