2.8 Teknik Stated Preference
Dalam perencanaan transportasi diperlukan informasi yang jelas tentang efek dari suatu investasi atau suatu perencanaan strategi yang dilakukan. Selama bertahun-
tahun telah dikembangkan metode statistik untuk menyediakan informasi prakiraan perubahan permintaan atau perilaku perjalanan yang ada sebagai akibat dari berbagai
alternatif perencanaan. Dengan menggunakan teknik stated preference, seorang peneliti dapat melakukan skenario untuk mengetahui perilaku responden dalam
berbagai atribut pilihan. Menurut Ortuzar dan Willumsen 1994 teknik stated preference merupakan
pendekatan yang relatif baru dalam penelitian transportasi, merupakan metode eksperimen untuk meneliti cakupan inisiatif kebijakan yang menyeluruh.
Beberapa keuntungan menggunakan teknik stated preference Pearmain dan Kroes, 1990 adalah:
1. Peneliti dapat melakukan kontrol tentang situasi yang diharapkan akan dihadapi oleh responden;
2. Penggunaan variabel kuantitatif sekunder dapat dilakukan dengan mudah, karena peneliti menggunakan kuesioner untuk menyatakan variabel
tersebut; 3. Dalam kebijakan yang bersifat baru, teknik ini digunakan sebagai media
evaluasi dan peramalan; 4. Karena seorang responden dapat memberikan jawaban atas berbagai
macam situasi perjalanan, maka jumlah sampel yang dibutuhkan tidak
Universitas Sumatera Utara
terlalu banyak, namun demikian sampel diharapkan dapat mewakili kelompok masyarakat yang diteliti.
Parikesit 1996 dalam Hidayat 2001 menyatakan beberapa kelemahan menggunakan teknik stated preference adalah:
1. Penyimpangan respon, yaitu penyimpangan yang diakibatkan tidak jujurnya jawaban responden karena apabila situasi yang dipilih tersebut
benar-benar ada, maka responden tidak akan melaksanakannya; 2. Penyimpangan strategis, yaitu penyimpangan karena dengan mengisi
kuesioner, maka responden mengharapkan hasil tertentu subjective. Kedua penyimpangan tersebut erat kaitannya dengan asumsi yang dianut
teknik stated preference, bahwa masyarakat akan benar-benar mengkonsumsi barangjasa yang ditawarkan apabila mendatangkan manfaat baginya.
Menurut Pearmain dan Kroes 1990 teknik stated preference yang digunakan dalam studi transportasi memiliki karakteristik pokok sebagai berikut:
1. Metode ini merupakan perangkat survei dalam riset pemasaran untuk mendapatkan pernyataan masyarakat, bagaimana mereka akan
memberikan respon terhadap situasi perjalanan hipotesis; 2. Situasi perjalanan tersebut ditawarkan kepada responden yang mana
memiliki kombinasi faktor yang berbeda dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan perjalanan;
Universitas Sumatera Utara
3. Peneliti membuat situasi perjalanan yang mudah dimengerti, masuk akal dan realistik, serta situasi dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman
responden; 4. Responden yang dipilih dalam survei harus mampu mewakili dari
populasi yang diteliti; 5. Respon yang diberikan oleh responden dianalisis dengan metode yang
memberikan ukuran kualitatif faktor-faktor yang diteliti dari situasi perjalanan hipotesis;
6. Hasil penelitian dengan teknik stated preference memberikan ukuran- ukuran yang dapat membantu dalam usaha identifikasi prioritas investasi
atau perencanaan dan peramalan kebutuhan dan perilaku perjalanan dimasa mendatang.
Pada Gambar 2.4 berikut akan memberikan informasi elemen-elemen dalam perilaku masyarakat untuk melakukan perjalanan yang dapat diobservasi dengan
teknik stated preference. Gambar tersebut memberikan ilustrasi bahwa terdapat faktor eksternal dan internal bagi konsumen yang mempengaruhi perilaku perjalanannya.
Faktor eksternal misalnya atribut-atribut perjalanan alternatif dan kendala-kendala situasi, sedangkan faktor internal misalnya persepsi dan preferensi seorang pelaku
perjalanan. Faktor eksternal merupakan hal yang mendorong dan membatasi perilaku pasar, sedangkan faktor internal merefleksikan tingkat pemahanan konsumen
terhadap pilihannya dan mempengaruhi tindakannya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4. Komponen perilaku konsumen
Sumber: Pearmain dan Kroes, 1990
Dalam menyusun suatu pilihan alternatif, perilaku individu yang melakukan perjalanan merupakan fungsi dari sikap individu serta karakteristik sistem
transportasi. Sikap merupakan respon yang efektif terhadap obyek atau pengalaman individu, yaitu pengalaman yang bersifat relatif terhadap obyek dan peristiwa yang
Karakteristik pengalaman
sosioekonomi konsumen
Atribut-atribut alternatif
perjalanan Informasi
alternatif perjalanan
Persepsi kepercayaan
Sikap
Pilihan
Maksud
Kendala-kendala situasi pada
konsumen Kendala-kendala
pada alternatif yang ada
Perilaku perjalanan
Universitas Sumatera Utara
membangkitkan respon secara emosional. Pengukuran sikap merupakan bentuk kuantifikasi dari respon. Stated preference yang dikembangkan untuk mengukur
respon tersebut bersifat tidak langsung penilaian kategori. Disain ekperimental stated preference harus disusun sedemikian rupa, sehingga kombinasi tingkatan
semua faktor yang tercakup di dalam ekperimen tidak berkorelasi terhadap alternatif- alternatifnya. Dengan demikian, maka keseluruhan jumlah alternatif yang dapat
ditentukan merupakan fungsi dari jumlah faktor dan jumlah tingkatan faktor yang dipadukan dalam eksperimen. Jika alternatif pilihan yang muncul dari suatu
eksperimen begitu besar, maka tidak praktis, karena responden hanya mampu mengevaluasi alternatif pilihan dalam jumlah yang relatif terbatas.
Pengukuran semacam ini dapat bermanfaat dalam mengidentifikasi variabel- variabel yang lebih relevan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
perilaku perjalanan orang untuk menentukan fungsi-fungsi tersebut. Secara umum analisis perilaku perjalanan adalah memahami mekanisme yang menyebabkan orang
dalam mengadakan perjalanan berperilaku demikian dan memprediksi bagaimana orang merespon kondisi lingkungan yang berubah, sehingga kebijakan akan semakin
dapat dirumuskan dan dievaluasi. Namun demikian pengungkapan yang bersifat eksperimental dalam istilah-istilah numerik semestinya tidak mengaburkan kenyataan
bahwa masih ada kemungkinan memprediksi pada ukuran akurasi tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2.9 Analisis Data