Salinitas Air Salinitas adalah komposisi ion-ion dalam perairan Wetzel, 1983. Ion-ion yang

2.2 Salinitas Air Salinitas adalah komposisi ion-ion dalam perairan Wetzel, 1983. Ion-ion yang

terdapat dalam perairan laut terdiri dari enam elemen, yaitu klorin, sodium, magnesium, sulfur, kalsium dan potassium. Menurut Dawes 1993, salinitas merupakan faktor kimia yang mempengaruhi sifat fisik air, diantaranya adalah tekanan osmotik dan densitas air. Salinitas perairan laut yang normal berkisar antara 33 ppt hingga 37 ppt. Salinitas berpengaruh terhadap proses fisiologis seluruh organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Andrews et al., 2003 salinitas atau kadar garam merupakan jumlah total material terlarut dalam air. Menurut Subyakto Cahyaningsih 2003, salinitas ideal untuk pemeliharaan kerapu adalah 28 – 33 ppt. Salinitas pada penelitian sedikit diatas salinitas optimun untuk kerapu, tetapi benih kerapu masih bisa beradaptasi terhadap salinitas tersebut. Sedangkan kondisi lingkungan perairan pada lokasi penangkapan ikan kerapu di alam, seperti suhu berkisar antara 27-29,62 o C, dengan salinitas berkisar antara 34,259 – 34,351 ‰, oksigen terlarut berkisar antara 3,95 - 4,28 mlL, nitrat berkisar antara 1-6 μg.atL dan posfat berkisar antara 0,80 - 1,40 μg.atL Langkosono Wenno, 2003. Menurut Chua Teng 1978, kualitas perairan yang optimal untuk pertumbuhan ikan kerapu, seperti suhu berkisar antara 24-31 o C, salinitas antara 30-33 ppt, oksigen terlarut 3,5 ppm dan pH berkisar antara 7,8-8,0. Sementara itu Suprakto Fahlivi 2007 melaporkan kualitas air pada lokasi budidaya yaitu kecepatan arus 15-30 cms, suhu 27-29º C, salinitas 30-33 ppt, pH 8,0 - 8,2; oksigen 5 ppm dan kedalaman 5m. Menurut Nontji 1993, di samudera salinitas berkisar antara 34 – 35 ppt. Variasi salinitas di permukaan air sangat mirip dengan keseimbangan evaporasi dan presipitasi. Salinitas merupakan faktor pembatas bagi organisme perairan terutama yang berada pada range yang sempit. Densitas air laut naik sejalan dengan kenaikan salinitas dan tekanan serta penurunan temperatur. Satu bagian per 1000 garam kenaikan densitasnya sekitar 0,8 bagian per 1000. Universitas Sumatera Utara 2.3 Penyakit Akibat Infeksi Parasit Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang meliputi genetik dan kondisi fisiologis ikan serta faktor eksternal yang berhubungan dengan lingkungan. Faktor eksternal tersebut yaitu komposisi kualitas kimia dan fisika air, bahan buangan metabolik, ketersediaan pakan, dan penyakit Hepper Prugnin, 1984. Parasit merupakan suatu organisme yang mengambil bahan untuk kebutuhan metabolismenya makanan dari tubuh inangnya dan merugikan bagi inang tersebut., sehingga parasit tidak dapat hidup lama di luar tubuh inangnya Alifuddin, 2004. Kisaran batas toleransi temperatur yang sesuai untuk ikan adalah sekitar 20 – 32 o C, sedangkan untuk daerah tropis sebaiknya 27 o C dengan fluktuasi 30 o C Riani, 2004. Menurut Supriyadi 2004, berdasarkan sifat hidupnya parasit dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu obligat dan fakultatif. Parasit obligat yaitu parasit yang hanya bisa hidup jika berada pada inang. Parasit fakultatif yaitu parasit yang mampu hidup di lingkungan air jika tidak ada inang disekitarnya. Ekosistem perairan tambak merupakan ekosistem binaan yang bertujuan untuk produksi udang maupun ikan. Menurut Afrianto Liviawaty 1992, penyakit adalah suatu gangguan pada organisme yang disebabkan oleh parasit, kekurangan gizi atau faktor fisik dan lingkungan serta menyebabkan daya tahan tubuh ikan melemah. Penyakit dalam budidaya ikan dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi yang besar Sudjiharno, 2003. Menurut Reantoso et al., 2004, mengemukakan bahwa permasalahan penyakit pada budidaya ikan laut di Asia Timur dan Asia Tenggara telah diidentifikasi dengan beberapa faktor dalam budidaya yaitu melalui perbaikan lingkungan polusi dan racun dari akibat kelimpahan plankton dan perbaikan manajemen aklimatisasi, penanganan mortalitas dan tranportasi mortalitas pada juvenil. Program manajemen kesehatan harus memenuhi beberapa persyaratan dan dapat mencakup semua aktifititas budidaya. Pada tingkat produksi, syarat yang harus dipenuhi adalah pemilihan benih, nutrisi, penanganan limbah, optimalisasi kualitas air dan monitor berkala. Universitas Sumatera Utara

2.4 Hubungan antara Inang dan Parasit