fisik yang terjadi ketika mereka melakukan perpindahan moda. Moda angkutan umum massal perkotaan dirancang untuk menyediakan layanan dengan pilihan jadwal
yang beragam. Dimana tidak ada angkutan umum yang menyediakan layanan langsung maka perpindahan moda akan tetap dibutuhkan.
Transportasi di kota-kota besar mempunyai jaringan transportasi umum yang sangat luas dan beragam antara lain meliputi BRT Bus Rapid Transit, angkutan
perkotaan, taksi, kereta api perkotaan, kapal penyeberangan dan pesawat udara. Perpindahan moda tranportasi terjadi ketika penumpang berpindah moda dari satu
moda transportasi ke moda transportasi lain atau berpindah moda diantara dua pelayanan moda yang sama termasuk juga orang yang akan menggunakan atau telah
menggunakan sistem transportasi umum dikombinasikan dengan berjalan kaki, naik sepeda, mengendarai motor atau mobil.
2.4 Observasi Aktual dan Preferensi Penumpang Revealed Preference and
Stated Preference
Dalam beberapa kasus transportasi, diketahui bahwa model permintaan perjalanan secara tradisional telah didasarkan atas data yang diperoleh melalui
pengamatan langsung perilaku perjalanan dengan menggunakan survei yang mempertanyakan perilaku perjalanan yang sebenarnya dari para responden, atau
disebut dengan revealed preference. Namun demikian revealed preference teknik observasi aktual ini mempunyai beberapa permasalahan sebagai berikut Pearmain
dan Kroes, 1990:
Universitas Sumatera Utara
1. Observasi pelaku yang ada dirasa kurang bervariasi untuk membuat suatu variabel satu dengan lainnya yang menyebabkan terjadi multi kolinierasi;
2. Perilaku yang dapat diamati kemungkinan bukan hal yang diperlukan oleh peneliti, hal ini umumnya terjadi pada variabel kualitatif sekunder, seperti
pelayanan informasi angkutan umum dan penyediaan ruang bagasi; 3. Dalam kebijaksanaan yang baru tidak terdapat informasi bagaimana
masyarakat akan memberikan tanggapan; 4. Untuk memperoleh data yang cukup, diperlukan biaya yang sangat tinggi
dan seringkali data yang diperoleh tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, serta informasi dari operator pengusaha angkutan sulit diperoleh.
Dalam perkembangan di bidang transportasi digunakan suatu cara baru yang disebut stated preference untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada revealed
preference. Pendekatan stated preference tersebut memungkinkan diperolehnya data yang dapat menerangkan tanggapan perilaku perjalanan terhadap situasi sistem
transportasi yang baru situasi hipotesis. Menurut Ortuzar dan Willumsen 1994 teknik stated preference diambil dari
bidang marketing research. Dalam bidang transportasi, cara ini mulai dikembangkan pertengahan dasawarsa 80-an sebagai cara yang ditawarkan untuk melakukan
eksperimen yang meneliti respon pelaku perjalanan terhadap alternatif pilihan yang ditawarkan dalam penyediaan sistem transportasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pearmain dan Kroes 1990 teknik stated preference merupakan teknik kuisioner yang mengacu pada pendekatan yang menggunakan pendapat
responden dalam menghadapi berbagai alternatif pilihan. Ciri umum teknik tersebut adalah pemakaian suatu disain ekperimental untuk membuat sejumlah alternatif
situasi imajiner, kemudian responden diberi pertanyaan untuk mengidentifikasi bagaimana mereka akan merespon jika imajiner tersebut benar-benar ada dalam
realita. Dengan menggunakan pendekatan stated preference diharapkan peneliti dapat
melakukan kontrol terhadap semua faktor yang dibuat dalam alternatif pilihan yang ditawarkan. Karena itu teknik ini memungkinkan situasi yang lebih luas dapat diteliti,
yang mana hal tersebut tidak mudah untuk diteliti dengan menggunakan revealed preference.
2.5 Model