Uji Asumsi Klasik HASIL PENELITIAN .1 Data Penelitian

Ketiga grafik tersebut menunjukkan kurva yang simetris tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Selanjutnya dapat dilakukan uji asumsi klasik karena variabel sudah terdistribusi normal.

4.2.4 Uji Asumsi Klasik

Semua variabel yang akan dianalisis melalui analisis regresi harus lolos uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji linearitas. Data yang baik adalah yang non-multikolinearitas, non-heterokedastisitas homokedastisitas, non-autokorelasi, dan terdistribusi normal.

4.2.4.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Data yang baik adalah yang non multikolinearitas artinya tidak ada korelasi antar variabel independen.Menurut Ade Fatma Lubis 2007:32 ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah sebagai berikut : c. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. VIF = 1 Tolerance. d. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0.70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih dari 0.7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas. Ghozali 2005:91-92 menambahkan multikolinearitas pada model regresi juga dapat dideteksi bila nilai atau koefisien determinasi yang mengukur Universitas Sumatera Utara seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Nilai adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini dibantu dengan program SPSS: Tabel 4.2.4.1 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.055 .147 -.371 .711 LNITO -.181 .088 -.179 -2.049 .042 .768 1.302 LNFATO .258 .048 .469 5.367 .000 .768 1.302 a. Dependent Variable: LNQR Sumber: diolah peneliti menggunakan SPSS Dari tabel 4.2.4.1 tersebut dapat dilihat bahwa nilai tolerance setiap variabel 0,768 0,1 dan nilai VIF adalah 1,302 10 artinya non- multikolinearitas atau tidak terdapat korelasi antar variabel independen, sehingga data tersebut lulus uji multikolinearitas. Bila dilihat dari koefisien determinasi maka akan diperoleh hasil sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2.4.1 Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .414 a .171 .160 .76144 a. Predictors: Constant, LNFATO, LNITO Sumber : diolah peneliti menggunakan SPSS Berdasarkan hasil koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa memiliki nilai 0,171, artinya variabel independen memiliki kemampuan untuk menjelaskan variasi variabel dependen.

4.2.4.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas yaitu untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali 2005:105 : Model regresi yang baik adalah Homokedastisitas, artinya variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y dalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Cara melihat grafik scatterplot tersebut dipaparkan Ade Fatma Lubis, 2007:34 sebagai berikut: e. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. f. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. g. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. h. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Universitas Sumatera Utara Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 4.2.4.2 Scatterplot Uji Heterokedastisitas Sumber: diolah peneliti menggunakan SPSS Berdasarkan scatterplot yang tampak pada gambar 4.2.4.2 dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas homokedastisitas artinya pada model regresi tidak terjadi ketidaksamaam variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Hal ini dapat dilihat pada gambar tersebut, data terlihat menyebar di atas, di bawah dan di sekitar angka 0. Universitas Sumatera Utara

4.2.4.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Menurut Ade Fatma Lubis 2007:33 “ cara menguji autokorelasi adalah dengan melihat model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi apabila nilai Durbin Watson berada di bawah angka 2”. Menurut Ghozali 2005:95-96 : “Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Uji Durbin-Watson DW test dilakukan setelah terlebih dahulu membuat hipotesis yang akan diuji. Hipotesis tersebut adalah : Ho : tidak ada autokorelasi r = 0 Ha : ada autokorelasi r ≠ 0 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, Positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 d dl dl ≤ d ≤ du 4 - dl d 4 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl du d 4 - du Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2.4.3 Uji autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .414 a .171 .160 .76144 1.888 a. Predictors: Constant, LNFATO, LNITO b. Dependent Variable: LNQR Sumber: diolah peneliti menggunakan SPSS Nilai DW pada penelitian ini adalah 1,888, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5 jumlah sampel 144 dan jumlah variabel independen 2 k = 2, dari tabel Durbin Watson diperoleh nilai sebesar dL = 1,706 dan dU = 1,760. du d 4 - du 1,760 1,888 4 – 1,760 1,760 1,888 2,24 Maka keputusan yang diambil adalah Ho tidak dapat ditolak yang asrtinyatidak ada autokorelasi .

4.2.4.4 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan analisis statistik. Berikut ini adalah hasil analisis grafik dan analisis statistik untuk uji normalitas pada penelitian ini: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2.4.4 Hasil Uji Normalitas melalui Histogram, P-Plot dan scatter Plot Sumber : diolah peneliti menggunakan SPSS Berdasarkan gambar 4.2.4.4 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Grafik histogram memperlihatkan bahwa kurva tidak menceng ke kiri atau ke kanan serta titik puncak berada di angka nol. Hal ini berarti model regresi lolos uji normalitas. b. Gambar P-Plot juga menunjukkan model regresi lolos uji normalitas, hal ini ditandai dengan titik-titik yang berada mendekati garis linier. c. Gambar Scatter Plot menunjukkan hasil yang sama dengan dua gambar sebelumnya. Titik-titik pada scatterplot terlihat menyebar di atas, di bawah dan disekitar titik nol, ini berarti model regresi lolos uji normalitas. Selanjutnya uji normalitas dapat dilakukan juga dengan uji statistik. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Tabel 4.2.4.4 Hasil uji Kolmogorov Smirnov Sumber : diolah peneliti menggunakan SPSS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 144 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .75609854 Most Extreme Differences Absolute .055 Positive .034 Negative -.055 Kolmogorov-Smirnov Z .656 Asymp. Sig. 2-tailed .783 a. Test distribution is Normal. Tabel 4.2.4.4 menunjukkan nilai Kolmogorov – Smirnov adalah 0,656 dan signifikan pada 0,783. Hal ini berarti Ho diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. Uji statistik ini konsisten dengan uji grafik yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini dinyatakan lolos uji normalitas.

4.2.5 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 62 101

Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

13 139 83

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Aktivitas dengan Return on Investment Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 32 107

Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 55 91

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, DAN RETURN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 9 16

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 26

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 26

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TRADE RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 16 98

Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 12

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14