Keuntungan implementasi standar BRC bagi industri pangan adalah:
a BRC merupakan standar tunggal yang mengizinkan evaluasi sertifikasi
dilakukan oleh pihak atau badan sertifikasi dan dapat diakreditasi menjadi standar internasional panduan ISOIEC 65
b Menunjukkan komitmen organisasi untuk menghasilkan produk yang
aman. c
Mendapat pengakuan dari komunitas pedagang Inggris. d
Mengurangi jumlah audit pemasok. e
Standar bersifat komprehensif dan mencakup semua hal yang berkaitan dengan aspek kualitas, sanitasi dan keamanan produk di industri
pangan. f
Industri atau pemasok dapat menerapkan sistem verifikasi tunggal. Verifikasi tunggal adalah sistem evaluasi yang telah disetujui oleh
industri maupun supplier, yang memungkinkan pihak industri maupun supplier untuk melaporkan status mereka kepada pihak pedagang
produk pangan. g
Standar juga dapat digunakan oleh industri pangan untuk memastikan bahwa pemasok bahan baku telah menerapkan tehnik higiene yang
baik. h
Tindakan koreksi atas ketidaksesuaian yang ada dapat melatih industri untuk mengembangkan sistem keamanan produk, kualitas dan higiene
oleh perusahaan itu sendiri. Anonim a, 2006 dan BRC, 2005.
2. ISO 22000
Kata ”iso” bukanlah singkatan atau akronim. Dalam bahasa Yunani, ”iso” berarti sama atau equal Newslow, 2001. ISO adalah
International Organization for Standardization atau organisasi standar
internasional yang secara sukarela berperan dalam pengembangan standar internasional. Organisasi ini dididirikan tahun 1946 dan berpusat di
Genewa, Swiss. ISO memiliki anggota sebanyak 146 negara dan 110 negara diantaranya adalah negara berkembang. Salah satu tujuan ISO
adalah memberikan kesempatan bagi negara berkembang untuk mempelajari dan menerapkan berbagai teknologi yang sudah diterapkan
oleh negara maju, sehingga industri dapat bersaing dalam perdagangan global ISO, 2004.
ISO 22000 adalah standar internasional yang dikeluarkan oleh komite teknis organisasi standar international ISO. Standar ini
merupakan standar penunjuk yang menggambarkan persyaratan sebuah sistem manajemen keamanan pangan. Standar ini bertujuan
1mengharmoniskan persyaratan sistem manajemen keamanan pangan untuk usaha yang terkait dalam rantai pangan. 2memudahkan kerja badan
usaha karena hanya menggunakan satu standar, sekaligus memudahkan tugas badan sertifikasi. 3memastikan standar dapat diperoleh dengan
mudah di seluruh dunia, tanpa adanya monopoli oleh satu badan sertifikasi khusus.
Komitmen yang terjalin dari pihak industri dan lembaga atau asosiasi terkait diharapkan dapat membuat ISO 22000 menggantikan
standar BRC dan International Food Standar IFS dalam kurun waktu lima tahun. Saat ini, standar BRC dan IFS sangat berpengaruh terhadap
perdagangan di negara Prancis, Denmark dan Inggris Dietz, 2006. Industri perlu melakukan langkah awal yang baik sehingga
nantinya siap menghadapi perdagangan bebas, lebih awal dibandingkan industri lainnya. Industri pangan di negara-negara berkembang memiliki
banyak kesempatan untuk mengimplementasikan standar ini karena 1industri dapat membuat sebuah sistem manajemen keamanan pangan
berdasarkan Good Manufacturing Practices yang telah diterapkan sebelumnya. 2Tidak membutuhkan banyak perubahan mendasar,
sehingga tidak membutuhkan banyak biaya . Keuntungan penerapan ISO 22000 bagi perdagangan dunia adalah
: a.
Semua organisasi yang telah memenuhi ISO 22000 memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing satu sama lain di kancah
perdagangan bebas maupun perdagangan regional.
b. Adanya standar nasional maupun regional yang beragam dapat
menciptakan batasan teknis terhadap perdagangan, meskipun selalu ada persetujuan politik untuk menangani kuota import.
c. Standar internasional memiliki arti teknis yang penting dimana
persetujuan perdagangan politis dapat dipraktikkan. Keuntungan penerapan ISO 22000 secara keseluruhan:
a. Berlaku di dunia internasional
b. Harmonisasi standar nasional
c. Menyediakan referensi bagi keseluruhan rantai pangan
d. Menjadi standar yang dapat diaudit dan memiliki persyaratan yang
jelas e.
Mengisi senggang yang timbul antara penerapan ISO 9001 dan HACCP.
f. Berkontribusi akan pemahaman yang lebih baik dan perkembangan
HACCP menurut Codex g.
Organisasi pangan dapat mengindentifikasi dan mengendalikan bahaya keamanan pangan.
h. Pengendalian bahaya keamanan pangan menjadi lebih efisien dan
dinamis i.
Manajemen program kelayakan dasar yang sistematis j.
Menggunakan dasar ilmiah sebagai pertimbangan pengambilan keputusan
k. Fokus pengendalian terhadap hal yang diperlukan
l. Menghemat sumberdaya industri dengan mengurangi sistem audit
berganda m.
Optimasi sumberdaya n.
Memperbaiki dan mengembangkan sistem dokumentasi. o.
Perencanaan yang lebih baik dan tindakan verifikasi proses yang lebih sedikit.
Kriteria-kriteria dalam ISO 22000 terdiri atas: 1. Cakupan
2. Referensi regulasi 3. Definisi
4. Sistem Manajemen Keamanan Pangan 4.1 Persyaratan umum
4.2 Dokumentasi 5. Tanggung jawab manajemen
5.1 Komitmen manajemen 5.2 Kebijakan keamanan pangan
5.3 Perencanaan sistem manajemen keamanan pangan 5.4 Tanggung jawab dan wewenang
5.5 Pemimpin tim keamanan pangan 5.6 Komunikasi
5.6.1 Komunikasi eksternal 5.6.2 Komunikasi internal
5.7 Respon dan persiapan darurat 5.8 Tinjauan manajemen
6. Manajemen sumber daya 6.2 Sumber daya manusia
6.1.1 Umum 6.2.2 Kompetensi, kepedulian dan pelatihan
6.3 infrastruktur 6.4 Lingkungan kerja
7. Perencanaan dan realisasi produk yang aman 7.1 Umum
7.2 Kelayakan dasar 7.3 Langkah awal untuk melakukan analisis bahaya
7.3.1 Umum 7.3.2 Tim keamanan pangan
7.3.3 Karakteristik produk 7.3.4 Diagram alir, langkah proses dan tindakan pengendalian
7.3.5 Deskripsi langkah proses dan tindakan pengendalian 7.4 Analisa bahaya
7.5 Penentuan kelayakan dasar operasional 7.6 Penyusunan HACCP plan
7.6.1 HACCP plan 7.6.2 Identifikasi CCP
7.6.3 Penentuan batas kritis 7.6.4 Sistem monitoring batas kritis
7.6.5 Tindakan korektif 7.7 Pembaruan informasi awal dan dokumen yang khusus mengenai
kelayakan dasar dan HACCP plan 7.8 Tindakan verifikasi
7.9 Sistem telusur 7.10 Pengendalian ketidaksesuaian
7.10.1 Koreksi 7.10.2 Tindakan korektif
7.10.3 Penanganan produk yang berpotensi menjadi tidak aman 8. Validasi, verifikasi dan pengembangan sistem manajemen keamanan
pangan 8.1 Umum
8.2 Validasi kombinasi tindakan pengendalian 8.3 Pengendalian atas pengawasan dan tinjauan
8.4 Verifikasi sistem manajemen keamanan pangan Internal audit
Evaluasi hasil verifikasi individual Analisis hasil verifikasi
8.5 Pengembangan ISO 22000, 2005
3. ISO 9001