32
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian yang berjudul nilai estetis pertunjukan tradisional Jathilan Tuo menggunakan metode kualitatif, sehingga penelitian akan bersifat deskriptif yang
memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok-kelompok tertentu. Penelitian kualitatif adalah berupa kata-
kata dan gambar yang berasal dari naskah, hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi atau resmi Jazuli 2001:19. Penelitian kualitatif di dalamnya
sangat penting bagi peneliti untuk terlibat penuh dalam situasi kehidupan seni, yaitu situasi yang berlangsung secara normal, hal-hal yang biasa dilakukan,
suasana yang mencerminkan kehidupan sehari-hari, individu-individu, kelompok, masyarakat dan organisasi Rohidi 2011: 47.
Peneliti menggunakan pendekatan estetis koreografi yaitu keindahan yang dilihat melalui aspek-aspek koreografinya dan pendekatan estetika yaitu
pendekatan yang mengarah pada suatu keindahan hasil karya. Jadi, peneliti mendeskripsikan proses koreografinya, dari bentuk tari yang terdiri atas unsur
pokok dan unsur pendukung tari serta nilai keindahan yang ada dalam pertunjukan Tradisional Jathilan Tuo. Pendekatan emik merupakan esensi yang sahih untuk
satu bahasa atau satu kebudayaan pada satu waktu tertentu dan merupakan usaha untuk mengungkap dan menguraikan pola suatu bahasa atau kebudayaan tertentu
33 dari cara unsur-unsur bahasa atau kebudayaan itu berkaitan satu dengan yang
lainnya dalam melakukan fungsi sesuai dengan pola tersebut. Moleong 2010: 83. Pertunjukan tradisional Jathilan Tuo merupakan tari bertema kerakyatan dan
sudah diciptakan cukup lama. Penganalisisan pertunjukan tradisional Jathilan Tuo menggunakan pendekatan emik karena penggunaan istilah gerak atau bahasa yang
sudah ada dalam lingkungan masyarakat sekitar, diantaranya seperti tanjak, junjungan dan sirig.
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di kelompok seni tradisional Jathilan “Panji Paningal” di Dusun Tingal Kulon Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur
Kabupaten Magelang. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut antara lain: 1 Jathilan Tuo merupakan salah satu kesenian tradisional yang masih lestari
dan disambut antusias oleh masyarakat Desa Wanurejo; 2 Terdapat keunikan dalam pertunjukan tradisional Jathilan Tuo yaitu ditarikan oleh penari lansia yang
berumur sekitar 50-60 tahun. Sasaran kajian dalam penelitian ini mengenai nilai estetis yang terkandung
di dalam pertunjukan tradisional Jathilan Tuo di Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Nilai estetis dapat dilihat dari segi bentuk yang
meliputi ragam gerak tari, iringan tari, tata rias, tata busana, properti, tata suara, tata lampu dan tata panggung. Dilihat dari segi cerita meliputi tema tari, judul tari
dan suasana, kemudian dari segi isi meliputi pesan serta gagasan masyarakat penikmat atau penonton pertunjukan tradisional Jathilan Tuo sebagai penilai untuk
memberikan tanggapan. Dilihat dari Unsur-unsur tersebut peneliti akan dapat
34 mengetahui dan dapat menyimpulkan nilai estetis yang terdapat pada pertunjukan
tradisional Jathilan Tuo.
3.3 Teknik Pengumpulan Data