34
2. Penerapan pengobatan
Proses penerapan pengobatan menurut sistem pengobatan lokal ada tiga elemen dasar yang berpengaruh, yaitu:
a. obat itu sendiri
b. mantra, dan
c. kondisi pemberi obat condition of the performer
Pada konteks ini kekuatan batin seorang dukun, kemampuannya untuk memusatkan pikiran sedemikian rupa, hingga mantra itu sampai ke
telinga Tuhan atau roh kembar yang melindungi pasien. Di Jawa aspek yang ke tiga, yakni kondisi pemberi obat condition of the performer
dianggap sebagai elemen yang sangat penting. Penggunaan teori yang relevan dalam kegiatan penelitian ini, nantinya
akan digunakan untuk menganalisa hasil dari data penelitian yang diperoleh penelitian dari data lapangan. Dengan teori sebagai alat analisis yang relevan
dengan permasalahan yang diangkat, maka hasil analisis dan tingkat pemahaman yang akan diperolah dari hasil penelitian akan bersifat
komprehensif dan mempunyai kredibilitas yang tinggi. Sehingga peneliti memilih teori yang dikemukakan oleh Geertz, yaitu mengenai penyebab sakit
etiologi sebagai alat analisis sekaligus untuk menjelaskan suatu fenomena sosial budaya yang ada dalam masyarakat Desa Tanggulangin.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka konseptual dalam hal ini diharapkan dapat memberikan fak- tor-faktor kunci yang nantinya mempunyai hubungan satu dan yang lainnya.
35
Selain itu dengan kerangka teori ini dapat dilihat alur variabel-variabel yang akan dikaji, yaitu berkaitan dengan dongke pada masyarakat Tanggulangin
yang dimanfaatkan sebagai pengobatan sistem madis tradisional etnomedi- sin.
Pada penelitian ini karangka teorinya adalah sebagai berikiut:
Bagan 1. Kerangka Berpikir
Kerangka di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut: Dongke merupakan anggota dari suatu masyarakat yang mempunyai
kedudukan sebagai sesepuh pada masyarakat Tanggulangin yang mempunyai kemampuan dan keahlian dalam petungan yang dimanfaatkan untuk proses
penyembuhan suatu penyakit tertentu. Petungan yang dimaksud adalah Masyarakat Desa
Tanggulangin Dongke sebagai Praktisi
Sistem Medis Tradisional
Ritus
Penyembuhan
Sakit dan Penyakit
TEORI ETIOLOGI PENYAKIT PADA
MASYARAKAT JAWA GEERTZ
36
petungan Jawa yang digunakan untuk cara perhitungan dengan memperhatikan kelima hari pasaran dan ketujuh hari dalam seminggu.
Individu-individu yang mengalami sakit pergi berobat kepada dongke dan dipandang dari segi kacamata etiologi penyebab penyakit pada
masyarakat Jawa baik sebab secara fisik, secara sistem-sistem personalistik maupun dari sistem-sistem naturalistik yang ada pada masyarakat Desa
Tanggulangin di Kabupaten Tuban. Pada penanganan dan praktik pengobatan suatu penyakit biasanya masyarakat memanfaatkan dongke yang biasanya
dikenal dengan sistem pengobatan lokal etnomedisin yang menggunakan sistem petungan untuk mengetahui jenis penyakit dari seorang pasiennya. Dari
jenis penyakit yang diderita oleh pasien baru bisa diadakan praktik pengobatan ritual, di mana dalam praktik pengobatannya tidak bisa terlepas dengan
konsep magis serta kekuatan-kekuatan supranatural dari seorang praktisi yang disebut dongke. Para individu pada masyarakat Desa Tanggulangin
mempunyai interpretasi mengenai kemampuan dongke yang dipandang ahli dalam pengobatan suatu penyakit, masyarakat Tanggulangin dari suatu
pendukung kebudayaan menganggap bahwa dongke merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosialnya. Dari
kedudukan dongke sebagai praktisi pengobatan sistem medis tradisional tersebut, kemudian akan dianalisis menggunakan teori etiologi penyakit pada
masyarakat Jawa yang telah dikemukakan oleh Geertz, di mana data mengenai pemanfaatan dan fenomena pengobatan dongke akan digali secara
komprehensif oleh peneliti.
37
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian