a. b.
c. d.
Gambar 8. Histogram prevalensi ektoparasit a. Trichodina sp. b. Oodonium sp. c. Dipectanum sp. d. Benedenia sp.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan pernyataan Akbar Sudaryanto 2001, bahwa salinitas yang terlalu rendah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan tingkat infeksi ektoparasit
pada tubuh ikan. Menurut Bhagawati et al., 1991 bahwa jenis parasit tersebut diduga terdapat dalam tubuh ikan kerapu macan karena menyebar secara horizontal
melalui telur, kista atau spora dalam air yang berkembang dalam kualitas air yang ekstrim. Selain melalui air, parasit dapat masuk melalui carrier pembawa dan vector
perantara yang menyatakan bahwa benih ektoparasit dapat masuk ke dalam perairan kolam karena terbawa oleh air, tumbuhan dan dapat pula karena adanya benda-benda
atau binatang yang masuk ke dalam kolam, juga terbawa oleh binatang renik.
Jenis ektoparasit dari monogenea umumnya menyerang dalam jumlah yang cukup banyak dibandingkan dengan ektoparasit lainnya. Noga 1996 menyebutkan
infestasi monogenea biasanya merupakan indikator bahwa sanitasi kebersihan dan pengawasan kualitas air buruk seperti tingginya ammonia atau nitrit dan rendahnya
oksigen terlarut.
4.3 Kualitas Air
Air merupakan media kehidupan ikan. Selain jumlah, kualitasnya juga harus memenuhi syarat yang diperlukan agar budidaya ikan yang dilakukan berhasil.
Pengelolaan kualitas air merupakan tindakan preventif dalam menanggulangi serangan penyakit parasit. Adapun parameter kualitas air meliputi salinitas, pH dan suhu.
Parameter kualitas air selama penelitian disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 5. Hasil pengamatan kualitas air selama penelitian Parameter
Hasil Ph
7,5-8,0
Suhu ºC
28-31 ºC
Menurut Wardoyo 1981, kualitas air merupakan salah satu faktor yang perlu diketahui dalam mengelola sumberdaya perikanan. Diantaranya suhu merupakan
unsur kualitas air yang perlu diperhatikan karena mempunyai pengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan organisme. Hasil pengamatan terhadap derajat keasaman pH air tercatat 7,5-8,0 masih dalam batas yang layak, terhadap kisaran tersebut masih pada batas
yang cukup untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Kisaran pH air yang ideal bagi perikanan 6,5-8,5 Wardoyo 1981.
Pengukuran suhu air selama penelitian ini adalah 28 – 31 ºC, kondisi suhu ini masih memungkinkan ikan hidup optimal. Kisaran suhu yang baik bagi kepentingan
budidaya ikan adalah 25-32 ºC Daelami, 2001. Menurut Nurhudah 2006 perubahan suhu air berlangsung secara lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan
panas yang sangat baik. Sifat ini dapat menghindarkan terjadinya perubahan suhu yang mendadak dapat menyebabkan organisme perairan stress. Kenaikan maupun
penurunan suhu yang mendadak akan mengakibatkan ikan mengalami stress dengan gejala ikan berenang melonjak, mengapung di permukaan dan penurunan nafsu
makan, daya tahan menurun sehingga pada kondisi ini ikan akan rentan terhadap serangan parasit dan penyakit Aryati, 2003.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan