Ketersediaan peralatan dan kemudahan pembersihan, pemeliharaan yang bersifat pencegahan Manajemen penyediaan bahan baku. Tindakan pencegahan kontaminasi silang.

sekali sehari. Pada tahap kimia, limbah dalam kolam ditambahkan dengan poly aluminium chloride PAC. Untuk meningkatkan nilai oksigen terlarut atau DO, limbah diaduk dengan aerator. Pada tahap biologi, sejumlah bakteri probiotik Super FS ditambahkan dalam kolam. Bakteri super FS dapat membantu meningkatkan kadar oksigen dalam air. Pertumbuhan ganggang dan plankton dalam air menunjukkan air telah layak dibuang ke sungai, karena tidak akan membahayakan makhluk hidup di dalam sungai. Namun saat ini, metode biologi tersebut belum dilakukan.

5. Ketersediaan peralatan dan kemudahan pembersihan, pemeliharaan yang bersifat pencegahan

Peralatan yang digunakan di dalam proses pengolahan adalah peralatan yang terbuat dari plastik dan stainless steel. Kedua bahan tadi umumnya mudah dibersihkan dengan air dan sabun. Peralatan besar seperti mesin grader, konveyor, meja pemotongan kepala, meja pengupasan dan meja penyusunan terbuat dari bahan stainless steel. Peralatan tersebut dibersihkan setiap akhir shift. Peralatan kecil yang terbuat dari plastik seperti tanggok dan keranjang udang dibersihkan setiap tiga jam sekali. Waktu pembersihan ditandai dengan bunyi sirine atau bel. Proses pembersihan menyeluruh untuk seluruh bagian pabrik dilakukan setiap tiga minggu sekali.

6. Manajemen penyediaan bahan baku.

Bahan baku udang diperoleh dari tambak milik perusahaan maupun milik petani tambak yang telah membina hubungan kemitraan dengan perusahaan. Bahan pengemas maupun bahan kimia berupa sodium metabisulfit, klorin cair, sabun cair dan garam diperoleh dari beberapa perusahaan supplier. Masing-masing bahan kimia dan bahan pengemas harus disertai dengan Material Safety Data Sheet MSDS. MSDS adalah dokumen yang wajib dimiliki oleh supplier, sebagai bukti bahan-bahan tadi aman digunakan oleh industri pangan.

7. Tindakan pencegahan kontaminasi silang.

Kontaminasi silang dapat dihindarkan dengan penggunaan seragam khusus, termasuk sarung tangan. Ada petugas khusus yang mengawasi kelengkapan seragam pekerja dan identitas pekerja di pintu masuk ruang pengolahan. Mereka bertugas menegur pekerja yang tidak mencuci tangan dengan baik. Petugas juga membersihkan rambut dan benda asing di baju pekerja dengan alat roll berbalut lakban. Perilaku pencucian tangan yang baik juga penting untuk mencegah kontaminasi silang. Fasilitas cuci tangan terletak di dekat pintu masuk ruang pengolahan, toilet, maupun di dalam ruang pengolahan. Fasilitas cuci tangan terdiri dari sejumlah wastafel, bak air klorin, wadah berisi air klorin dan kain pencuci serta botol alkohol 90 . Area cuci tangan juga tergenang oleh air berklorin dengan konsentrasi 80-100 ppm. Untuk mengalirkan air dari kran wastafel, tombol ditekan dengan lutut, sehingga tangan tidak bersentuhan langsung dengan kran air. Acuan prosedur pencucian tangan ditempelkan di dinding bagian atas wastafel. Acuan pencucian tangan berisi langkah pencucian tangan dalam bentuk kalimat maupun gambar. Prosedur pencucian tangan dimulai dari membasahi tangan dengan air, kemudian menuang sabun dan menggosok tangan hingga berbuih. Setelah itu, dialirkan air untuk membersihkan buih sabun. Langkah berikutnya adalah memasukkan tangan ke dalam bak berisi air berklorin 30-40 ppm. Kemudian, pekerja harus mengangkat kain pencuci dalam wadah berisi air klorin 30-40 ppm, memeras kain dan membasuh kedua tangan. Terakhir, pekerja harus menyemprotkan alkohol ke permukaan tangan. Fasilitas dan letak peralatan pencucian tangan sudah memenuhi syarat kesehatan. Namun air pencucian bukanlah air hangat. Air hangat untuk pencucian tangan barus tersedia di area high risk. Selain itu, tidak tersedia alat pengering tangan elektrik atau tissue untuk mengeringkan tangan. Tissue tidak tersedia sepanjang waktu. Tempat sampah disediakan di masing-masing area dalam ruang pengolahan. Tempat sampah terbuat dari plastik dan memiliki tutup. Divisi SPA juga telah membuat layout penempatan tempat sampah di dalam dan di luar area pengolahan. Alur pembuangan sampah di dalam ruang pengolahan juga dipetakan. Sampah di tempat sampah akan dikumpulkan dalam polybag besar berwarna hitam oleh pekerja sanitasi. Sampah padat umumnya berupa kepala, sungut, kulit udang, benda asing dan bahan pengemas. Kepala, sungut dan kulit udang dikemas terpisah dari sampah lainnya. Kemudian polybag dikeluarkan dari area pengolahan melalui jendela transfer di dekat area penerimaan. Sampah kepala, kulit dan sungut udang diolah menjadi tepung di area pengolahan kepala udang, yang letaknya cukup jauh dari pabrik pengolahan. Selanjutnya tepung kepala dan kulit udang dibawa ke area pembuatan pakan udang atau feed mill. Tepung kepala udang dan bahan- bahan lainnya diolah menjadi pakan udang dan didistribusikan ke tambak udang.

8. Pembersihan dan sanitasi