32
pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5.
5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir
diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal Devano dan Siti Kurnia R., 2006:111.
2.3.2 Faktor Penyebab Ketidakpatuhan Wajib Pajak
Menurut Ritsema 2003:9, alasan ketidakpatuhan para wajib pajak: 6.
Ketidakadaan uang Wajib pajak mungkin lalai untuk melaporkan pajak ketika jatuh tempo
karena mereka kekurangan dana untuk membayar hutang pada waktunya. Survei menjawab pertanyaan ini adalah tercakup dalam
model. 7.
Ketidakwajaran Persepsi wajib pajak menyangkut kewajaran dari sistem perpajakan
yang mempengaruhi kemauan mereka untuk menghindar dari pembayaran. Riset sebelumnya atas pengaruh persepsi kewajaran pada
kepatuhan pajak menghasilkan perbedaan. Mcewen dan Maiman 1986 menemukan bahwa persepsi kewajaran secara langsung
berhubungan dengan kepatuhan, sedangkan Porcano 1988 dan Yankeloich et al. 1984 menemukan tidak ada hubungan antara
persepsi kewajaran dan kepatuhan.
33
8. Kompleksitas kerumitan
Riset yang memusatkan pada persepsi tentang kerumitan menunjukkan bahwa kompleksitas dihubungkan dengan kepatuhan,
tetapi dampaknya belum jelas. Clotfelter 1983 menemukan bahwa ada hubungan antara kompleksitas dengan ketidakpatuhan. Westat
1980, Wittedan Woodbury 1985 dan Slemrod 1989 menemukan bahwa dampak kompleksitas atas kepatuhan bervariasi dengan
karakteristik individu wajib pajak seperti persepsi kewajaran, kesempatan untuk menghindar dari pajak dan pendidikan.
9. Ketidaktahuan
Kantor Pelayanan Pajak IRSInternal Revenue Service, 1994 telah menyatakan ketidaksengajaan ketidakpatuhan mungkin penting untuk
mewakili jumlah total ketidakpatuhan. Survei responden memberitahu kami, mereka lalai membayar pajak mereka sebab mereka tidak sadar
bahwa pajak terutang. Salah satu penelitian di Chile, Amerika Latin menunjukkan delapan
sebab mengapa seseorang tidak mau membayar pajak di bawah judul: “Why I don’t want to pay my tax,” atau Mengapa saya tidak ingin
membayar pajak saya, yakni: 1
Karena saya tidak menerima manfaat. 2
Karena tetangga saya juga tidak membayar pajak. 3
Karena jumlah pajaknya terlalu besar. 4
Karena mereka mencuri uang saya.
34
5 Karena saya tidak tahu bagaimana melaksanakannya
6 Karena saya telah mencoba tapi saya tidak mampu.
7 Karena jika mereka menangkap saya, maka saya akan dapat
menyelesaikannya. 8
Walaupun saya tidak bayar, tidak akan terjadi apa-apa Nurmantu, 2003:154.
Menurut Paul Webley, seorang psikolog ekonomi dalam Forum Kepatuhan Administrasi Pajak Forum on Tax Administration compliance
Sub-group, 2004:38, alasan utama perilaku ketidakpatuhan dapat
dikategorikan sebagai berikut: 1
Keadilan Persepsi keadilan dalam sistem pajak sangat penting, perilaku wajib
pajak dipengaruhi oleh dua persepsi yaitu bahwa sistem keadilan yang memperlakukan wajib pajak tanpa membandingkan dengan yang lain,
dan usaha pemerintah yang terlalu kecil dalam mengumpulkan pajak. 2
Peluang ketidakpatuhan Beberapa studi melaporkan faktor penting yang menjelaskan perilaku
ketidakpatuhan. Bagaimanapun hal itu belum jelas apakah mereka yang cenderung tidak patuh dengan mencari peluang, sebagai contoh tenaga
kerja yang menyampaikan gajinya tidak sesuai dengan Upah ketenagakerjaan.
35
3 Perbedaan individu
Mereka yang tidak mematuhi cenderung tertuju pada pria, para pemuda, yang egois, mempunyai sikap positif ke arah pengelakan pajak dan
sikap negatif ke arah otoritas perpajakan. Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa pendidikan tentang sistem perpajakan mempunyai
suatu dampak langsung atas berkurangnya kecenderungan untuk penghindaran pajak.
4 Norma sosial
Jika seseorang percaya bahwa banyak orang yang melakukan ketidakpatuhan yang lebih dari yang ia telah lakukan. Studi
menunjukkan bahwa mengurangi perilaku ketidakpatuhan yang efektif yaitu dengan memastikan bahwa wajib pajak mempunyai suatu
pemahaman yang akurat mengenai perilaku kepatuhan seperti yang lainnya.
5 Ketidakpuasan pada otoritas pajak
Ada suatu korelasi positif antara kepercayaan wajib pajak dengan otoritas penghasilan yang tidak menolong atau tidak efisien dan
kemungkinan mereka yang tidak patuh. Bagaimanapun, hal itu belum jelas tentang pengaruhnya dibandingkan faktor lain.
2.3.3 Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak