tentang pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan ANC. Metode penyuluhan yang digunakan juga harus
disesuaikan dengan kemampuan masyarakat, sehingga apa yang menjadi tujuan penyuluhan dapat tercapai, misalnya dengan menampilkan gambar tentang ibu hamil
yang kurang melakukan pemeriksaan kehamilan di pelayanan kesehatan. Peningkatan pengetahuan saja belum tentu dapat merubah sikap atau
pandangan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan, oleh karena itu harus dirumuskan suatu pendekatan yang lebih baik, misalnya dengan melibatkan tokoh
masyarakat, tokoh agama maupun tokoh adat untuk mensosialisasikan pemeriksaan kehamilan.
5.2.4. Pengaruh Paritas Ibu terhadap Pemanfaatan Antenatal Care ANC
Hasil penelitian tentang variabel paritas ditemukan dengan paritas 4 orang dengan persentase tertinggi memanfaatkan ANC sebanyak 86,7 responden. Uji
statistik menunjukkan variabel paritas berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin banyak paritas ibu hamil
maka akan meningkat pemanfaatan ANC. Ibu hamil yang berparitas
≤ 4 orang lebih banyak memanfaatkan ANC, hal ini menunjukkan bahwa ibu yang berparitas
≤ 4 orang waspada terhadap kesehatan dan keadaan kehamilannya dan mereka sadar tentang kehamilan yang aman untuk
seorang ibu hamil. Ibu yang berparitas ≤ 4 orang kurang memanfaatkan ANC karena
menganggap bahwa keadaan kehamilannya sekarang adalah keadaan yang aman
69
Universitas Sumatera Utara
untuk hamil. Keadaan ini diperlukan suatu pendekatan terhadap ibu hamil, bahwa walaupun ibu berparitas
≤ 4 orang, bukan berarti keadaan kehamilannya tidak pe rlu pemanfaatan ANC minimal 4 kali selama kehamilan.
Hal ini sesuai pendapat Wiknjosastro 2005, paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi lebih
dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang baik endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi
yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau sehingga dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa.
5.2.5. Pengaruh Interval Kehamilan terhadap Pemanfaatan Antenatal Care ANC
Hasil penelitian tentang variabel interval kehamilan ditemukan ibu dengan interval kehamilan 2 tahun dengan persentase tertinggi memanfaatkan ANC
sebanyak 68,4 responden. Uji statistik menunjukkan variabel interval kehamilan berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC. Keadaan ini menunjukkan bahwa ibu
dengan interval kehamilan 2 tahun peduli dengan keadaan kehamilan dan janin yang dikandungnya walaupun keadaan kehamilan yang dialami adalah interval
kehamilan yang aman. Ibu dengan interval kehamilan 2 tahun lebih banyak tidak memanfaatkan
ANC, karena ibu dengan interval kehamilan 2 tahun tidak terlalu waspada terhadap kesehatannya dan mereka mengerti bahwa kehamilan 2 tahun dengan kehamilan
70
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya kurang memiliki risiko untuk kehamilannya sekarang. Namun keadaan ini perlu meningkatkan pemahaman pada ibu hamil untuk memperhatikan interval
kehamilan, karena jarak kehamilan memengaruhi keadaan kehamilan.
Para ilmuwan dari New York AS menyebutkan, wanita butuh waktu untuk pulih dari kehamilan. Selain itu, kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu pendek
akan menyebabkan anak-anak yang dilahirkan rentan mengalami kekurangan gizi. Hal ini juga terdapat dalam Depkes 2008, bahwa semakin dekat interval kehamilan
maka semakin tinggi risiko terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan sehingga dapat menyebabkan kematian pada ibu.
5.3. Pengaruh Faktor Kebutuhan terhadap Pemanfatan Antenatal Care ANC