menambahkan 50 ml larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
ke dalam alat destilasi hingga tertampung 40 ml destilat di dalam erlenmeyer dengan hasil destilat berwarna
hijau kebiruan. Lalu destilat dititrasi dengan HCl 0,09 N sampai terjadi perubahan warna merah muda yang pertama kalinya. Volume titran dibaca dan dicatat.
Larutan blanko dianalisis seperti contoh. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N = mL HCl – mL blanko x N HCl x 14,007 x 100
Mg contoh x faktor koreksi alat Faktor koreksi alat = 2,5
Kadar protein = N x faktor konversi Faktor Konversi
= 6,25
5 Analisis kadar karbohidrat AOAC 2005
Analisis kadar karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, abu, protein, lemak dan serat kasar
sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangan. Hal ini karena karbohidrat sangat berpengaruh kepada zat gizi lainnya. Kadar karbohidrat dapat
dihitung dengan menggunakan rumus: Karbohidrat = 100 - abu + air + lemak + protein
3.3.3 Analisis kandungan asam amino
Komposisi asam amino ditentukan dengan menggunakan HPLC. Perangkat HPLC harus dibilas terlebih dahulu dengan eluen yang akan digunakan
selama 2-3 jam. Begitu pula dengan syringe yang akan digunakan dibilas dengan akuades sampai syiringe benar-benar bersih. Analisis asam amino dengan
menggunakan HPLC terdiri dari empat tahap, yaitu: tahap pembuatan hidrolisat protein, tahap pengeringan, tahap derivatisasi dan tahap injeksi serta analisis asam
amino. a.
Tahap pembuatan hidrolisat protein Preparasi sampel, yaitu tahap pembuatan hidrolisat protein, sampel ditimbang
sebanyak 0,1 g dan dihancurkan. Sampel yang telah hancur ditambahkan HCl 6 N sebanyak 10 ml yang kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 100
o
C selama 24 jam. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi hidrolisis.
b. Tahap pengeringan
Sampel disaring dengan dengan kertas saring milipore. Penyaringan ini bertujuan agar larutan yang dihasilkan benar-benar bersih, terpisah dari
padatan. Hasil saringan diambil sebanyak 30 µl dan dikeringkan menggunakan water bath atau evaporator.
c. Tahap derivatisasi
Larutan derivatisasi sebanyak 30 µl ditambahkan pada hasil pengeringan, larutan derivatisasi dibuat dari larutan buffer kalium borat dengan sampel 1:1
kemudian dicampurkan larutan Ortoftalaldehida dengan perbandingan 5:1 dengan sampel.
d. Injeksi ke HPLC
Hasil saringan diambil sebanyak 40 µl untuk diinjeksikan ke dalam HPLC. Perhitungan konsentrasi asam amino yang ada pada bahan dilakukan dengan
pembuatan kromatogram standar dengan menggunakan asam amino yang telah siap pakai yang mengalami perlakuan yang sama dengan sampel.
Kandungan asam amino dalam bahan dapat dihitung dengan rumus: asam amino =
luas area sampel x C x BM x 100 luas area standar x bobot sampel
Keterangan: C = Konsentrasi standar asam amino µgml
BM = Bobot molekul dari masing-masing asam amino gmol Kondisi HPLC pada saat berlangsungnya hidrolisis asam amino adalah
sebagai berikut: Temperatur
: 27
o
C suhu ruang Jenis kolom HPLC
: C-18 ultraspechtere Kecepatan alir eluen : 1 mlmenit
Tekanan : 1 atm
Program : Gradien
Fase gerak : Na asetat dan larutan methanol
Detektor : Floruence
Panjang gelombang : 350-450 nm.
3.3.4 Analisis kandungan taurin AOAC 2005