2.3. Model Pemanfaatan Antenatal Care di Indonesia
Anderson 1968 mengembangkan bahwa konsep model pemanfaatan pelayanan antenatal care di Indonesia, yang bersifat menyeluruh meneliti faktor-
faktor pada ibu hamil.
Gambar 1. Model Pemanfaatan Antenatal Care ANC
2.4. Faktor Predisposisi dan Kebutuhan dalam Pemanfaatan Antenatal Care
Faktor predisposisi dalam pemanfaatan Antenatal Care ANC adalah : 1.
Pendidikan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
memengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan
adalah aplikasi atau penerapan pendidikan didalam bidang kesehatan Notoatmojo, 2003.
Menurut Sedarmayanti 2001 yang dikutip oleh Hardywinoto 2007, pekerjaan yang disertai dengan pendidikan dan keterampilan akan mendorong
PREDISPOSING ENABLINGPEMUNGKIN
NEED - Paritas
- Dukungan Suami - Riwayatkehamilan masa lalu
- Interval Kelahiran - Ekonomi Keluarga
- Keluhanpenyakit yang diderita - Pendidikan
- Pembayaran - Persepsi Sehat
- Pengetahuan - Ongkos
- Kondisi Ibu - Sikap
- Waktu - Rencana Pengobatan
- Ketersediaan Pelayanan - HB
- Jarak
PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL
21
Universitas Sumatera Utara
kemajuan setiap usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan baik pendapatan individu, kelompok maupun pendapatan nasional. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
sumber utama kinerja yang efektif yang memengaruhi individu adalah kelemahan intelektual, kelemahan psikologis dan kelemahan fisik.
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi keadaan keluarga karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
pengetahuan atau informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan akan lebih baik. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku seseorang sebagai
hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh. Perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari
pendidikan kesehatan. Faktor pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap
perilaku. Faktor lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah sosial penanganannya diperlukan pendidikan kesehatan. Dalam rangka membina meningkatkan kesehatan
masyarakat ditunjukkan pada upaya melalui tekanan, paksaan kepada masyarakat dan edukasi atau upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan.
Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, faktor predisposisi ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem yang dianut
masyarakat, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi.
22
Universitas Sumatera Utara
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada
petugas kesehatan Depkes RI, 2008. 2. Pekerjaan
Menurut Labor Force Consepth, yang digolongkan bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk
memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka bekerja penuh maupun tidak. Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari atau mendapatkan nafkah
Hardywinoto, 2007. Ibu hamil yang bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya karena sibuk dengan pekerjaannya.
3. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagiaan besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Natoadmodjo, 2003.
Pentingnya aspek pengetahuan dalam pemanfatan Antenatal Care ANC dapat dilihat dari pendapat Cholil 2004 yang menyatakan bahwa pemanfatan
Antenatal Care ANC perlu dilakukan upaya peningkatan kesehatan ibu saat kehamilan dan melahirkan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya
pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
23
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain
ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui Friedman, 2005.
Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pelayanan Antenatal Care ANC dan pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil akan memeriksakan
kehamilannya pada petugas kesehatan Depkes RI, 2008. 4. Paritas
Menurut Wiknjosastro 2005, paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi lebih dari 3
mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang baik endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang
berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau sehingga dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa.
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang Antenatal Care ANC, sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga
kesehatan kehamilannya Depkes RI, 2008. 5. Interval Kehamilan
Interval kehamilan yang terlalu rapat memang mengundang risiko bagi para
wanita. Penelitian terbaru menyatakan, ibu yang hamil lagi dalam waktu setahun setelah melahirkan berisiko menyebabkan autisme pada calon anak mereka kelak.
24
Universitas Sumatera Utara
Kehamilan berturut-turut membuat ibu bisa kepayahan. Para ilmuwan dari New York AS menyebutkan, wanita butuh waktu untuk pulih dari kehamilan. Selain itu,
kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu pendek akan menyebabkan anak-anak yang dilahirkan rentan mengalami kekurangan gizi. Dalam hal ini perlu
memperhatikan interval kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu rapat
mengundang risiko bagi para wanita, Jadi sebaiknya apabila ibu hamil dengan interval kehamilan yang rapat sebaiknya rutin memeriksakan kehamilannya.
Faktor kebutuhan dalam pemanfaatan Antenatal Care ANC adalah sebagai berikut :
1. Penyakit yang diderita Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Penyakit yang diderita ibu baik sejak sebelum hamil ataupun sesudah kehamilan, seperti : penyakit paru,
penyakit jantung sianotik, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit kelenjar endokrin gondok, diabetes mellitus dan penyakit hati, penyakit infeksi virus dan bakteri
parasit, kelainan darah ibu-janin ataupun keracunan obat dan bahan-bahan toksis, juga merupakan penyabab yang mengakibatkan terjadinya gangguan dan penyulit
pada kehamilan. Disamping itu, kehamilan sendiri dapat menyebabkan terjadinya penyakit pada ibu hamil. Penyakit yang tergolong dalam kelompok ini antara lain :
25
Universitas Sumatera Utara
toksemia gravidarum keracunan hamil, perdarahan hamil tua yang disebabkan karena plasenta previa plasenta menutupi jalan lahir dan solusio plasenta plasenta
terlepas sebelum anak lahir. Penyebab kematian ibu bersalin di Indonesia masih di dominasi oleh perdarahan, infeksi dan toksemia gravidarum. Pada ibu hamil
pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya.
2. Kehamilan Masa Lalu Riwayat kehamilan masa lalu yang pernah diderita seperti normal dan tidak
normal akan memengaruhi kehamilan berikutnya atau menjadi faktor risiko yang mungkin ada pada ibu. Ibu yang mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya
akan lebih memeriksakan kehamilan. Pemeriksaan antenatal care memegang peranan
penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya.
2.5. Faktor Pemungkin Dukungan KeluargaSosial 2.5.1. Pengertian Dukungan