High Performance Liquid Chromatography HPLC

Gambar 3 Struktur Taurin Sumber: Patel 2006 Taurin mengandung gugus amino, tetapi tidak memiliki gugus karboksil yang diperlukan untuk membentuk ikatan peptida. Itu sebabnya, molekul tersebut tidak berfungsi sebagai pembangun struktur protein. Taurin merupakan senyawa tidak esensial bagi nutrien manusia karena secara internal dapat disintesis dari asam amino metionin atau sistein dan piridoksin Vitamin B6. Taurin sangat diperlukan pada saat masa pertumbuhan. Taurin banyak ditemukan dalam susu murni, telur, daging dan ikan. Taurin banyak dijumpai pada produk suplemen makanan atau minuman. Taurin dibentuk oleh tubuh di dalam hati yang diikuti dengan reaksi oksidasi dari dekarboksilasi asam amino sistein Marsh dan May 2009. Taurin memiliki fungsi mengatur osmoregulasi pada moluska laut agar tetap seimbang Welborn dan Manahan 1995. Pada manusia, taurin berfungsi mempertahankan keseimbangan sel membran pada jaringan yang aktif, yaitu pada jaringan otak dan jantung Patel 2006. Taurin juga berfungsi membantu metabolisme kolesterol dan mengemulsi asam empedu sehingga meringankan beban kerja dari hati, pankreas dan kantong empedu Smayda 2002.

2.3 High Performance Liquid Chromatography HPLC

HPLC secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. High Performance Liquid Chromatography HPLC adalah kromatografi yang dikembangkan menggunakan cairan sebagai fase gerak baik cairan polar maupun cairan non polar, dan bekerja pada tekanan tinggi Adnan 1997. High Performance Liquid Chromatography HPLC merupakan suatu cara pemisahan komponen dari suatu campuran berdasarkan perbedaan distribusiabsorbsiadsorbsi komponen di antara dua fase yang berbeda, yaitu fase diam stasioner dan fase gerak mobil Salamah 1997. Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses migrasi differensial dimana komponen-komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diam Sudarmadji et al. 2007. Pada kromatografi, partisi cair yang digunakan pada fase stasioner maupun fase mobil berupa cairan. Pelarut yang digunakan harus tidak dapat bercampur. Pelarut yang lebih polar biasanya digunakan sebagai fase stasioner, oleh karena itu sistem ini dinamakan kromatografi fase normal normal phase Chromatography. Bila fase stasioner yang dipakai senyawa non polar, sedangkan fase mobilnya polar atau terbalik dengan sistem fase normal maka sistemnya disebut kromatografi fase terbalik reverse phase choromatography Adnan 1997. Pelarut yang biasanya digunakan pada HPLC adalah air, metanol, asetonitril, kloroform, dan pelarut lainnya yang berada dalam keadaan murni HPLC grade. Pelarut-pelarut tersebut sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu dengan kertas saring milipore 0,45 mm dan harus dihilangkan gasnya degassing Salamah 1997. Komponen utama alat yang dipakai dalam HPLC antara lain 1 reservoir zat pelarut untuk fase mobil; 2 pompa; 3 injektor; 4 kolom; 5 detektor dan 6 rekorder Adnan 1997. Jantung dari peralatan HPLC adalah kolom dimana terdapat fase diam dan terjadi pemisahan komponen antara fase diam dan fase bergerak yang dialirkan dengan bantuan pompa Salamah 1997. Alur proses penggunaan HPLC dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Alur proses penggunaan HPLC Sumber: Husgen dan Schuster 2001 Sebelum dilakukan analisis asam amino dengan kromatografi terlebih dahulu dilakukan pembuatan hidrolisat protein yang bertujuan untuk memutuskan ikatan peptidanya dengan hidrolisis asam atau hidrolisis basa. Semua protein akan menghasilkan asam-asam amino jika dihidrolisis, tetapi ada beberapa protein disamping menghasilkan asam amino juga menghasilkan molekul-molekul protein yang masih berikatan. Hidrolisis asam yang umum digunakan adalah HCl 6 N yang menyebabkan kerusakan triptofan dan sedikit kerusakan juga terjadi pada serin dan treonin. Hidrolisis basa biasanya menggunakan NaOH 2 –4 N dan tidak merusak triptofan tetapi menyebabkan deaminasi asam amino lain Nur et al. 1992. Banyak senyawa yang sukar dideteksi oleh detektor HPLC. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan proses derivatisasi. Proses derivatisasi dapat dilakukan sebelum sampel diinjeksikan pre colomn derivatization, atau sesudah pemisahan dari kolom post colomn derivatization Adnan 1997. Metode analisis asam amino dengan HPLC memiliki beberapa keuntungan diantaranya dapat bekerja lebih cepat sehingga waktu yang dibutuhkan singkat serta HPLC mampu memisahkan senyawa yang sangat serupa dengan resolusi yang baik Adnan 1997. Kelemahan dari metode ini adalah sulitnya mendeteksi senyawa yang kita inginkan jika sampel yang digunakan memiliki banyak pengotor. Selain itu, kebersihan kolom HPLC harus dijaga, karena kolom yang kotor tidak akan mampu mendeteksi senyawa yang akan dianalisis Husgen dan Schueter 2001. 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan