8 Perkembangan  kesenian  Kuda  Lumping  berjumlah  3  penari  pria  tetap,  pada
pertunjukan  awalnya  penari  tidak  dijantur  namun  pemimpin  pertunjukan  yang melakukan  atraksi.  Melalui  perkembangan  pemipin  pertunjukan  membuat  para
penari  tidak  sadar  penarinya  setelah  dibacakan  mantra-mantra  dan  diberi  air minum bunga.
Perbedaan  antara  Bentuk  Pertunjukan  dan  Perkembangan  Kesenian  Kuda Lumping  di  Kelurahan  Kalibakung  Kecamatan  Balapulang  Kabupaten  Tegal
dengan  Nilai  Estetis  Pertunjukan  Tradisional  Jathilan  Tuo  di  Desa  Wanurejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang yaitu pada penelitian kesenian Kuda
Lumping  mengkaji  tentang  bentuk  pertunjukan  dan  perkembangan.  Sedangkan, pada penelitian peneliti mengkaji tentang nilai estetis. Persamaannya yaitu sama-
sama meneliti objek yang sama akan tetapi kajiannya yang berbeda.
2.2 Landasan Teoretis
2.2.1 Nilai Estetis
Salah satu  kebutuhan manusia  yang tergolong dalam kebutuhan integratif adalah  menikmati  keindahan,  mengapresiasi  dan  mengungkapkan  perasaan
keindahan  Nooryan  2008:  36.  Keindahan  adalah  sebuah  kualitas  yang memberikan perasaan nikmat kepada indera atau ingatan kita. Untuk menghayati
keindahan  diperlukan  adanya  obyek,  benda  atau  karya  seni  yang  mengandung kualitas keindahan.
Keindahan  bukan  satu-satunya  kualitas  yang  menentukan  nilai  atau  baik tidaknya  sebuah  karya  seni  Murgiyanto  2002:36.  Untuk  mengetahui  baik  atau
tidaknya sebuah karya seni dapat dilihat dari teori-teori estetika berikut ini, seperti
9 dalam  teori  estetika  lama  pandangan  platonic  menyatakan  bahwa  sebuah  karya
seni  baik  karena  mengandung  kualitas  obyektif  atau  nilai  instrinsik  yang  cukup tinggi.  Berbagai  teori  rasa  theories  of  taste  menegaskan  bahwa  sebuah  karya
seni baik karena memiliki nilai guna instrumental value. Pegalaman estetik tidak ditujukan kepada manfaat praktis bagi diri sendiri,
tetapi  semata-mata  bagi  kecemerlangan  objek,  untuk  kepentingan  pengalaman estetik  itu  sendiri.  Penghayatan  estetik  memerlukan  bukan  saja  objek,  tetapi
subjek  yang  mampu  menghayati  atau  mempersepsi  karya  seni.  Kedua  kutub subyektif  dan  kutub  obyektif  itulah  yang  disebut  dengan  penilain  kara  seni.
Estetika  merupakan  bagian  dari  aksiologi,  yaitu  suatu  cabang  filsafat  yang membahas tentang nilai. Estetika berasal dari bahasa yunani aesthetikos, aesthatis
yang  berarti  seseorang  yang  mempersiapkan  sesuatu  melalui  sarana  indera, perasaan dan intuisinya Sachary 2002: 98.
Nilai  Estetis  adalah  nilai  yang  berhubungan  dengan  segala  sesuatu  yang tercakup  dalam  keindahan.  Keindahan  dianggap  seperti  dengan  estetis  pada
umumnya. Suatu benda disebut indah apabila sebutan itu tidak menunjuk kepada sesuatu  ciri  seperti  umpamanya  keseimbangan  atau  sebagai  penilaian  subjektif
saja,  melainkan  menyangkut  ukuran-ukuran  nilai  yang  bersangkutan  yang  tidak selalu sama untuk masing-masing karya seni Gie 1996: 37.
Pada  abad  ke-19  terdapat  perbedaan  fungsi  estetika  yaitu,  yang  pertama pendapat  kaum  estetika  murni  yang  menyatakan  fungsi  estetika  hanya  untuk
menghasilkan  pengalaman  estetis  tentang  keindahan  tanpa  memperhatikan manfaat  atau  kegunaan  ekonomis  atau  praktis  yang  mungkin  dihasilkannya.
10 Pendapat  yang  kedua  yaitu  kaum  estetika  mekanis  yang  menyatakan  fungsi
estetika  untuk  mendapatkan  keuntungan  atau  manfaat  dari  pengalaman  estetis yang  dicapainya  Ali  2009:21.  Keindahan  atau  estetika  mencangkup  makna
seperti elok, molek, cantik, anggun, bagus, lembut, utuh, seimbang, padu, hening, tenang,  tegang,  hampa,  suram,  dinamik,  kokoh,  hidup,  gerak,  selaras,  hambar,
sentimental, penting, berharga, dan tragis Nooryan  2008: 46. Estetika  memberikan  pedoman  terhadap  berbagai  pola  perilaku  manusia
yang  berkaitan  dengan  keindahan,  yang  pada  dasarnya  mencangkup  kegiatan berkreasi  dan  berapresiasi.  Pertama,  estetika  menjadi  pedoman  bagi  seniman
untuk  mengekspresikan  kreasi  artistiknya,  dan  berdasarkan  pengalamannya mampu  memanipulasi  media  guna  menyajikan  karya  seni.  Kedua,  estetik
memberikan  pedoman  bagi  penikmat  atau  pemakai  seni  untuk  menyerap  karya seni  tersebut  berdasarkan  pengalamannya  dengan  melakukan  apresiasi  untuk
menumbuhkan  kesan-kesan  atau  pengalaman  estetik  tertentu.  Dapat  disimpulkan bahwa  estetika  menjadi  pedoman  bagi  terwujudnya  suatu  komunikasi  estetik
antara  pencipta  dan  penikmat  melalui  karya  seni  yang  diciptakan  dalam  ruang ligkup kebudayaan yang bersangkutan Nooryan 2008:47.
Berdasarkan  uraian  di  atas  maka  estetika  dapat  dirumuskan  sebagai  suatu persoalan  tentang  keindahan  dari  sebuah  karya  seni,  karena  merupakan  bentuk
penilaian  dari  unsur  filsafat  yang  berhubungan  dengan  penciptaan  dan penghargaan  dari  suatu  karya  seni.  Karya  seni  merupakan  bagian  dari  kesenian
Tradisional  yang  perlu  dilestarikan  serta  dipertahankan  eksistensinya  dikalangan masyarakat pendukungnya.
11 Nilai  estetis  suatu  tari  tidak  terlepas  dari    pola  budaya  lingkungan  dimana
tari  itu  berasal.  Kriteria  yang  digunakan  oleh  setiap  daerah  untuk  menilai keindahan tari mengandung unsur-unsur wiraga, wirama dan wirasa Jazuli 2008:
116.  Wiraga  merupakan  salah  satu  elemen  baku  yang  secara  visual  merupakan wujud gerak gerak anggota badan. Wirama merupakan aspek ritme berdasarkan
irama  gending  atau  instrument  pengiring  yang  disesuaikan  dengan  kebutuhan ritme  gerak  tari.  Wirasa  merupakan  ekspresi  penari  yang  disesuaikan  dengan
maksud tarian.
2.2.2 Teori Keindahan