Tujuan Penjasorkes Periode Fase Tahapan Perkembangan Gerak Fase Gerakan Spesialisasi Apakah Yang Membatasi Keseimbangan

xxiii zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Penjasorkes merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

2.1.1.1 Tujuan Penjasorkes

Penjasorkes bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, 2 Meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan fisik, 3 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, 4 Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, 5 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, xxiv bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, 6 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Memahami konsep aktivitas Penjasorkes dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

2.1.1.2 Ruang Lingkup Penjasorkes

Ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1 Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, 2 Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya ,3 Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya, 4 Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya, 5 Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya, 6 Pendidikan luar kelas, meliputi: piknikkaryawisata, pengenalan lingkungan,berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung,7 Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan xxv aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

2.1.2. Pembelajaran Dan Belajar Gerak

Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak. Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktekan pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan. Pengertian belajar gerak adalah belajar suatu proses yang dilibatkan dalam melakukan gerak dan penyaringanseleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa yang menjadi penghambat gerak tersebut. Tingkatan yang dipilih dalam pembahasan rancangan pembelajaran penjasorkes disini adalah siswa kelas III SD, yang berusia sekitar 6-9 tahun. Pemilihan tingkatan kelas ini dilatar belakangi oleh petunjuk kurikulum yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas bahwa pendidikan harus diutamakan pada usia sekolah dasar dan menengah. xxvi

2.1.2.1. Periode Fase Tahapan Perkembangan Gerak

Pada bagan “Jam Pasir” Gallahu the phases and stages of motor development di bawah ini, nampak jelas pembagian periode usia yang dikaitkan dengan fase dan tahapan perkembangan geraknya. Melalui bagan tersebut saya memilih untuk menganalisa tahapan belajar keterampilan gerak pada periode usia 7-9 tahun pada fase gerakan spesialisasi dan tahapan transisi.

2.1.2.2. Fase Gerakan Spesialisasi

Fase Gerakan Spesialisasi adalah Gerakan stability, locomotor, dan manipulative semakin halus, dapat dikombinasikan dan dikolaborasikan untuk situasi yang diinginkan

2.1.2.3. Tahapan Transisi,

Haubans tricker Seefeld, 1986; mengungkapkan bahwa anak-anak usia 7-8 tahun tahun akan memasuki tahapan transisi. Pembelajaran mulai menggabungkan dan mengaplikasikan gerakan dasar ke bentuk kegiatan olahraga maupun aktivitas rekreasi. Contoh: berjalan di jembatan tali, lompat tali, dan bermain bola tending kickball Konsep Periodisasi, Fase dan Tahap Perkembangan Motorik: yang dipilih adalah kelas 3 Sekolah Dasar, dalam hal ini masuk ke dalam periode perkembangan usia 7-10 tahun, fase gerakan spesialisasi, dan tahap perkembangan gerak tahap transisi. Artinya: Keterampilan yang dipelajari siswa dapat dimanfaatkan sebagai ajang rekreasi, dan bagi siswa yang memiliki keterampilan yang baik dapat ditingkatkan sebagai ajang untuk meraih prestasi xxvii Dengan melihat model hourglass jam pasir tersebut sudah cukup jelas bahwa perkembangan gerak anak mempunyai tahap-tahap dan perkembangan gerak berdasarkan usianya. Hal ini dapat dijadikan pedoman dalam pembinaan atau pembelajaran gerak anak peserta didik pada lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.

2.1.3 Karakteristik

Pada anak Sekolah Dasar kelas 3 semester 1, anak masuk pada rentang usia 6-10 tahun. Adapun karakteristik anak SD tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Karakteristik Masa Anak-anak, karakteristik masa anak-anak anak besar, usia 6 Sampai 10 Tahun ditinjau dari Ranah Kognitif, Afektif, Perkembangan Gerak dan Implikasi Program Perkembangan Gerak 2 Karakteristik Perkembangan Gerak, waktu untuk bereaksi melambat, menyebabkan kesukaran mata menyampaikan dan memandang koordinasi kaki pada awal periode ini. Pada akhirnya mereka secara umum lebih mapan. Anak laki-laki dan anak perempuan adalah keduanya penuh dengan energi tetapi sering kali rendah dalam menguasai daya tahan, mengukur daya tahan dan mudah lelah. Kemampuan reaksi pada latihan bagaimanapun sangat besar. 3 Kemampuan-kemampuan gerakan yang paling pokok mempunyai potensi menjadi baik digambarkan oleh permulaan dari periode ini. xxviii 4 Keterampilan-keterampilan dasar penting bagi keberhasilan permainan menjadi modal untuk dikembangkan. 5 Aktivitas yang yang melibatkan mata dan anggota tubuh- anggota tubuh lain berkembang pelan-pelan. Aktivitas seperti itu seperti memvoly atau membentur bola yang di berdirikan dan melempar memerlukan praktek yang cukup yang mempertimbangkan untuk penguasaan. 6 Periode ini menandai suatu transisi dari kemampuan-kemampuan gerak dasar murni ke penetapan ketrampilan-ketrampilan gerak transisi dalam kepemimpinan permainan dan ketrampilan-ketrampilan atletis. 2.1.4 Pembelajaran Senam Keseimbangan 2.1.4.1 . Pengertian Senam Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik. Pada tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi pada nomor-nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-kuda lompat. Pertandingan tingkat Nasional dan Internasional bagi pria terdiri dari 6 enam nomor yakni : senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar, xxix palang tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita ada 4 empat nomor : senam lantai, kuda-kuda lompat, balok keseimbangan, dan palang bertingkat. Penilaian diberikan oleh 4 empat orang wasit yang dipimpin oleh seorang wasit kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 dua macam rangkaian pada setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib yang telah ditentukan terlebih dahulu dan satu rangkaian pilihan atau bebas masing-masing. Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah dengan membuang nilai tertinggi dan nilai terendah dari 4 empat orang wasit. Pesenam dengan nilai akumulasi tertinggi menjadi juara ke I dalam kategori serba bisa, tertinggi kedua menjadi juara ke II dan seterusnya. Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 lima nilai terbaik dari 6 enam anggota regu dan setiap alat. 6 enam peserta terbaik dari semua atlet turut dalam pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu rata-rata dari rangkaian bebaspilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan nilai rangkaian bebaspilihan dalam final. Nilai ini menentukan urutan pemenang tiap alat. Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum adalah :10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada pelaksanaan yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh dari alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor kesulitan gerak dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan nilai adalah persepuluhan. Peraturan penilaian direvisi setiap 2 dua tahun. Semua gerakan mempunyai faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan biasaya terdiri atas sikap-sikap statis yang memerlukan tenaga yang besar xxx disambung dengan gerakan-gerakan berirama yang sesuai. Sementara sejumlah bentuk gerak memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas atau keterampilan 2.1.5 Keseimbangan 2.1.5.1 Keseimbangan balance Keseimbangan adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan kemampuan atau ketidakmampuan seseorang untuk memelihara equilibrium, baik yang bersifat statis seperti dalam posisi diam, bisa juga bersifat dinamis seperti pada saat melakukan gerakan lokomotor. Mengingat fungsinya yang demikian penting Mengapa Keseimbangan Penting? Adalah hal yang paling jelas bahwa unsur keseimbangan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam olahraga senam. Banyak keterampilan senam sangat tergantung pada kualitas keseimbangan dan hakikat beberapa peralatan senam pun membuat pelaksanaan gerakannya sangat ditentukan oleh kemampuan keseimbangan yang di atas rata- rata.

2.1.5.2 Apakah Yang Membatasi Keseimbangan

Secara umum kurangnya keseimbangan pada seseorang lebih ditentukan oleh kurang banyaknya orang itu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bertipe keseimbangan. Jika keterlibatannya dalam hal keseimbangan ditingkatkan, maka keterbatasannya dalam keseimbangan akan menurun. Dalam beberapa keterampilan, keseimbangan juga lebih banyak ditentukan oleh kekuatan xxxi misalnya headstand. Tanpa adanya kekuatan otot kaki mustahil seorang anak mampu melakukan gerak berjalan di atas rel

2.1.5.3 Pengembangan Keseimbangan

Dokumen yang terkait

Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Tahun 2011

0 6 157

Model Pembelajaran Keseimbangan Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 01 Watukumpul Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 13 120

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Hutan Pinus Pada Siswa Kelas III SD Negeri 03 Gunungjaya Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang

0 5 130

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III Di SD Negeri 02 Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010 2011

0 4 135

MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 PAGERWOJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

0 9 150

MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

0 10 99

Minat Siswa Kelas III SD Negeri Dukuhjati Wetan 01 Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal dalam mengikuti pembelajaran keseimbangan gerak dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan bekas rel kereta api Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SENAM KESEIMBANGAN DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN BEKAS REL KERETA TEBU PADA SISWA KELAS III SD NEGERI GROBOG KULON 02 DI KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL.

0 1 1

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG.

0 0 2

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 PAGERWOJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL.

0 0 2