46
3. Adanya kebocoran pada penarikan pajak.
Kebocoran dalam penarikan pajak dapat berupa tambahan uang yang harus dibayar wajib pajak dalam membayar pajak sehingga uang
yang dibayarkan tidak sama dengan jumlah yang tertera di SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terutang. Contoh lainnya ialah jumlah uang hasil
penerimaan pajak yang disetorkan tidak sesuai atau kurang dari jumlah yang seharusnya disetor.
4. Suasana individu, seperti belum punya uang, malas, dan tidak ada
imbalan langsung dari pemerintah Suryarini dan Tarsis T, 2006:10. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1
Meningkatkan penyuluhan dan informasi tentang perpajakan. 2
Menciptakan aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa. 3
Melakukan pembaharuan dan perombakan pajak-pajak yang masih berbau kolonial Suryarini dan Tarsis T, 2006:10.
2.6 Kerangka Berpikir
Penerimaan pajak dianggap penting bagi kelangsungan hidup suatu Negara. Hal ini terbukti dengan sebagian besar dana pembangunan yang
berasal dari penerimaan pajak. Salah satu penerimaan pajak yang perlu diperhatikan ialah Pajak Bumi dan Bangunan PBB yang manfaatnya atau
hasil penerimaan pajaknya sebagian besar masuk ke kas daerah yang bersangkutan, sehingga bisa langsung digunakan oleh pemerintah daerah
setempat, tanpa harus meminta dahulu pada pemerintah pusat.
47
Penerimaan pajak yang belum optimal yang dikarenakan kepatuhan wajib pajak yang kurang merupakan masalah sebagian besar Negara-
negara di dunia. Masalah kepatuhan dalam membayar pajak merupakan masalah yang penting karena hal itu akan mempengaruhi besarnya
penerimaan pajak yang akan diterima oleh Negara. Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bisa diketahui dan diperbaiki guna meningkatkan
penerimaan pajak, dimana kepatuhan tersebut dapat tercipta dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya penghasilan
dan kesadaran wajib pajak. Penghasilan merupakan tambahan kekayaan atau harta yang
diperoleh baik dari dalam maupun dari luar Negara yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Wajib pajak akan lebih memilih
menggunakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dari pada menggunakannya untuk membayar pajak. Asumsinya seseorang yang
berpenghasilan besar yang telah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, seharusnya akan dapat membayar pajak, termasuk didalamnya harus ada
kesadaran diri untuk membayar pajak.
Selain itu dalam teori ekonomi dikatakan bahwa I atau Income penghasilanpenghasilan = C atau Consumtion konsumsi, dimana
besarnya penghasilan akan sama dengan besarnya konsumsi. Konsumsi disini termasuk juga pengeluaran untuk membayar pajak karena wajib
pajak dianggap melakukan tindakan konsumsi yaitu menghabiskan nilai guna dari suatu barang, dalam hal ini yang dimaksud adalah nilai guna atas
48
tanah dan bangunan. Asumsinya ialah jika penghasilan seseorang besar, maka konsumsinya untuk membayar pajak akan besar juga. Pertimbangan-
pertimbangan inilah yang dijadikan dasar mengapa penghasilan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
Selain faktor penghasilan, kesadaran wajib pajak dapat menjadi tolak ukur bagi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Tanpa adanya
kesadaran tentang membayar pajak, wajib pajak akan sulit memahami arti penting pajak, tujuan pajak yang sebenarnya, dan bagaimana dampaknya
jika wajib pajak tidak membayar pajak. Wajib pajak akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan kewajibannya dalam membayar pajak jika
ia sendiri tidak mempunyai kesadaran tentang pembayaran pajak. Hal-hal inilah yang menjadi pertimbangan bahwa faktor kesadaran sangat penting
bagi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan, akan sadar dan
patuh terhadap hak dan kewajibannya, tanpa harus dipaksakan dan diancam oleh beberapa sanksi dan hukuman. Wajib pajak yang
mempunyai kesadaran akan membayar pajak maka secara sadar diri juga akan patuh membayar pajak. Mereka telah mengetahui bagaimana alur
penerimaan pajak tersebut akan berjalan, hingga akhirnya manfaat membayar pajak tersebut dapat dirasakannya, sebagai contoh, jalanan yang
selalu diaspal jika rusak dan dalam keadaan baik, yang setiap hari dapat dilalui semua orang dengan nyaman. Itu salah satu manfaat kecil dari
pajak yang seharusnya diketahui seluruh masyarakat, khususnya wajib
49
pajak. Oleh karena itu, kesadaran wajib pajak akan membayar pajak dianggap penting dalam mewujudkan kepatuhan membayar PBB.
Secara sistematis pengaruh penghasilan dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penghasilan X
1
1 Pekerjaan Pokok
2 Pekerjaan
Sampingan
Kesadaran Wajib Pajak X
2
1. Sebab Kultural dan Historis
2. Kurangnya Informasi
3. Adanya Kebocoran Pada
Penarikan Pajak 4.
Suasana individu
Kepatuhan Wajib Pajak
Y
1. Ketaatan
2. Persepsi
Pajak 3.
Ketepatan Waktu
50
2.7 HIPOTESIS PENELITIAN