31
7 Perubahan perilaku dalam hal hubungan dengan orang lain seperti
tidak adanya keharmonisan perkawinan atau pekerjaan.
D. Landasan Teori
Teori sebagai landasan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah menggunakan Teori Etiologi Penyakit pada masyarakat Jawa yang dikemuka-
kan oleh Geertz. Alasan mengapa peneliti mengambil teori yang dikemukakan oleh Geertz adalah sebagai alat analisis dalam fenomena pengobatan yang di-
lakukan dongke, ini karena dengan teori ini diharapkan dapat menggali secara mendalam dan komprehensif mengenai alasan pemanfaatan dongke pada ma-
syarakat Tanggulangin di Kabupaten Tuban sebagai tempat dan rujukan pen- gobatan medis tradisional sebagai pengobatan kejawen, baik itu alasan secara
subjektif maupun secara objektif dan mengetahui tentang sehat-sakit dan pe- nyakit menurut dongke. Selain hal tersebut peneliti juga ingin menggali secara
mendalam dan komprehensif dari ritual yang dilakukan oleh dongke pada ma- syarakat Tanggulangin. Untuk mengobati penyakit dari pasiennnya, dan alasan
masyarakat memilih pengobatan dongke, serta ingin mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap pengobatan dongke.
Menurut Geertz 1989:131-133 semua orang Jawa berpendapat bahwa ada dua jenis penyakit yang pokok: satu jenis yang bisa ditemukan sebab-
sebab fisiknya dan bisa disembuhkan dengan pengobatan dokter yang dididik secara medis Barat; yang kedua adalah penyakit yang tidak bisa ditemukan
sebab-sebab secara medis, tetapi si pasien masih saja sakit, ini merupakan
32
jenis penyakit yang hanya mampu diobati oleh para dukun. Seorang dukun mengobati dua jenis penyakit: penyakit yang spesifik seperti sakit gigi, tulang
patah, perut mulas dan disentri serta penyakit yang lebih belum umum dengan empat variasi utama: darah kotor, kurang darah, kekosongan jiwa yang
barangkali dirasuki makhluk halus tetapi tidak selalu demikian jiwa kosong, dan kemasukan udara panas atau benda-benda asing lain yang kadang-kadang
dimasukkan ke dalam tubuh secara magis lewat sihir. Berdasarkan uraian di atas, maka pemikiran Geertz tentang etiologi
sakit penyakit sakit yang berlaku dalam masyarakat Jawa dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. suatu sebab sakit yang dapat ditemukan sebab sakitnya secara fisik, artinya
gejala dan timbulnya sakit yang diderita pasien dapat diamati dan diobser- vasi dengan menggunakan panca indera. Misal penyakit bisul yang dis-
ebabkan darah kotor. Cara pengobatan sakit ini pun jelas seperti memberi atau mengolesi bisul dari ramuan yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan,
atau bisa diobati dan dipelajari melalui pengobatan medis modern yang di- lakukan oleh seorang dokter yang dididik secara medis Barat.
2. suatu keadaan sakit yang diderita pasien tetapi gejala dan kondisi fisiknya
tidak ditemukan sebab yang jelas dari pengobatan sistem medis modern te- tapi individu tersebut tetap sakit. Keadaan sakit seperti ini, menurut pan-
dangan masyarakat Jawa disebabkan adanya intervensi suatu agen yang aktif. Agen aktif yang dimaksud dapat berupa makhluk supranatural mak-
hluk gaib atau dewa, makhluk yang bukan manusia seperti hantu, roh le-
33
luhur atau roh jahat ataupun makhluk manusia yang mampu mengendali- kan kekuatan-kekuatan supranatural dan makhluk-makhluk atau agen aktif
tersebut. Karena gejala dan fisik individu yang sakit tidak bisa dideteksi oleh pengobatan sistem medis modern sedang individu tetap sakit, maka
pengobatan yang sesuai adalah pengobatanpenyembuhan yang didasarkan atas pengetahuan secara gaibsupranatural pula. Dengan kata lain, menurut
orang Jawa jenis penyakit ini hanya bisa diobati oleh para dukun dengan melalui serangkaian petungan dan ritual atau upacara dengan beberapa se-
sajian yang dimaksudkan untuk membuat keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan supranatural
penyebab sakit. 3.
suatu keadaan sakit yang disebabkan karena masuknya angin ke dalam tu- buh, masuknya panas, atau benda-benda asing ke dalam tubuh melalui cara
sihir. Berdasar etiologi penyakit di atas, maka menurut Geertz 1989:123-
127 menyatakan bahwa pengobatan medis tradisional dalam masyarakat Jawa dilakukan dua tahap, yaitu:
1. Diagnosa dan pemilihan metode yang tepat
Pelaksanaan diagnosa menggunakan salah satu cara atau kombinasi dari tiga metode, yakni:
a. numerologi petungan
b. pengetahuan secara intuisi melalui meditasi, dan
c. penganalisaan simptom gejala
34
2. Penerapan pengobatan
Proses penerapan pengobatan menurut sistem pengobatan lokal ada tiga elemen dasar yang berpengaruh, yaitu:
a. obat itu sendiri
b. mantra, dan
c. kondisi pemberi obat condition of the performer
Pada konteks ini kekuatan batin seorang dukun, kemampuannya untuk memusatkan pikiran sedemikian rupa, hingga mantra itu sampai ke
telinga Tuhan atau roh kembar yang melindungi pasien. Di Jawa aspek yang ke tiga, yakni kondisi pemberi obat condition of the performer
dianggap sebagai elemen yang sangat penting. Penggunaan teori yang relevan dalam kegiatan penelitian ini, nantinya
akan digunakan untuk menganalisa hasil dari data penelitian yang diperoleh penelitian dari data lapangan. Dengan teori sebagai alat analisis yang relevan
dengan permasalahan yang diangkat, maka hasil analisis dan tingkat pemahaman yang akan diperolah dari hasil penelitian akan bersifat
komprehensif dan mempunyai kredibilitas yang tinggi. Sehingga peneliti memilih teori yang dikemukakan oleh Geertz, yaitu mengenai penyebab sakit
etiologi sebagai alat analisis sekaligus untuk menjelaskan suatu fenomena sosial budaya yang ada dalam masyarakat Desa Tanggulangin.
E. Kerangka Berpikir