kali untuk memakai metode kontrasepsi jangka panjang MKJP dibandingkan wanita yang berusia 15-19 tahun.
2.7.2. Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Oleh karena itu
orang yang berpendidikan kan lebih muda menerima gagasan baru. Demikian pula halnya dengan menentukan pola perencanaan keluarga dan pola dasar penggunaan
kontrasepsi serta peningkatan kesejahteraan keluarga Manuaba, 2009. Pendidikan menunjukan hubungan yang positif dengan pemakaian jenis
kontrasepsi artinya semakin tinggi pendidikan cenderung memakai kontrasepsi efektif. Hal ini dikarenakan pendidikan dapat memperluas pengetahuan mengenai
alat kontrasepsi, mengetahui keuntungan yang diperoleh dengan memakai kontrasepsi, meningkatkan kecermatan dalam memilihmemakai alat kontrasepsi
yang dibutuhkan dan juga kemampuan untuk mengetahui efek samping dari masing-masing alat kontrasepsi Rifai, 2009.
Yusuf 2009 menyatakan bahwa ada hubungan antara proporsi pemakaian MKJP oleh responden yang berpendidikan rendah dan berpendidikan tinggi. Ibu
yang berpendidikan mempunyai tiga kali lebih besar untuk memakai kontrasepsi MKJP dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah.
2.7.3. Pekerjaan
Penelitian yang dilakukan oleh BKKBN dan LDFEUI 2009 status pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemakaian kontrasepsi.
Jadi besar kemungkinan wanita yang bekerja akan lebih menyadarin kegunaan dan manfaat kontrasepsi dari wanita yang tidak bekerja.
Pranita 2009 menyatakan terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pemakaian kontrasepsi mantap. Ibu yang tidak bekerja mempunyai
peluang dua kali lebih tinggi untuk memilihmemakai non kontrasepsi mantap dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
Amiranty 2009 menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara status pekerjaan dengan pemakaian MKJP. Ibu yang bekerja memiliki peluang
sebesar dua kali untuk memakai MKJP dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
2.8 Kerangka Konsep Variabel Independen