pengolahan siap didistribusikan melalui jaringan instalasi pipa air bersih di area pabrik pengolahan. Selain diatur oleh manajemen divisi pengolahan
air, pelaksanaan pengolahan air juga diawasi oleh tiga orang staff Quality Control
QC. Staff QC membuat laporan tertulis tentang pelaksanaan sistem pengolahan air.
Sistem pengolahan air yang baik menjadi kurang efektif tanpa didukung oleh sarana fisik yang memadai. Sarana pengolahan air di PT
CPB masih belum memadai. Reservoir air bawah tanah belum ditutup sehingga kontaminan atau bahan asing dari udara dapat mencemari air.
Bangunan floculant tank terlihat sangat kotor. Kotoran di floculant tank dapat mengkontaminasi air. Selain itu, belum ada sistem pemeriksaan
konsentrasi klorin dalam air bersih hasil pengolahan. Pemeriksaan konsentrasi klorin baru dilakukan di pabrik pengolahan. Petugas
pemeriksa konsentrasi klorin akan melaporkan ketidaksesuaian konsentrasi kepada petugas pengolahan air melalui radio komunikasi HT.
Selain penerapan GMP dan SSOP, fasilitas pengolahan air juga sebaiknya memiliki sistem keamanan pengolahan air water safety system.
Sistem ini bertujuan untuk memastikan air yang diproses dalam proses pengolahan air memenuhi persyaratan air bersih dan layak digunakan
dalam proses pengolahan udang dan pembuatan es. Sistem keamanan pengolahan air diwujudkan dalam bentuk pembuatan HACCP plan untuk
pengolahan air. PT CPB telah mulai menyusun HACCP plan pengolahan air dan akan diterapkan secepatnya.
Energi listrik yang dibutuhkan dalam proses pengolahan berasal dari instalasi pembangkit listrik power house pribadi miliki PT CPB.
Aliran listrik juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di perumahan karyawan dan fasilitas-fasilitas perusahaan lainnya.
4. Fasilitas pendukung, termasuk pengolahan limbah.
Gudang adalah salah satu fasilitas pendukung pengolahan. Bangunan gudang dibuat terpisah dari bangunan pabrik pengolahan.
Bangunan gudang terdiri dari beberapa ruangan, yaitu ruang staff, ruang
penyimpanan bahan pengemas, ruang bahan kimia padat, ruang bahan kimia cair dan ruang tabung gas. Bahan-bahan kimia dalam wadah jirigen
diletakkan di atas pallet besi. Bahan pengemas juga diletakkan pada rak- rak besi dan dipisahkan sesuai nama jual produk.
Selain gudang utama, tersedia juga gudang distribusi yang terletak di dalam pabrik pengolahan. Gudang distribusi dibuat untuk memudahkan
perpindahan bahan-bahan dari gudang ke dalam area pengolahan. Gudang distribusi terletak di sebelah area pengemasan. Ruangan ini memiliki pintu
akses ke area luar pabrik. Petugas gudang distribusi juga harus mencatat waktu dan jumlah bahan-bahan yang masuk dan keluar dari gudang.
Bahan-bahan yang didatangkan ke gudang diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses pengolahan. Petugas penerimaan juga
wajib mencatat waktu kedatangan bahan, jumlah bahan dan kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi supplier, seperti Certificate of Analysis
COA. Petugas juga wajib mencatat waktu dan jumlah bahan-bahan yang dikeluarkan dari gudang.
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan udang berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah cair dialirkan melalui saluran air di
area pengolahan, yang bermuara di saluran air terbesar. Limbah kemudian dialirkan menuju instalasi pengolahan limbah. Area pengolahan limbah
terletak sekitar 2 km dari pabrik pengolahan. Kapasitas Fasilitas pengolahan limbah adalah 54.000 m
3
. Konstruksi pengolahan limbah masih belum memenuhi standar kelayakan.
Fasilitas pengolahan limbah terdiri dari sepuluh buah kolam dengan kedalaman 2.5 m dan dialasi tepal hitam. Terpal hitam di kolam mudah
sekali rusak, sehingga tampak tidak rapih. Secara umum, pengolahan limbah tebagi menjadi tiga proses, yaitu
fisika, kimia dan biologi. Proses fisika adalah penyaringan limbah cair dengan saringan yang menyerupai jaring. Saringan diletakkan di tengah
saluran limbah yang menghubungkan saluran air limbah di area pabrik dan sarana pengolahan limbah. Limbah padat tertinggal dalam jaring,
sedangkan limbah cair terus mengalir menuju kolam. Jaring diangkat
sekali sehari. Pada tahap kimia, limbah dalam kolam ditambahkan dengan poly aluminium chloride
PAC. Untuk meningkatkan nilai oksigen terlarut atau DO, limbah diaduk dengan aerator.
Pada tahap biologi, sejumlah bakteri probiotik Super FS ditambahkan dalam kolam. Bakteri super FS dapat membantu
meningkatkan kadar oksigen dalam air. Pertumbuhan ganggang dan plankton dalam air menunjukkan air telah layak dibuang ke sungai, karena
tidak akan membahayakan makhluk hidup di dalam sungai. Namun saat ini, metode biologi tersebut belum dilakukan.
5. Ketersediaan peralatan dan kemudahan pembersihan, pemeliharaan yang bersifat pencegahan