Karakteristik Pembelajaran Senam Keseimbangan .1

xxvii Dengan melihat model hourglass jam pasir tersebut sudah cukup jelas bahwa perkembangan gerak anak mempunyai tahap-tahap dan perkembangan gerak berdasarkan usianya. Hal ini dapat dijadikan pedoman dalam pembinaan atau pembelajaran gerak anak peserta didik pada lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.

2.1.3 Karakteristik

Pada anak Sekolah Dasar kelas 3 semester 1, anak masuk pada rentang usia 6-10 tahun. Adapun karakteristik anak SD tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Karakteristik Masa Anak-anak, karakteristik masa anak-anak anak besar, usia 6 Sampai 10 Tahun ditinjau dari Ranah Kognitif, Afektif, Perkembangan Gerak dan Implikasi Program Perkembangan Gerak 2 Karakteristik Perkembangan Gerak, waktu untuk bereaksi melambat, menyebabkan kesukaran mata menyampaikan dan memandang koordinasi kaki pada awal periode ini. Pada akhirnya mereka secara umum lebih mapan. Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan energi tetapi sering kali rendah dalam menguasai daya tahan, mengukur daya tahan dan mudah lelah. Kemampuan reaksi pada latihan bagaimanapun sangat besar. 3 Kemampuan-kemampuan gerakan yang paling pokok mempunyai potensi menjadi baik digambarkan oleh permulaan dari periode ini. xxviii 4 Keterampilan-keterampilan dasar penting bagi keberhasilan permainan menjadi modal untuk dikembangkan. 5 Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota tubuh- anggota tubuh lain berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti memvoly atau membentur bola yang di berdirikan dan melempar memerlukan praktek yang cukup yang mempertimbangkan untuk penguasaan. 6 Periode ini menandai suatu transisi dari kemampuan-kemampuan gerak dasar murni ke penetapan ketrampilan-ketrampilan gerak transisi dalam kepemimpinan permainan dan ketrampilan-ketrampilan atletis. 2.1.4 Pembelajaran Senam Keseimbangan 2.1.4.1 . Pengertian Senam Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik. Pada tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi pada nomor-nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-kuda lompat. Pertandingan tingkat Nasional dan Internasional bagi pria terdiri dari 6 enam nomor yakni : senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar, xxix palang tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita ada 4 empat nomor : senam lantai, kuda-kuda lompat, balok keseimbangan, dan palang bertingkat. Penilaian diberikan oleh 4 empat orang wasit yang dipimpin oleh seorang wasit kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 dua macam rangkaian pada setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib yang telah ditentukan terlebih dahulu dan satu rangkaian pilihan atau bebas masing-masing. Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah dengan membuang nilai tertinggi dan nilai terendah dari 4 empat orang wasit. Pesenam dengan nilai akumulasi tertinggi menjadi juara ke I dalam kategori serba bisa, tertinggi kedua menjadi juara ke II dan seterusnya. Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 lima nilai terbaik dari 6 enam anggota regu dan setiap alat. 6 enam peserta terbaik dari semua atlet turut dalam pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu rata-rata dari rangkaian bebaspilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan nilai rangkaian bebaspilihan dalam final. Nilai ini menentukan urutan pemenang tiap alat. Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum adalah :10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada pelaksanaan yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh dari alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor kesulitan gerak dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan nilai adalah persepuluhan. Peraturan penilaian direvisi setiap 2 dua tahun. Semua gerakan mempunyai faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan biasaya terdiri atas sikap-sikap statis yang memerlukan tenaga yang besar xxx disambung dengan gerakan-gerakan berirama yang sesuai. Sementara sejumlah bentuk gerak memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas atau keterampilan 2.1.5 Keseimbangan 2.1.5.1 Keseimbangan balance

Dokumen yang terkait

Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Tahun 2011

0 6 157

Model Pembelajaran Keseimbangan Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 01 Watukumpul Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 13 120

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Hutan Pinus Pada Siswa Kelas III SD Negeri 03 Gunungjaya Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang

0 5 130

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III Di SD Negeri 02 Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010 2011

0 4 135

MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 PAGERWOJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

0 9 150

MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

0 10 99

Minat Siswa Kelas III SD Negeri Dukuhjati Wetan 01 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal dalam mengikuti pembelajaran keseimbangan gerak dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan bekas rel kereta api Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SENAM KESEIMBANGAN DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN BEKAS REL KERETA TEBU PADA SISWA KELAS III SD NEGERI GROBOG KULON 02 DI KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL.

0 1 1

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG.

0 0 2

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 PAGERWOJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL.

0 0 2