Metode kontrasepsi Jangka panjang Pasangan Usia Subur Pengetahuan Knowledge tentang Pemakaian MKJP

2.2 Metode kontrasepsi Jangka panjang

Metode kontrasepsi jangka panjang adalah cara kontrasepsi berjangka panjang yang dalam penggunaanya mempunyai efektivitas dan tingkat kelangsungan pemakaiaannya yang tinggi dengan angka kegagalan yang rendah BKKBN, 2009. Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi : a. MKJP metode kontrasepsi jangka panjang, yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis susukimplant, IUD, MOW dan MOP b. Non MKJP non metode kontrasepsi jangka panjang, yang termasuk dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain metode yang termasuk dalam MKJP 2.3 Jenis-jenis Kontrasepsi KB 2.3.1 Metode Amenorrhea Laktasi MAL Metode amenorrhea laktasi MAL adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian air susu ibu ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya Atikah, 2010. a. Cara Kerja Menunda atau menekan terjadinya ovulasi b. Keuntungan Kontrasepsi 1 Efektifitas tinggi 98 apabila digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif. 2 Dapat segera di mulai setelah melahirkan. 3 Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat. 4 Tidak memeerlukan pengawasan medis. 5 Tidak mengganggu senggama. 6 Mudah digunakan. 7 Tidak perlu biaya. 8 Tidak menimbulkan efek samping sistematik. 9 Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama. c. Keuntungan Non Kontrasepsi 1. Untuk Bayi a Mendapat kekebalan pasif. b Peningkatan gizi. c Mengurangi resiko penyakit menular. d Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat minum yang dipakai 2. Untuk Ibu a Mengurangi perdarahan post partum setelah melahirkan. b Membantu proses involusi uteri uterus kembali normal. c Mengurangi resiko anemia. d Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi. d. Indikasi 1 Wanita yang menyusui secara eksklusif. 2 Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan. 3 Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan. e. Kontra Indikasi 1 Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid. 2 Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif. 3 Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam. 4 Wanita yang harus menggunakan metode kontrasepsi tambahan 5 Wanita yang menggunakan obat yang mengubah suasana hati. 6 Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan. 7 .Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme Atikah, 2010. 2.3.2 Metode Keluarga Berencana Alamiah KBA 2.3.2.1 Senggama Terputus Coitus Interruptus Senggama terputus merupakan metode keluarga berencana tradisional, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya penis dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi Sujiyatini, 2009. a. Cara Kerja : Alat kelamin penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah. b. Manfaat 1. Manfaat Kontrasepsi a Alamiah. b Efektif bila dilakukan dengan benar. c Tidak mengganggu produksi ASI d Tidak ad efek samping. e Tidak membutuhkan biaya. f Tidak memerlukan persiapan khusus. g Dapat digunakan setiap waktu. 2. Manfaat nonkontrasepsi a Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. b Menanamkan sifat saling pengertian. c Tanggung jawab bersama dalam ber-KB. c. Indikasi 1 Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana. 2 Pasangan yang taat beragama atau punya alasan filosofi untuk tidak memakai metode lain. 3 Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera. 4 Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain. 5 Pasangan yang membutuhkan metode pendukung. 6 Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur. d. Kontra Indikasi 1 Suami dengan pengalaman ejakulasi dini 2 Suami yang sulit melakukan senggama terputus. 3 Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis. 4 Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama. 5 Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi. 6 Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus Atikah, 2010.

2.3.2.2 Pantang BerkalaCara Kalender Ogino Knaus

Pantang berkala merupakan salah satu cara kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri, dengan tidak melakukan senggama pada masa subur Atikah, 2010. 1 Dasar Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir. 2 Kelebihan a Mudah, tanpa biaya dan pemeriksaan medis. b Tidak ada efek samping. c Pada saat menyusui, tidak mempengaruhi produksi ASI. d Melibatkan peran serta suami dalam pengambilan keputusan. e Dapat diterima oleh pasangan suami istri yang keberatan menggunakan alat kontrasepsi lain. 3 Keterbatasan a Tidak tepat dilakukan untuk ibu-ibu yang mempunyai siklus haid yang tidak teratur. b Masa puasa senggama relatif lama, sehingga bisa menimbulkan rasa kecewa. c Sering tidak disiplin. d Tidak melindungi penyakit menular seksual PMS. 4 Cara Kerja Menentukan masa subur dengan : a Jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan 6 siklus haid. Hari pertama siklus haid selalu dihitung sebagai hari kesatu. b Jumlah hari terpendek selama 6 kali siklus haid dikurangi 18, hitungan ini menentukan hari masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 kali siklus haid dikurangi 11, hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur Atikah, 2010.

2.3.2.3 Metode Suhu Basal Tubuh

Suhu basal tubuh adalah badan asli, yaitu suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat tidur. Mengenali masa subur dengan mengukur suhu badan secara teliti dengan termometer khusus yang bisa mencatat perubahan suhu sampai 0,1 ºC untuk mendeteksi, bahkan suatu perubahan kecil, suhu tubuh wanita Sujiyatini, 2009.

2.3.2.4 Metode Lendir Mukosa Serviks

Metode lendir mukosa serviks adalah metode keluarga berencana alamiah KBA dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi. Metode lendir mukosa serviks adalah metode KB alamiah melalui pengamatan lendir vagina yang diambil pada pagi hari. Caranya dengan memantau lendir servik yang keluar dari vagina, pengamatan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina Atikah, 2010.

2.3.2.5 Metode Simtomtermal

Metode Simtomtermal merupakan metode keluarga berencana alamiah KBA yang mengidentifikasi masa subur dari siklus mentruasi wanita Atikah, 2010. a. Manfaat 1 Manfaat Kontrasepsi a Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan. b Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. c Tidak ada efek samping sistemik. d Murah atau tanpa biaya. 2 Manfaat Nonkontrasepsi a Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana. b Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri. c Memungkinkan mengeratkan relasihubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami istripasangan. b. Indikasi a Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun premenopause. b Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara. c Perempuan kurus ataupun gemuk. d Perempuan yang merokok. e Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu, antara lain : hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru. f Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain. g Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid. h Pasangan yang termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan Atikah, 2010.

2.3.3 Metode Kontrasepsi Barier

2.3.3.1 Kondom

Kondom adalah selubungsarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks karet, plastik vinil, atau bahan alami produksi hewani yang dipasang pada penis saat hubungan seksual Sujiyatini, 2009. b. Cara Kerja 1 Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. 2 Mencegah penularan mikroorganisme IMS termauk HBV dan HIVAIDS dari satu pasangan kepada pasangan yang lain khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil. b. Manfaat Kontrasepsi 1 Efektif bila digunakan dengan benar 2 Tidak mengganggu produksi ASI 3 Tidak mengganggu kesehatan klien 4 Tidak mempunyai pengaruh sistemik 5 Murah dan dapat dibeli secara umum 6 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus 7 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda. c. Manfaat Nonkontrasepsi 1 Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB 2 Dapat mencegah penularan IMS 3 Mencegah ejakulasi dini 4 Membantu mencegah terjadinya kanker servik mengurangi iriitasi bahan karsinogenik eksogen pada servik 5 Saling berinteraksi sesama pasangan 6 Mencegah imuno infertilitas

2.3.3.2 DiafragmaCap

DiafragmaCap adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks karet yang diinersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks Sujiyatini, 2009. a. Cara Kerja Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas uterus dan tuba falopii dan sebagai alat tempat spermisida. b. Manfaat Kontrasepsi 1 Efektif bila digunakan dengan benar 2 Tidak mengganggu produksi ASI 3 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya 4 Tidak mengganggu kesehatan klien 5 Tidak mempunyai pengaruh sistemik c. Manfaat Nonkontrasepsi 1. Salah satu perlindungan terhadap IMSHIVAIDS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida 2. Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi.

2.3.3.3 Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia biasanya non oksinol-9 digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma, dikemas dalam bentuk Aerosol busa, tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film dan krim Atikah, 2010. a. Cara Kerja Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. b. Manfaat Kontrasepsi 1 Efektif seketika busa dan krim 2 Tidak mengganggu produksi ASI 3 Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain 4 Tidak mengganggu kesehatan klien 5 Tidak mempunyai pengaruh sistemik 6 Mudah digunakan 7 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual 8 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus c. Manfaat Nonkontrasepsi Merupakan suatu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIVAIDS. 2.3.4 Kontrasepsi Oral 2.3.4.1 Kontrasepsi Pil Oral Kombinasi a. Profil Kontrasepsi Pil Oral Komninasi Menurut Pinem 2009, pil kombinasi mengandung estrogen dan progesteron dengan profil sebagai berikut : 1 Efektif dan reversible 2 Harus diminum setiap hari 3 Sangat jarang terjadi efek yang serius 4 Pada bulan-bulan pertama efek samping mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang 5 Dapat digunakan oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah memiliki anak maupun belum 6 Dapat mulai diminum setiao saat jika yakin sedang tidak hamil 7 Tidak dianjurkan diminum oleh ibu yang menyusui 8 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. b. Jenis Pil Oral Kombinasi Sulistyawati, 2011. 1 Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen progestin EP dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 2 Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen progestin EP dalam dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 3 Trifasik : pil yag tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen progestin EP dalam tiga dosis yang berbeda, dengan tablet tanpa hormon aktif. c. Cara kerja kontrasepsi pil oral kombinasi. 1 Menahan ovulasi 2 Mencegah implantasi 3 lender serveiks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma 4 Pergerakkan tuba terganggu sehingga transportasi dengan sendirinya akan terganggu pula d. Manfaat kontrasepsi pil oral kombinasi Arum, 2011. 1 Memiliki efektifitas yang tinggi 2 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil 3 Tidak menggangu hubungan seksual 4 Siklus haid menjadi teratur 5 Dapat digunakan jangka panjang 6 Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause 7 Mudah dihentikan setiap saat 8 Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan 9 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat 10 Metode ini dapat membantu mencegah : kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, penyakit radang panggul,kelainan jinak pada payudara, dismenore, dan jerawat e. Keterbatasan. 1 Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari. 2 Mual terutama pada 3 bulan pertama. 3 Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama. 4 Pusing. 5 Nyeri payudara. 6 Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif. 7 Berhenti haid amenorea jarang pada pil. 8 Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui mengurangi ASI. 9 Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seks berkurang. 10 Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. 11 Tidak mencegah IMS Infeksi Menular Seksual, HBV, HIVAIDS. f. Indikasi yang boleh menggunakan pil oral kombinasi Handayani, 2010. 1 Usia reproduksi 2 Telah memiliki anak ataupun belum 3 Gemuk atau kurus 4 Setelah melahirkan dan tidak menyusui 5 Pasca keguguran 6 Anemia karena haid berlebihan 7 Riwayat kehamilan ektopik 8 Siklus haid tidak teratur 9 Kelainan payudara jinak 10 Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan syaraf g. Kontra Indikasi yang tidak boleh menggunakan pil oral kombinasi Pinem, 2009. 1 Hamil atau dicurigai hamil 2 Menyusui eksklusif 3 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya 4 Penyakit hati akut hepatitis 5 Perokok dengan usia 35 tahun 6 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah 180110 mmHg 7 Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis 20 tahun 8 Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara 9 Migrain dan gejala neurologik fokal epilepsy riwayat epilepsy 10 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

2.3.4.2 Kontrasepsi Pil Progestin Minipil

a. Profil Arum, 2011. 1 Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB 2 Sangat efektif pada masa laktasi 3 Dosis rendah 4 Tidak menurunkan produksi ASI 5 Tidak memberikan efek samping estrogen 6 Efek samping utama adalah gangguan perdarahan; perdarahan bercak, atau perdarahan tidak teratur 7 Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat b. Jenis Minipil 1 Kemasan dengan isi 35 pil: 30 μg levonorgestrel atau 350 μg noretindron 2 Kemasan dengan isi 28 pil:75μg desogestrel c. Cara Kerja Minipil. 1 Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium 2 Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit 3 Mengentalkan lender serviks sehingga menghambat penetrasi sperma 4 Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu d. Keuntungan Minipil Pinem, 2009. 1 Sangat efektif bila digunakan secara benar 2 Tidak mengganggu hubungan seksual 3 Tidak mempengaruhi ASI 4 Kesuburan cepat kembali 5 Nyaman dan mudah digunakan 6 Sedikit efek samping 7 Dapat dihentikan setiap saat 8 Tidak mengandung estrogen e. Kerugian Minipil 1 Hampir 30-60 mengalami gangguan haid 2 Peningkatan atau penurunan berat badan 3 Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama 4 Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar 5 Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat 6 Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIVAIDS f. Indikasi Kontrasepsi Minipil Handayani, 2010. 1 Tekanan darah tinggi 180110, masalah pembekuan darah atau penyakit sel sikel 2 Dengan nyeri haid tingkat sedang sampai berat 3 Perokok 4 Yang lebih menyukai atau tidak boleh menggunakan estrogen 5 Yang menginginkan kontrasepsi progestin-only, tetapi tidak mau injeksi atau susuk g. Kontraindikasi Kontrasepsi Minipil Pinem, 2009. 1 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya 2 Menggunakan obat untuk tuberkulosis dan obat untuk epilepsy 3 Kanker payudara atau riwayat kanker payudara 4 Sering lupa minum pil 5 Mioma uterus, progestin memicu pertumbuhan miam 6 Riwayat stroke, karena progestin menyebabkan spasme pembuluh darah. 2.3.5 Kontrasepsi Suntikan 2.3.5.1 Kontrasepsi Suntikan progestin Kontrasepsi suntik progestin terdapat dua jenis yaitu, Depo Medroksiprogesteron Asetat Depo Provera, mengandung 15 mg DMPA, yang diberikan 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular di daerah bokong. Depo Noretesteron Etanat Depo Noristerat, yang mengandung 200 mg Noretdron Etanat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular Arum, 2011. a. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik Progestin Handayani, 2010. 1 Menekan ovulasi. 2 Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. 3 Membuat endometrium menjadi kurang baiklayak untuk implantasi dari ovum yang sudah dibuahi. 4 Mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopii. b. Keuntungan Kontrasepsi Suntik Progestin 1 Sangat efektif, dan mempunyai efek pencegahan kehamilan jangka panjang. 2 Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri. 3 Tidak mengandung estrogen. 4 Tidak mempengaruhi ASI. 5 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik. 6 Dapat digunaka oleh perempuan yang berusia diatas 35 tahun sampai perimenopause. 7 Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik. 8 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara. 9 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul. 10 Menurunkan krisis anemia bulan sabit sickle cell. c. Kerugian Kontrasepsi Suntik Progestin Arum, 2011. 1 Sering ditemukan gangguan haid siklus haid yang memendekmemanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teraturbercak, tidak haid sama sekali. 2 Akseptor sangat tergantung pada sarana kesehatan harus kembali untuk suntikkan. 3 Tidak dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya. 4 Permasalahan berat badan merupakan permasalahan paling sering. 5 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. 6 Pada ppenggunaan jarak panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang. d. Efek samping Kontrasepsi Suntik Progestin Sujiyatini, 2009. 1 Amenore. 2 Perdarahanperdarahan bercak. 3 Meningkatmenurunnya berat badan. e. Indikasi Kontrasepsi Suntik Progestin Arum, 2011. 1 Usia reproduksi. 2 Telah memiliki anakbelum memiliki anak. 3 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan efektifitasnya tinggi. 4 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. 5 Setelah abortus atau keguguran. 6 Tekanan darah 180110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah dan anemia. 7 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. 8 Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen. 9 Menggunakan obat epilepsy fenitoin dan barbiturat atau obat tuberkulosis rifampisin. f. Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik Progestin. 1 Hamil atau dicurigai hamil. 2 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 3 Amenorea. 4 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. 5 Diabetes melitus disertai komplikasi.

2.3.5.2 Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogestron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi nytamuskular sebulan sekali Cyclofem, dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan dengan injeksi instramuskular sebulan sekali Pinem, 2009. a. Cara Kerja Sujiyatini, 2009. 1 Menekan Ovulasi. 2 Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu. 3 Perubahan pada endometrium atrofi sehingga implantasi terganggu. 4 Menghambat transportasi gamet oleh tuba. b. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Kombinasi 1 Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercakspotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari. 2 Mual, sakit kepala, nyeri payudara, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga. 3 Akseptor harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan. 4 Penambahan berat badan. 5 Tidak menjamin terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, HIVAIDS. 6 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan stelah penghentian pemakaian. c. Efek Samping Kontrasepsi Suntik Kombinasi. 1 Amenorea 2 Mualpusingmuntah 3 Perdarahanperdarahan bercak spotting d. Indikasi Kontrasepsi Suntik Kombinasi Arum,2011. 1 Usia reproduksi. 2 Menyusui ASI pasca persalinan 6 bulan. 3 Pasca persalinan dan tidak menyusui. 4 Anemia. 5 Nyeri haid. e. Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik Kombinasi 1 Hamil atau diduga hamil. 2 Menyusui dibawah umur 6 minggu pasca persalinan. 3 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. 4 Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi 180110 mmHg. 2.3.6 Alat Kontrasepsi Bawah Kulit AKBK Alat kontrasepsi bawah kulit AKBK atau implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit Sujiyatini, 2009. Implant terbagi menjadi tiga jenis yaitu, pertama Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg Levonorgestrel dan alat kerjanya 5 tahun. Kedua Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3 Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Dan ketiga, jedena dan implano yang terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levanorgestrel dengan lama kerja 3 tahun Arum, 2011. 1. Cara Kerja Kontrasepsi AKBK Meilani, 2010. a. Menekan ovulasi. b. Menurunkan motilitas tuba. c. Membantu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. d. Mengentalkan lendir serviks sehingga mengganggu transportasi sperma. 2. Keuntungan Kontrasepsi AKBK Arum, 2011. a. Efektifitasnya tinggi. b. Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun. c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. e. Bebas dari pengaruh estrogen. f. Tidak mengganggu ASI. g. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan. 3. Indikasi Kontrasepsi AKBK Arum, 2011. a. Usia reproduksi. b. Telah memiliki anak atau belum. c. Menghendaki kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang. d. Sedang menyusui. 4. Kontraindikasi Kontrasepsi AKBK Sujiyatini, 2009. a. Hamil atau diduga hamil. b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas. c. Benjolankanker payudara atau riwayat kanker payudara. d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. e. Mioma Uterus 5. Efek Samping Kontrasepsi AKBK a. Perdarahan bercak Spooting ringan. b. Ekspulsi. c. Infeksi pada daerah insersi. d. Berat badan naikturun.

2.3.7 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR

AKDR adalah kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga rahim wanita Sujiyatini, 2009. Ada pun jenis-jenis AKDR adalah : a. AKDR Cu T-380A Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga Cu. b. AKDR lain adalah Nova T Schering Sujiyatini, 2009. 1 Cara Kerja a Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii b Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri c AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu d Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus 2 Keuntungan a Efektifitas tinggi dan efektif segera setelah pemasangan b Metode jangka panjang 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti c Tidak mempengaruhi hubungan seksual d Nyaman, dan tidak perlu takut hamil e Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR CuT-380A f Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI g Dapat dipasang setelah melahirkan atau sesudah abortus dan dapat digunakan sampai menopause, dan tidak ada interaksi dengan obat-obat. h Membantu mencegah KET 3 Indikasi a Usia reproduksi b Keadaan nulipara c Menginginkan kontrasepsi jangka panjang dan menghendaki metode hormonal d Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi e Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya f Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi g Resiko rendah dari IMS h Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama 4 Kontra Indikasi a Sedang hamil b Perdarahan vagina yang tidak diketahui c Sedang menderita infeksi alat genital vaginitis, servisitis d Sering menderita penyakit radang panggul atau abortus septik e Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri f Penyakit trofoblas yang ganas, kanker alat genital g Diketahui menderita TBC pelvik dan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm 2.3.8 Metode Kontrasepsi Kontap 2.3.8.1 Tubektomi Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas kesuburan seorang perempuan secara permanen Sujiyatini, 2009. a. Mekanisme Kerja Dengan mengoklusi tuba falopii mengikat, memotong, dan memasang cincin, sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. b. Manfaat Kontrasepsi 1 Sangat efektif 2 Permanen 3 Tidak mempengaruhi pada proses laktasi breastfeeding 4 Tidak bergantung pada faktor senggama 5 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius 6 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal 7 Tidak ada efek samping jangka panjang dan perubahan dalam fungsi seksual c. Manfaat Nonkontrasepsi Berkurangnya resiko kanker ovarium. d. Indikasi 1 Usia 26 tahun 2 Paritas 2 3 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya 4 Jika hamil akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius 5 Pasca persalinan, pasca keguguran 6 Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini e. Kontra Indikasi 1 Hamil diduga hamil 2 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya 3 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut 4 Tidak boleh menjalani proses pembedahan 5 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan 6 Belum memberikan persetujuan tertulis.

2.3.8.2 Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi penyatuan dengan ovum tidak terjadi Sujiyatini, 2009. a. Dasar dari vasektomi Oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semenejakulat tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis Hanafi, 2010. b. Keuntungan 1 Efektif 2 Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas 3 Sederhana, cepat hanya memerlukan waktu 5-10 menit 4 Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi lokal saja dan biaya rendah c. Indikasi Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga Sujiyatini, 2009. d. Kontra Indikasi Hanafi, 2010. 1 Infeksi kulit pada daerah operasi 2 Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien 3 Hidrokel dan varikokel yang besar 4 Hernia inguinalis 5 Filariasis elefantiasis 6 Undesensus testikularis 7 Massa intraskrotalis 8 Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia 9 Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.

2.4 Pasangan Usia Subur

Pasangan usia subur berkisar antar usia 15 – 49 tahun dimana pasangan laki-laki dan perempuan sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang Suparyanto, 2012 Pelayanan kesehatan pada PUS, yang dapat dilakukan adalah mengikuti program KB, dengan tujuan berikut: 1. Mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui pengaturan kehamilan PUS dan WUS. 2. Peningkatan kwalitas keluarga dan kemandirian keluarga. 3. Peningkatan kepedulian dan PSM. 4. Peningkatan serta pemantapan komitmen politis dan komitmen operasional. 5. Pendekatan wilayah yang paripurna Mubarak, 2012.

2.5 Pengetahuan Knowledge tentang Pemakaian MKJP

Pengetahuan knowledge adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2007. Pada penelitian Rainy Alus Fienalia yang berjudul “faktor- faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang MKJP di wilayah kerja puskesmas pancoran mas kota depok tahun 2011 ” dengan jumlah populasi 195 wanita dan jumlah sampel sebanyak 98 orang memperoleh hasil hubungan pengetahuan dengan kontrasepsi jangaka panjang ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden tentang kontrasepsi jangka panjang dengan pernah tidaknya responden di kontrasepsi jangka panjang pada tingkatan kepercayaan 95 dengan nilai p = 0.0001 sedangkan pada penelitian ini peneliti hanya meneliti penggunaan kontrasepsi jangka panjang saja.

2.6 Dukungan Suami

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

1 9 130

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG METODE KONTRASEPSI DENGAN PEMAKAIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Metode Kontrasepsi Dengan Pemakaian Kontrasepsi Di Puskesmas Kartasura Sukoharjo.

0 3 18

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 2 14

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 0 2

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 0 7

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

0 0 22

Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Pasangan Usia Subur ( PUS ) Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kecamatan Medan Denai

1 1 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi (KB) 2.1.1 Pengertian Kontrasepsi (KB) - Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sunggal

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Dukungan Suami Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wanita Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

0 0 9

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 15