Waktu dan Tempat Alat dan Bahan .1 Alat Metode Penelitian

BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai Juni 2011 di Laboratorium Parasitologi milik Balai Karantina Ikan Kelas I Polonia, Medan. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Adapun alat yang dipakai adalah akuarium 60x 40x 40 cm 3 , aerator filter air, refraktometer, pH meter, termometer, disecting set, scalpel, objek glass, cover glass, sarung tangan, masker, kamera digital, serokan ikan tanggok, pipet tetes dan mikroskop Olympus CCTV stereo.

3.2.2 Bahan

Adapun bahan yang dipakai adalah kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus sebanyak 240 ekor dengan ukuran panjang ± 10 cm, alkohol 70 , tissue, kapas, akuades dan reagen NaCl fisiologis.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok, suatu objek dengan tujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta maupun sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki Suryabrata, 2003. Universitas Sumatera Utara

3.3.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan di Keramba Jaring Apung wilayah Pesisir Timur, Belawan sebanyak 240 ekor benih kerapu macan dengan ukuran ±10 cm secara acak. Sebanyak 10 ekor digunakan untuk masing-masing perlakuan salinitasnya, dalam 4 ulangan yang dilakukan setiap 2 minggu sekali. Sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik diberikan oksigen lalu dibawa ke Laboratorium Parasitologi Balai Karantina Ikan Kelas I Polonia, Medan. Kemudian ditampung dalam akuarium berukuran 60x40x40 cm 3 sebanyak 24 buah. Sebelum digunakan akuarium di desinfeksi dengan KMnO 4 5 ppm lalu dibilas dengan air bersih dan dikeringkan. Setelah wadah disiapkan benih kerapu macan diaklimatisasi untuk penyesuaian salinitas sesuai perlakuan. Selama proses aklimatisasi kondisi kesehatan ikan dievaluasi.

3.3.2 Pemeriksaan Ektoparasit

Pemeriksaan ektoparasit ini bertujuan mencari dan menentukan ektoparasit pada bagian tubuh eksternal ikan kerapu macan yaitu sirip, lendir, kulit dan insang yang menimbulkan gangguan pada kesehatan ikan kerapu macan. Metode yang digunakan sesuai metode Kabata 1985 dan Purnowati et al., 2002 yang dimodifikasi yaitu metode kerokan kulit double layer slide glass method dan metode mount insang. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x100. Identifikasi parasit dilakukan dengan berdasarkan Kabata 1985 dan Dana et al., 1984.

3.3.2.1 Metode Kerokan Kulit Double

Layer Slide Glass Method Bagian kulit dari kepala sampai ekor dikerok dengan menggunakan scalpel yang bersih, sehingga diperoleh cairan mucus lendir, sel epitel serta parasit pada kulit kerokan kulit dilakukan dari sisi lateral tubuh, sirip belakang dan pangkal sirip. Kemudian kerokan diusapkan pada objek glass dan ditetesi dengan NaCl fisiologis atau akuades sebanyak 2-3 tetes di bagian permukaan usapan dengan menggunakan pipet tetes hingga merata, kemudian ditutup dengan cover glass. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop. Universitas Sumatera Utara 3.3.2.2 Metode Mount Insang Sebagian insang dari ikan kerapu macan diambil dengan mengggunakan forcep dan gunting, kemudian kartilago filament dipotong dengan scalpel dan ditempatkan di objek glass lalu ditutup dengan cover glass agar filament insang tidak bergerak. Selanjutnya, teteskan NaCl fisiologis atau akuades sebanyak 2-3 tetes di bawah usapan sampai merata dengan menggunakan pipet tetes. Pengamatan di lakukan di bawah mikroskop.

3.4 Gejala Klinis