Aplikasi Model PEMBAHASAN DAN HASIL

Tabel 5.16 di atas menunjukkan bahwa variabel: tarif, kenyamanan, jadwal, kemudahan, ketersediaan moda lanjutan dan tiket, tidak mempunyai hubungan yang kuat antar variabel, hal tersebut diketahui dari koefisien korelasi sebesar 0 dan signifikan sebesar 1 lebih besar dari α = 0,05, sehingga semua variabel pada model dapat digunakan dalam analisis.

5.5 Aplikasi Model

5.5.1 Pengaruh tingkatan tarif terhadap probabilitas penumpang Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa tarif merupakan salah satu variabel penelitian yang digunakan untuk melihat probabilitas penumpang yang akan menggunakan pelayanan angkutan bus bandara. Skenario tarif yang digunakan terdiri atas 3 tiga level atau tingkatan yaitu tarif dasar Rp.25.000, tarif dengan kenaikan 15 Rp.28.750 dan tarif dengan kenaikan 20 Rp.30.000. Respon penumpang terhadap berbagai level tarif untuk kondisi kualitas pelayanan paling buruk dapat dilihat pada Tabel 5.17. Respon penumpang ‘pasti naik’ pada tarif dasar yaitu Rp.25.000 sebesar 0,25 kenaikan tarif 15 Rp.28.750 sebesar 0,17 dan kenaikan tarif 20 sebesar 0,11. Sedangkan respon penumpang terhadap level tarif untuk kondisi kualitas pelayanan paling baik dapat dilihat pada Tabel 5.18. Respon penumpang ‘pasti naik’ pada tarif tetap dasar Rp.25.00 sebesar 1,00, kenaikan tarif 15 Rp.28.750 sebesar 0,99 dan kenaikan tarif 20 Rp.30.000 sebesar 0,98. Tabel 5.17 Probabilitas Respon Penumpang Terhadap Level Tarif Untuk Kondisi Kualitas Pelayanan Yang Paling Buruk Universitas Sumatera Utara Respon Penumpang Probabilitas Respon Tarif Rp. 25.000 Tarif Rp. 28.750,- Tarif Rp. 30.000 Pasti Naik 0,25 0,17 0,11 Mungkin Naik 0,53 0,52 0,48 Ragu-Ragu 0,04 0,05 0,05 Mungkin Tidak Naik 0,19 0,26 0,36 Pasti Tidak Naik 0,12 0,18 0,26 Sumber: Hasil Analisis Tabel 5.18 Probabilitas Respon Penumpang Terhadap Level Tarif Untuk Kondisi Kualitas Pelayanan Yang Paling Baik Respon Penumpang Probabilitas Respon Tarif Rp. 25.000 Tarif Rp. 28.750,- Tarif Rp. 30.000 Pasti Naik 1,00 0,99 0,98 Mungkin Naik 0,00 0,01 0,00 Ragu-Ragu 0,00 0,00 0,00 Mungkin Tidak Naik 0,00 0,00 0,00 Pasti Tidak Naik 0,00 0,00 0,00 Sumber: Hasil Analisis Berdasarkan kedua gambar diatas, menunjukkan bahwa dengan kenaikan tarif sampai dengan 20 pada kondisi kualitas pelayanan yang paling buruk, cukup signifikan mempengaruhi respon penumpang untuk menggunakan bus bandara. Namun sebaliknya pada kondisi kualitas pelayanan yang paling baik, kenaikan tarif justru tidak signifikan mempengaruhi respon penumpang untuk pasti naik. Universitas Sumatera Utara Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa yang terpenting bagi penumpang bus bandara adalah kondisi kualitas pelayanan bus bandara yang optimal. hal tersebut ditunjukkan dengan perbaikan kondisi kualitas pelayanan bus bandara mengakibatkan naiknya minat penumpang untuk menggunakan bus bandara. 5.5.2 Pengaruh berbagai kondisi pelayanan terhadap probabilitas penumpang Pada kondisi kualitas pelayanan bus bandara yang paling buruk tidak nyaman, tidak berjadwal, tidak mudah, tidak ada kepastian moda lanjutan, ticketting manual, probabilitas respon penumpang pasti naik sebesar 0,25 dan pasti tidak naik sebesar 0,12. Namun jika salah satu variabel pelayanan tersebut ditingkatkan diterapkan maka akan terjadi perubahan respon penumpang sebagai berikut: Apabila variabel kenyamanan yang baik diterapkan, maka probabilitas respon penumpang pasti naik menjadi sebesar 0,68 dan pasti tidak naik 0,01. Artinya apabila terjadi perubahan kualitas kenyamanan bus bandara menjadi lebih baik, dapat meningkatkan respon penumpang pasti naik sebesar 0,43 yang dapat dilihat pada tabel 5.19. Tabel 5.19 Pengaruh kondisi kenyamanan terhadap probabilitas respon penumpang bus bandara Respon Penumpang Probabilitas Respon Kondisi tidak nyaman Kondisi nyaman Pasti Naik 0,25 0,68 Mungkin Naik 0,53 0,29 Universitas Sumatera Utara Ragu-Ragu 0,04 0,01 Mungkin Tidak Naik 0,19 0,02 Pasti Tidak Naik 0,12 0,01 Sumber: Hasil Analisis Apabila jadwal perjalanan dioperasikan secara berjadwal, maka probabilitas respon penumpang pasti naik menjadi sebesar 0,48 dan pasti tidak naik 0,04. Artinya apabila operasional bus bandara diterapkan secara berjadwal dapat meningkatkan respon penumpang pasti naik sebesar 0,23 yang dapat dilihat pada tabel 5.20. Tabel 5.20 Pengaruh penjadwalan operasional bus terhadap probabilitas respon penumpang bus bandara Respon Penumpang Probabilitas Respon Tidak berjadwal Berjadwal Pasti Naik 0,25 0,48 Mungkin Naik 0,53 0,44 Ragu-Ragu 0,04 0,02 Mungkin Tidak Naik 0,19 0,06 Pasti Tidak Naik 0,12 0,04 Sumber: Hasil Analisis Apabila variabel tingkat kemudahan diterapkan letak terminal bus bandara, terminal bus massal BRT dan stasiun saling terintegrasi berdekatan, maka probabilitas respon penumpang pasti naik menjadi sebesar 0,36 dan pasti tidak naik 0,07. Artinya apabila tingkat kemudahan diterapkan dapat meningkatkan respon penumpang pasti naik sebesar 0,11 yang dapat dilihat pada tabel 5.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21 Pengaruh tingkat kemudahan terhadap probabilitas respon penumpang Respon Penumpang Probabilitas Respon Kemudahan rendah Kemudahan tinggi Pasti Naik 0,25 0,36 Mungkin Naik 0,53 0,50 Ragu-Ragu 0,04 0,03 Mungkin Tidak Naik 0,19 0,11 Pasti Tidak Naik 0,12 0,07 Sumber: Hasil Analisis Apabila variabel kepastian moda lanjutan diterapkan setiap penumpang dipastikan dapat melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum setelah menggunakan bus bandara, maka probabilitas respon penumpang pasti naik menjadi sebesar 0,58 dan pasti tidak naik 0,02. Artinya apabila ada kepastian moda lanjutan dapat meningkatkan respon penumpang pasti naik sebesar 0,33 yang dapat dilihat pada tabel 5.22. Tabel 5.22 Pengaruh kepastian moda lanjutan terhadap probabilitas respon penumpang Respon Penumpang Probabilitas Respon Tidak ada kepastian Moda lanjutan Ada kepastian Moda lanjutan Pasti Naik 0,25 0,58 Mungkin Naik 0,53 0,37 Ragu-Ragu 0,04 0,01 Universitas Sumatera Utara Mungkin Tidak Naik 0,19 0,04 Pasti Tidak Naik 0,12 0,02 Sumber: Hasil Analisis Apabila kualitas sistem ticketting diterapkan menggunakan smart card yang dapat juga digunakan untuk tiket angkutan massal BRT dan angkutan KA Bandara, maka probabilitas respon penumpang pasti naik menjadi sebesar 0,58 dan pasti tidak naik 0,02. Artinya apabila diterapkan sistem ticketting dapat meningkatkan respon penumpang pasti naik sebesar 0,33 yang dapat dilihat pada tabel 5.23. Tabel 5.23 Pengaruh system ticketing terhadap probabilitas respon penumpang Respon Penumpang Probabilitas Respon Sistem ticketting manual Sistem ticketting smart card Pasti Naik 0,25 0,36 Mungkin Naik 0,53 0,50 Ragu-Ragu 0,04 0,03 Mungkin Tidak Naik 0,19 0,11 Pasti Tidak Naik 0,12 0,07 Sumber: Hasil Analisis Dari hasil aplikasi model yang terdapat pada tabel 5.24 dan gambar 5.2 berikut ini, menunjukkan bahwa kondisi yang paling berpengaruh terhadap respon penumpang ‘pasti naik’ adalah kondisi kenyamanan sebesar 68, jadwal sebesar 48, kemudahan sebesar 36, ketersediaan moda lanjutan sebesar 58, serta system ticketting sebesar 36. Tabel tersebut menggambarkan bahwa kelima variabel kualitas pelayanan yang ditawarkan memiliki respon yang positif untuk mendorong penumpang menggunakan pelayanan bus bandara. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.24 Probabilitas respon penumpang terhadap perbaikan Kondisi kualitas pelayanan Respon Penumpang Kenyamanan Jadwal Kemudahan Moda Lanjutan Ticketting Pasti Naik 0,68 0,48 0,36 0,58 0,36 Mungkin Naik 0,29 0,44 0,50 0,37 0,50 Ragu-Ragu 0,01 0,02 0,03 0,01 0,03 Mungkin Tidak Naik 0,02 0,06 0,11 0,04 0,11 Pasti Tidak Naik 0,01 0,04 0,07 0,02 0,07 Sumber: Hasil Analisis Gambar 5.2 Grafik Probabilitas Respon Penumpang terhadap perbaikan Kondisi kualitas pelayanan Sumber: Hasil Analisis Tabel 5.25 Probabilitas respon penumpang terhadap level tarif dan kondisi kualitas pelayanan Respon Tarif Rp.25.000 Tarif naik 15 Tarif naik 20 Universitas Sumatera Utara Penumpang Kondisi kualitas pelayanan Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Pasti naik 0.25 1.00 0.17 0.99 0.11 0.98 Mungkin naik 0.53 0.00 0.52 0.01 0.48 0.02 Ragu-ragu 0.04 0.00 0.05 0.00 0.05 0.00 Mungkin tidak naik 0.19 0.00 0.26 0.00 0.36 0.00 Pasti tidak naik 0.12 0.00 0.18 0.00 0.26 0.00 Sumber: Hasil Analisis Pada tabel 5.25 apabila kualitas pelayanan yang ditawarkan dikaitkan dengan besaran nilai tarif, sebagaimana tabel diatas, terlihat bahwa variasi peningkatan tarif sepanjang didikuti dengan penyediaan kualitas pelayanan yang baik, respon penumpang untuk tetap naik sangat tinggi. Hal tersebut cukup relevan dengan fakta hasil survey karakteristik penumpang, dimana dari seluruh responden hampir 100 menyatakan setuju dan akan menggunakan pelayanan bus bandara jika nantinya beroperasi di Kualanamu. 5.5.3 Rekomendasi Model Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemodelan, terlihat bahwa penerapan kualitas pelayanan bus bandara dalam berbagai level tarif mendapat tanggapan positif dari penumpang, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya penumpang bus bandara mau membayar tarif lebih mahal, apabila diimbangi dengan kualitas peningkatan kualitas pelayanan. Dengan demikian urutan secara prioritas variabel- variabel pelayanan yang menjadi perhatian penumpang untuk “pasti menggunakan bus bandara” adalah: kenyamanan, ketersediaan moda lanjutan, jadwal operasional, Universitas Sumatera Utara kemudahan dan system ticketing. Untuk itu variabel pelayanan yang tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah atau operator dalam penyediaan pelayanan bus bus bandara di bandara Kualanamu.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hal-hal yang dapat disimpulkan dari penelitian tentang kajian faktor-faktor yang mempengaruhi respon penumpang Pemodelan angkutan umum ke Bandara Kualanamu adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan karakteristik penumpang angkutan udara di Bandara Polonia sebagai berikut: a. Berdasarkan jenis kelamin, 56 didominasi oleh penumpang laki-laki; b. Berdasarkan jenis pekerjaan, 27 didominasi penumpang dengan pekerjaan wiraswasta; c. Berdasarkan tingkat pendidikan, 40 didominasi oleh penumpang dengan tingkat pendidikan SLTA; Universitas Sumatera Utara