Fungsi Pajak Sistem Pemungutan Pajak

10

2.1.2 Fungsi Pajak

Pajak sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu negara karena pelaksanaan pembangunan pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak. Fungsi-fungsi pajak antara lain: 2.1.2.1 Fungsi Penerimaan Budgetair Fungsi Budgetair atau fungsi fiskal fiscal function adalah suatu fungsi dimana pajak digunakan sebagai alat untuk memasukkan dana optimal ke kas Negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku, disebut juga fungsi utama karena fungsi inilah yang secara historis pertama kali muncul. Pajak digunakan sebagai alat untuk menghimpun dana dari masyarakat tanpa ada kontraprestasi secara langsung dari zaman sebelum masehi sudah dilakukan. Berdasarkan fungsi tersebut, pemerintah sebagai pihak yang membutuhkan dana untuk membiayai berbagai kepentingan dengan cara memungut pajak dari penduduknya. 2.1.2.2 Fungsi Mengatur Regulerend Fungsi Regulerend disebut juga fungsi mengatur, yaitu pajak merupakan alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi Regulerend juga disebut fungsi tambahan, karena fungsi Regulerend ini hanya sebagai tambahan atas fungsi utama pajak, yaitu fungsi Budgetair Devano dan Siti Kurnia, 2006:26. 11

2.1.3 Sistem Pemungutan Pajak

Demi terpenuhinya target pajak yang telah ditetapkan, pemerintah menggunakan sistem pemungutan pajak yang sederhana sehingga akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Sistem pemungutan pajak yang telah dilaksanakan oleh pemerintah antara lain: 1. Official assessment System Dimana wewenang pemungutan pajak pada fiskus. Utang pajak timbul bila ada Surat Ketetapan Pajak SKP, dilaksanakan sampai tahun 1967. Menurut Mardiasmo 2004:7, ciri-ciri Official assessment system yaitu: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b. Wajib pajak bersifat pasif. c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak SKP oleh fiskus. 2. Semi Self Assesment System Wewenang pemungutan ada pada wajib pajak dan fiskus. Pada awal tahun pajak wajib pajak menaksir dulu berapa pajak yang akan terutang untuk satu tahun pajak, kemudian mengangsurnya. Akhir tahun pajak, pajak terutang sesungguhnya ditentukan fiskus. Dilaksanakan di Indonesia pada periode 1968-1983. 12 3. Full Self Assesment System Wewenang sepenuhnya untuk menentukan besar pajak ada pada wajib pajak. Wajib pajak aktif menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya. Fiskus tidak ikut campur tangan dalam penentuan besarnya pajak terutang selama wajib pajak tidak menyalahi peraturan yang berlaku. Dilaksanakan secara efektif pada tahun 1984 atas dasar perombakan perundang-undangan perpajakan pada tahun 1983. Ciri-cirinya sebagai berikut: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri. b. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. Mardiasmo, 2004:8 4. With Holding System Wewenang pemungutan ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak. Dilaksanakan secara efektif sejak 1984 Devano dan Siti Kurnia R., 2006:80. 5. Self Assessment System Self Assesment System adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya. Dalam hal ini dikenal dengan: 13 a. Mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak. b. Menghitung dan atau memperhitungkan sendiri jumlah pajak yang terutang. c. Menyetorkan pajak tersebut ke bank persepsi atau kantor pos. d. Melaporkan penyetoran tersebut kepada Direktorat Jenderal Pajak. e. Menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian SPT Surat Pemberitahuan dengan baik dan benar. Ciri Self Assesment System antara lain: 1. Wajib pajak dapat dibantu oleh konsultan pajak melakukan peran aktif dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. 2. Wajib pajak adalah pihak yang bertanggung jawab penuh atas kewajiban perpajakannya sendiri. Pemerintah, dalam hal ini instansi perpajakan, melakukan pembinaan, penelitian, dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak, melalui pemeriksaan pajak dan penerapan sanksi pelanggaran dalam bidang pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku Devano dan Siti Kurnia R., 2006:81.

2.2 Pajak Bumi dan Bangunan PBB

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN WAJIB PAJAK DAN KESADARAN HUKUM WAJIB PAJAK TERHADAP PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN WAJIB PAJAK DAN KESADARAN HUKUM WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEKTOR PEDESAAN DI KE

0 2 15

Pengaruh Pengetahuan dan Tingkat Penghasilan Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak bumi dan Bangunan (Studi Kasus di Desa Tarogong Kabupaten Garut).

0 0 19

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK, SANKSI PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI dan BANGUNAN PADA DESA MASANGAN KULON KEC. SUKODONO.

0 3 72

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

(ABSTRAK) PENGARUH PENGHASILAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KELURAHAN TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2009.

0 0 3

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

0 1 12

PENGARUH SIKAP, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN SKRIPSI

0 1 17

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK, SANKSI PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI dan BANGUNAN PADA DESA MASANGAN KULON KEC. SUKODONO

0 0 18

PENGARUH SIKAP, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KECAMATAN KEMUNING KOTA PALEMBANG

0 0 14