Properti Sesaji Tata Pentas

26 tari. Busana tari bukan hanya untuk menutupi tubuh, melainkan juga mendukung desain ruang dalam suatu pertunjukan. Dapat disimpulkan bahwa tata busana atau kostum juga sangat penting bagi pertunjukan tari. Fungsi tata busana dalam pertunjukan tradisional tari Jathilan Tuo adalah sebagai penanda atau penggambaran tokoh yang ada pada tari Jathilan sekaligus memperlihatkan karakter tokoh pada pertunjukan tradisional tari Jathilan Tuo. Busana yang digunakan pada pertunjukan tradisional tari Jathilan Tuo sesuai dengan tokoh yang dibawakan oleh penari. Busana atau kostum yang dipakai menggunakan warna-warna yang mencolok seperti warna merah, hijau, dan biru. Penggunaan warna-warna mencolok tersebuat untuk membuat penari agar lebih terlihat menonjol sehingga kesan penari yang gagah akan muncul.

2.2.6.5 Properti

Properti merupakan suatu bentuk peralatan penunjang gerak sebagai wujud ekspresi. Properti digunakan sebagai alat atau peralatan maka kehadirannya bersifat realistis atau bersifat simbolis Hidajat 2005: 58-59. Properti dalam tari merupakan perlengkapan yang mendukung tema atau maksud sebuah tarian. Properti pada pertunjukan tradisional Jathilan Tuo menggunakan properti jaranan sebagai penggambaran kuda yang terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk seperti kuda sebagai perlengkapan untuk berperang. Properti juga dapat digunakan untuk mengenali seorang tokoh dalam suatu pertunjukan tari. Pertunjukan tradisional Jathilan Tuo menggunakan properti jaranan atau kuda yang digunakan untuk menari. Properti jaranan tersebut ditarikan layaknya 27 penggambaran seperti sedang menunggangi kuda asli, sehingga menimbulkan kesan yang gagah, lincah dan kuat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap penyajian sebuah pertunjukan mengandung unsur-unsur pendukung yang terdiri dari gerak, iringan, tema, properti, tata rias dan busana, dimana semuanya saling berhungan sehingga akan memberikan daya tarik dan pesona bagi penari dan membuat penonton tertarik untuk melihat dan menikmati pertunjukannya.

2.2.6.6 Sesaji

Sesaji bukan merupakan benda atau barang yang dipersembahkan dan sesudahnya disantap secara bersama, melainkan sesaji diharapkan dapat terwadahi untuk berbagai keinginan yang hendak diutarakan Kusmayati 2000: 96. Sesaji digunakan sebagai media penghubung yang digunakan untuk memanggil roh-roh agar mau datang saat dipanggil dan digunakan sebagai jamuan untuk roh-roh halus.

2.2.6.7 Tata Pentas

Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan. Ruang pentas digolongkan menjadi lima, yaitu 1 Panggung procenium, merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan, 2 Panggung portable, merupakan panggung tanpa muka dan dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung dengan menggunakan panggung podium, platform yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Kursi lipat dapat digunakan oleh penonton, 3 Panggung area, merupakan 28 panggung yang dapat dibuat di dalam atau di luar gedung asal dapat digunakan dengan memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat pentas berdada di tengah. Panggung area dapat dibagi menjadi 3 yaitu pertama, pentas area tapak kuda adalah bagian pentas atau panggung masuk ke bagian penonton sehingga membentuk lingkaran tapak kuda. Kedua, pentas area tiga seperempat adalah tiga seperempat dari panggung masuk ke arah penonton atau dengan kata lain penonton dapat menyaksikan pementasan dari tiga sisi atau arah tiga penjuru panggung. Ketiga, pentas area penuh adalah panggung yang pementasannya berada di tengah, penonton dapat menyaksikan dari segala sudut dan terfokus di tengah-tengah area Halilintar 1986: 5-6.

2.2.6.8 Tata Lampu