Sumberdaya udara, air ,energi dan lainnnya.

3. Sumberdaya udara, air ,energi dan lainnnya.

Instalasi pengolahan air terletak beberapa meter dari bangunan pabrik. Air untuk pengolahan berasal dari sumur bor bawah tanah deep well sedalam 180-200 m dan air dari sungai atau rawa di dekat lokasi pengolahan air. Air ditampung dalam penampungan bahan baku air atau reservoir . Kemudian, air reservoir ditranfer menuju flocculant tank. Tiga jenis larutan kimia, yaitu Poly Aluminium Chloride PAC, klorin dan soda abu, ditambahkan pada air deep well. Setelah itu, air dialirkan menuju raw water tank untuk ditampung dan diendapkan. Selanjutnya air diberi perlakuan filtrasi awal, filtrasi akhir, softerasi dan post chlorinasi. Air dari raw water tank dialirkan menuju multy filter tank untuk difiltrasi. Filtrasi awal terbagi dalam tiga proses, yaitu filtrasi secara fisika dan filtrasi kimia. Filtrasi fisika adalah proses penyaringan untuk memisahkan air dari partikel atau kotoran-kotoran fisik seperti endapan terlarut. Pasir silika digunakan sebagai media penyaring. Filtrasi kimia adalah proses penyaringan kation, anion, Fe dan Mn, yang dapat menurunkan kualitas air. Media penyaring dalam proses filtrasi kimia adalah mangan zeolit. Air setengah bersih hasil filtrasi ditampung dalam storage tank sebagai air cadangan. Setelah itu, air dialirkan ke carbon filter tank untuk mengalami filtrasi akhir. Filtrasi akhir bertujuan untuk menghilangkan bau, rasa, warna dan sisa chlorine. Akhirnya air ditransfer menuju softener tank . Dalam softener tank, air diberi resin cation exchange. Proses ini bertujuan mereduksi ion Ca dan Mg untuk menurunkan tingkat kesadahan air. Softerasi hanya dilakukan untuk air yang akan didistribusikan ke mesin-mesin pengolahan dan power plant. Tahap terakhir proses pengolahan air adalah post chlorinasi. Post chlorinasi adalah proses injeksi larutan klorin berkonsentrasi 1-2 ppm. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan air bersih yang saniter. Post chlorinasi tidak dilakukan untuk air bersih yang didistribusikan ke mesin- mesin pengolahan dan power house. Air bersih dan saniter hasil pengolahan siap didistribusikan melalui jaringan instalasi pipa air bersih di area pabrik pengolahan. Selain diatur oleh manajemen divisi pengolahan air, pelaksanaan pengolahan air juga diawasi oleh tiga orang staff Quality Control QC. Staff QC membuat laporan tertulis tentang pelaksanaan sistem pengolahan air. Sistem pengolahan air yang baik menjadi kurang efektif tanpa didukung oleh sarana fisik yang memadai. Sarana pengolahan air di PT CPB masih belum memadai. Reservoir air bawah tanah belum ditutup sehingga kontaminan atau bahan asing dari udara dapat mencemari air. Bangunan floculant tank terlihat sangat kotor. Kotoran di floculant tank dapat mengkontaminasi air. Selain itu, belum ada sistem pemeriksaan konsentrasi klorin dalam air bersih hasil pengolahan. Pemeriksaan konsentrasi klorin baru dilakukan di pabrik pengolahan. Petugas pemeriksa konsentrasi klorin akan melaporkan ketidaksesuaian konsentrasi kepada petugas pengolahan air melalui radio komunikasi HT. Selain penerapan GMP dan SSOP, fasilitas pengolahan air juga sebaiknya memiliki sistem keamanan pengolahan air water safety system. Sistem ini bertujuan untuk memastikan air yang diproses dalam proses pengolahan air memenuhi persyaratan air bersih dan layak digunakan dalam proses pengolahan udang dan pembuatan es. Sistem keamanan pengolahan air diwujudkan dalam bentuk pembuatan HACCP plan untuk pengolahan air. PT CPB telah mulai menyusun HACCP plan pengolahan air dan akan diterapkan secepatnya. Energi listrik yang dibutuhkan dalam proses pengolahan berasal dari instalasi pembangkit listrik power house pribadi miliki PT CPB. Aliran listrik juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di perumahan karyawan dan fasilitas-fasilitas perusahaan lainnya.

4. Fasilitas pendukung, termasuk pengolahan limbah.