Tabel 4.4 Lanjutan
No. Item Jawaban
Non-MKJP MKJP
Ya Tidak
Ya Tidak
n n
n n
7 Suami
memberikan dukungan
moral dalam
pemakaian MKJP. 2
4,3 45
95,7 34 72,3 12
27,7
8
Suami bersedia membiayai dalam
pemakaian MKJP
ImplanIUD. 2
4,3 45
95,7 36 76,6 11
23,4
Hasil penelitian terhadap dukungan suami menunjukkan bahwa sebesar 39,4 suami tidak pernah menyarankan ibu untuk ikut MKJP, sebesar 70,2
suami tidak mendampingi ibu dalam pemakaian MKJP, sebesar 70,2 suami tidak mengetahui efek pemakaian MKJP, sebesar 61,7 suami tidak memberikan
dukungan moral dalam pemakaian MKJP dan sebesar 59,6 suami tidak bersedia membiayai dalam pemakaian MKJP.
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami Dukungan Suami
Non-MKJP MKJP
n n
Tidak 46
97,9 12
25,5 Ya
1 2,1
35 74,5
Jumlah 47
100,0 47
100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden Non-MKJP tidak mendapatkan dukungan suami yaitu 46 orang 97,9 dan mayoritas
responden MKJP mendapatkan dukungan suami yaitu 35 orang 74,5.
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara masing- masing variabel bebas yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan
dan dukungan suami dengan variabel terikat yaitu pemakaian MKJP yang
Universitas Sumatera Utara
menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p 0,05. Hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat menggunakan uji chi-square dapat dilihat sebagai berikut:
4.3.1 Hubungan Umur dengan Pemakaian MKJP Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Tabel 4.6 Hubungan Umur dengan Pemakaian MKJP
Umur Kelompok
P-value OR
95 Cl Non-MKJP
MKJP n
n
20-35 tahun 35
74,5 40
85,1 0,199
0,510 0,181-1,439
35 tahun 12
25,5 7
36,8
Jumlah 47
100,0 47
100,0
Hasil analisis tabulasi silang pada Tabel 4.6 diperoleh nilai OR sebesar 0,510 dengan 95CI= 0,181-1,439 yang berarti bahwa umur bukan merupakan
faktor risiko pemakaian kontrasepsi MKJP. Diperoleh nilai p=0,199 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan umur responden dengan pemakaian
MKJP.
4.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Pemakaian MKJP Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Tabel 4.7 Hubungan Pendidikan dengan Pemakaian MKJP
Pendidikan Kelompok
P-value OR
95 Cl Non-MKJP
MKJP n
n
Tingkat pendidikan dasar
26 55,3
16 34,0
0,038 2,399
1,042-5,520 Tingkat pendidikan
lanjutan 21
44,7 31
66,0
Jumlah 47
100,0 47
100,0
Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang pada Tabel 4.7 diperoleh nilai OR sebesar 2,399 dengan 95CI= 1,042-5,520 sehingga dapat disimpulkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa ibu yang memiliki tingkat pendidikan lanjutan diploma, sarjana akan mempunyai kemungkinan sebesar 2,399 kali menggunakan MKJP dibandingkan
dengan ibu yang memiliki tingkat pendidikan dasar. Diperoleh nilai p = 0,038 yang berarti bahwa ada hubungan pendidikan responden dengan pemakaian
MKJP.
4.3.3 Hubungan Pekerjaan dengan Pemakaian MKJP Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Tabel 4.8 Hubungan Pekerjaan dengan Pemakaian MKJP
Pekerjaan Kelompok
P-value OR
95 Cl Non-MKJP
MKJP n
n
Tidak bekerja 23
48,9 12
25,5 0,019
2,795 1,171-6,672
Bekerja 24
51,1 35
74,5
Jumlah 47
100,0 47
100,0
Hasil analisis tabulasi silang pada Tabel 4.8 diperoleh nilai OR sebesar 2,795 dengan 95CI= 1,171-6,672 sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang
bekerja akan mempunyai kemungkinan sebesar 2,795 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Diperoleh nilai p = 0,019 yang
berarti bahwa ada hubungan pekerjaan responden dengan pemakaian MKJP.
4.3.4 Hubungan Pengetahuan dengan Pemakaian MKJP Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan tentang MKJP dengan Pemakaian
MKJP
Pengetahuan Kelompok
P-value OR
95 Cl Non-MKJP
MKJP n
n
Kurang baik 28
59,6 17
36,2 0,023
2,601 1,131-5,980
Baik 19
40,4 30
63,8
Jumlah 47
100,0 47
100,0
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis tabulasi silang pada Tabel 4.9 diperoleh nilai OR sebesar 2,601 dengan 95CI= 1,131-5,980 sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu yang
memiliki pengetahuan baik tentang MKJP akan mempunyai kemungkinan sebesar 2,601 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya
buruk tentang MKJP. Diperoleh nilai p = 0,023 yang berarti bahwa ada hubungan pengetahuan responden dengan pemakaian MKJP.
4.3.5 Hubungan Dukungan Suami dengan Pemakaian MKJP Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Tabel 4.10 Hubungan Dukungan Suami dengan Pemakaian MKJP
Dukungan Suami
Kelompok P-value
OR 95 Cl
Non-MKJP MKJP
n n
Tidak 46
97,9 12
25,5 0,001
134,167 16,647-1081,290
Ya 1
2,1 35
74,5
Jumlah 47
100,0 47
100,0
Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang pada Tabel 4.10 diperoleh nilai OR sebesar 134,167 dengan 95CI= 16,647-1081,290 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ibu yang mendapatkan dukungan suami akan mempunyai kemungkinan sebesar 134,167 kali menggunakan MKJP dibandingkan dengan ibu
yang tidak mendapatkan dukungan suami. Diperoleh nilai p 0,001 yang berarti bahwa ada hubungan dukungan suami responden dengan pemakaian MKJP.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Umur dengan Pemakaian MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam pemakaian kontrasepsi, mereka yang berumur tua mempunyai peluang
lebih kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang berumur muda Notoatmodjo, 2009.
Hasil analisis statistik dengan uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan umur ibu dengan pemakaian MKJP dengan nilai p = 0,199. Nilai OR
sebesar 0,510 berarti bahwa umur bukan merupakan faktor risiko pemakaian MKJP. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden baik
Non-MKJP maupun MKJP berumur 20-35 tahun yaitu MKJP 40 orang 85,1 dan Non-MKJP 35 orang 74,5.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiranty 2009 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna pada tiap
kelompok umur dengan pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang MKJP. Wanita yang berusia 36-49 tahun memiliki peluang sebesar 10 kali untuk
memakai metode kontrasepsi jangka panjang MKJP dibandingkan wanita yang berusia 15-19 tahun.
Menurut Hartanto 2009 pola dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional pada umur diantara 20-30 tahun adalah kontrasepsi yang mempunyai reversibilitas
yang tinggi karena pada umur tersebut pasangan usia subur masih berkeinginan untuk mempunyai anak. Sedangkan pada umur 30 tahun kontrasepsi yang
Universitas Sumatera Utara