Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO AKTIVITAS TERHADAP LIKUIDITAS

PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:

YENI MAHARANI PUTRI 070522032

Program Studi Strata I Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 18 Januari 2012

070522032 Yeni Maharani Putri


(3)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap terhadap likuiditas yang diwakili oleh rasio cepat secara parsial dan simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas terhadap likuiditas secara parsial dan simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis pada penelitian ini terdiri dari menyatakan perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. menyatakan perputaran aset tetap berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. menyatakan perputaran persediaan dan perputaran aset tetap berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan industri dasar dan kimia dari situs analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Uji t pada hipotesis pertama menyatakan bahwa perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis kedua menyatakan bahwa perputaran aset tetap secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji f memberikan


(4)

hasil bahwa perputaran persediaan dan perputaran aset tetap secara bersama-sama memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: perputaran persediaan, perputaran aset tetap, rasio cepat, rasio aktivitas, likuiditas.


(5)

ABSTRACK

Problem in this research to know how far influence of activity ratio which is inventory turnover and fix asset turnover to liquidity ratio which is representated by quick ratio partially and simultanly at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange. This research aimed to know influence activity ratio which to liquidity ratio partially and simultanly at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange.

Hipotesis of this research are to prove influence of inventory turnover to liquidity ratio partially at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange. to prove influence of fix asset turnover to liquidity ratio partially at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange. to prove influence of inventory turnover and fix asset turnover to liquidity ratio simultanly at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange.

Secondary data is collected by download financial reporting of basic industry and chemical company since 2007-2010 in method in this research is multiple regression. t test of first hipotesis show that inventory turnover partially has negative influence to liquidity ratio at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange, and second hipotesis show that fix asset turnover partially has positive influence to liquidity ratio at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange . F test of third hipotesis show that inventory turnover and fix


(6)

asset turnover simultanly has positive influence to liquidity ratio at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange.

Keyword: inventory turnover, fix asset turnover, quick ratio, activity ratio, liquidity


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjat kepada Allah Swt karena atas ridhonya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran dan motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS, AK, CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak sekali masukan dan saran bagi penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Dra. Narumondang B. Siregar, MM, Ak selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan kritik membangun dan saran bagi skripsi ini.

6. Bapak Syahrurrahman, SE, MM, Ak selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran bagi skripsi ini.

7. Orang tua penulis, keluarga dan teman terdekat atas semangat dan motivasi yang diberikan selama penulisan skripsi.


(8)

8. Teman-teman S1 Ekstensi Akuntansi Stambuk 2007 yang telah memberikan semangat dan saran selama penulisan skripsi ini.

Medan, Januari 2012 Penulis

Yeni Maharani Putri 070522032


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang 1.2Perumusan Masalah 1.3Tujuan Penelitian 1.4Manfaat Penelitian

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1Laporan Keuangan 2.2Rasio Keuangan

2.2.1 Rasio Aktivitas 2.2.2 Rasio Likuiditas 2.3Penelitian Terdahulu 2.4Kerangka Konseptual 2.5Hipotesis Penelitian

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

3.2Tempat dan Waktu Penelitian 3.3Batasan Operasional

3.4Defenisi Operasional 3.5Skala Pengukuran Variabel 3.6Populasi dan Sampel Penelitian


(10)

3.6.2 Sampel Penelitian 3.7Jenis Data

3.8Metode Pengumpulan Data 3.9Teknik Analisis Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan

4.2Hasil Penelitian

4.2.1 Data Penelitian

4.2.2 Statistik Deskriptif dan Distribusi Variabel 4.2.2.1 Skewness dan Kurtosis

4.2.2.2 Uji Kolmogorov – Smirnov 4.2.2.3 Uji Distribusi melalui Grafik 4.2.3 Transformasi Data

4.2.4 Uji Asumsi Klasik

4.2.4.1 Uji Multikolinearitas 4.2.4.2 Uji Heterokedastisitas 4.2.4.3 Uji Autokorelasi 4.2.4.4 Uji Normalitas 4.2.5 Uji Hipotesis

4.2.5.1 Uji t 4.2.5.2 Uji f 4.3Hasil Pembahasan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

5.2Saran


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul 2.3 Penelitian Terdahulu

3.5 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel 3.6.2 Sampel Penelitian

4.2.1 Data Penelitian 4.2.2 Statistik Deskriptif

4.2.2.1 Nilai Skewness dan Kurtosis 4.2.2.2 Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

4.2.3 Uji Kolmogorov-Smirnov setelah transformasi data 4.2.4.1 Uji Multikolinearitas

4.2.4.1 Koefisien Determinasi 4.2.4.3 Uji Autokorelasi

4.2.4.4 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov 4.2.5.1 Hasil Uji t


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul 2.3 Kerangka Konseptual

4.2.2.3 Grafik Distribusi ITO, FATO dan QR

4.2.3 Grafik Variabel LNITO, LNFATO dan LNQR 4.2.4.2 Scatterplot Uji Heterokedastisitas

4.2.4.4 Hasil Uji Normalitas melalui Histogram, P-Plot Dan Scatter Plot


(13)

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap terhadap likuiditas yang diwakili oleh rasio cepat secara parsial dan simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas terhadap likuiditas secara parsial dan simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis pada penelitian ini terdiri dari menyatakan perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. menyatakan perputaran aset tetap berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. menyatakan perputaran persediaan dan perputaran aset tetap berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan industri dasar dan kimia dari situs analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Uji t pada hipotesis pertama menyatakan bahwa perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis kedua menyatakan bahwa perputaran aset tetap secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji f memberikan


(14)

hasil bahwa perputaran persediaan dan perputaran aset tetap secara bersama-sama memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: perputaran persediaan, perputaran aset tetap, rasio cepat, rasio aktivitas, likuiditas.


(15)

ABSTRACK

Problem in this research to know how far influence of activity ratio which is inventory turnover and fix asset turnover to liquidity ratio which is representated by quick ratio partially and simultanly at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange. This research aimed to know influence activity ratio which to liquidity ratio partially and simultanly at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange.

Hipotesis of this research are to prove influence of inventory turnover to liquidity ratio partially at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange. to prove influence of fix asset turnover to liquidity ratio partially at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange. to prove influence of inventory turnover and fix asset turnover to liquidity ratio simultanly at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange.

Secondary data is collected by download financial reporting of basic industry and chemical company since 2007-2010 in method in this research is multiple regression. t test of first hipotesis show that inventory turnover partially has negative influence to liquidity ratio at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange, and second hipotesis show that fix asset turnover partially has positive influence to liquidity ratio at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange . F test of third hipotesis show that inventory turnover and fix


(16)

asset turnover simultanly has positive influence to liquidity ratio at basic industry and chemical company which listing in Indonesia Stock Exchange.

Keyword: inventory turnover, fix asset turnover, quick ratio, activity ratio, liquidity


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aktivitas perusahaan meliputi banyak hal, diantaranya adalah pengelolaan persediaan dan pemanfaatan aset tetap. Persediaan merupakan barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual. Barang-barang ini dimiliki perusahaan dengan berbagai cara yaitu melalui proses produksi sendiri atau melalui pembelian barang secara utuh tanpa proses lebih lanjut. Aset tetap perusahaan dapat dikelola untuk membantu perusahaan dalam menghasilkan kas sebagaimana yang dapat dilakukan dari penjualan barang. Pengelolaan aset tetap dapat berupa penggantian mesin yang sudah usang, atau penambahan kendaraan perusahaan atau perluasan pabrik.

Rasio aktivitas merupakan ukuran untuk mengetahui sejauhmana perusahaan menggunakan aktivanya. Dua diantara beberapa rasio aktivitas adalah perputaran persediaan dan perputaran aset tetap. Perusahaan dapat menilai sejauhmana telah mengelola barang-barang yang akan dijual dan aset tetap yang dimiliki dengan mengetahui perputaran persediaan dan perputaran aset tetap. Persediaan yang tidak menumpuk di gudang serta penggunaan aset tetap secara efektif akan membantu perusahaan untuk memperoleh aset lancar baik berupa kas atau piutang. Salah satu kegunaan aset lancar adalah untuk melunasi hutang jangka pendek. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi


(18)

hutang jangka pendek melalui aset lancar. Likuiditas ini penting mengingat investor tentu tidak akan mau menanamkan sahamnya pada perusahaan yang memiliki kesulitan dalam melunasi hutangnya. Salah satu ukuran likuiditas adalah dengan menggunakan rasio cepat. Rasio cepat merupakan perbandingan antara aset lancar setelah dikurangi persediaan, dengan hutang lancar. Semakin besar nilai rasio cepat artinya kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya semakin besar pula.

Perputaran persediaan dan perputaran aset tetap yang besar mengindikasikan besarnya pemanfaatan aset perusahaan serta banyaknya produk yang terjual habis dan digantikan oleh produk yang baru. Besarnya perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap akan mempengaruhi aset lancar perusahaan yang berasal dari kas atau piutang yang timbul dari penjualan produk. Hal ini menunjukkan perputaran persediaan dan perputaran aset tetap yang merupakan rasio aktivitas terindikasi memiliki pengaruh terhadap likuiditas perusahaan.

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengaruh rasio-rasio keuangan telah dilakuka n oleh R.M. Riadi (2007), IGKA Ulupui (2007) dan Asti Lamriama Sianturi & Sri Mulyani (2009). RM. Riadi (2007) meneliti pengaruh rasio aktivitas terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan plastics and glass product yang go publik di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000-2005, hasilnya menunjukkan bahwa perputaran aset tetap tidak mempengaruhi rentabilitas sedangkan perputaran persediaan berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi, artinya hanya perputaran persediaan yang berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Hasil penelitian R.M Riadi ini mirip dengan


(19)

penelitian yang dilakukan oleh Asti Lamriama Sianturi dan Sri Mulyani (2009) yang meneliti pengaruh persediaan terhadap likuiditas pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI, hasilnya menunjukkan adanya pengaruh perputaran persediaan secara signifikan dan positif terhadap likuiditas. Hal ini menunjukkan semakin besar perputaran persediaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya.

Dua penelitian tersebut menunjukkan bahwa perputaran persediaan mempengaruhi likuiditas maupun rentabilitas, perputaran aset tetap sendiri tidak berpengaruh terhadap rentabilitas namun penelitian tersebut belum meneliti pengaruh perputaran aset tetap terhadap likuiditas.

Kemampuan perusahaan untuk menjaga tingkat likuiditas perusahaan akan berguna untuk meningkatkan kepercayaan investor dalam menanamkan saham di perusahaan tersebut. Hal ini telah dibuktikan pada penelitian yang telah dilakukan oleh IGKA Ulupui (2007) yang meneliti pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas terhadap return saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ). Hasil penelitiannya menunjukkan rasio likuiditas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi.

Perusahaan Industri Dasar dan Kimia terdiri dari 8 bidang perusahaan antara lain Perusahaan Semen, Perusahaan Keramik, Porselen dan Kaca, Perusahaan Logam dan sejenisnya, Perusahaan Kimia, Perusahaan Plastik dan


(20)

Kemasan, Perusahaan Pakan Ternak, Perusahaan Kayu dan Pengolahannya serta Perusahaan Pulp dan Kertas. Delapan bidang yang terdapat pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia tersebut mewakili unsur dasar yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua barang yang kita gunakan sehari-hari merupakan produk dari perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, penulis akan meneliti pengaruh rasio aktivitas yang komponennya terdiri perputaran persediaan dan perputaran aset tetap terhadap kemampuan perusahaan melunasi hutang lancarnya melalui aset lancar (likuiditas) sehingga penulis mengambil judul “ Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah untuk penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

Apakah rasio aktivitas berpengaruh terhadap likuiditas secara parsial dan simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas terhadap likuiditas secara parsial dan simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(21)

1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis untuk menambah pengetahuan dan melatih ilmu yang sudah diperoleh selama belajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi kinerja operasionalnya selama ini terutama dalam pengelolaan kas, persediaan, aset tetap dan liabilitas lancarnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya sebagai dasar untuk melanjutkan penelitian sejenis, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya lebih baik dari penelitian ini.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LAPORAN KEUANGAN

Sebuah perusahaan yang baik sudah seharusnya membuat laporan keuangan setiap periode untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan menunjukkan hasil usaha (kekayaan perusahaan), posisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode berjalan. Informasi-informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan agar periode mendatang lebih baik dari periode saat ini. Pengguna laporan keuangan terdiri dari tujuh kelompok sesuai yang dipaparkan PSAK pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2007:2-3.09) antara lain “investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat”. Ketujuh kelompok ini memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain terhadap informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan namun hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan memang dibutuhkan sebagai penyedia informasi kinerja perusahaan.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau biasa disebut PSAK (2007:5-8.25-39) menyatakan bahwa ada empat karakteristik kualitatif pokok sebuah laporan keuangan sehingga berguna bagi pengguna yaitu”dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan”. Dapat dipahami berarti laporan


(23)

keuangan tersebut memberikan informasi yang mudah dipahami oleh pengguna, relevan berarti dapat memenuhi keinginan pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, keandalan berarti informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan tidak menyesatkan. Dapat dibandingkan berarti laporan keuangan perusahaan dapat dibandingkan antar periode. PSAK No. 1 (revisi 2009:1.06) menjelaskan laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini:

(a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode; (b) Laporan laba rugi komprehensif selama periode; (c) Laporan perubahan ekuitas selama periode; (d) Laporan arus kas selama periode;

(e) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan

(f) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

PSAK No. 1 (revisi 2009) ini efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan dari tahun 2007-2010, sehingga masih mengacu pada PSAK No. 1 (2009:07) bukan revisi 2009, dimana Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (2009:07) menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini:

(a) neraca;

(b) laporan laba rugi;

(c) laporan perubahan ekuitas; (d) laporan arus kas; dan

(e) catatan atas laporan keuangan.

Neraca merupakan laporan yang berisi jumlah aset, hutang (liabilitas) dan modal perusahaan pada tanggal tertentu. Informasi yang diberikan neraca adalah jumlah


(24)

kekayaan perusahaan, jumlah liabilitas yang harus dilunasi perusahaan dan modal perusahaan untuk menjalankan usahanya. Laporan laba rugi menunjukkan berapa jumlah keuntungan atau kerugian yang diperoleh perusahaan selama periode berjalan. Laporan perubahan ekuitas menunjukkan jumlah perubahan modal bagi perusahaan selama periode berjalan. Jumlah kas yang diterima perusahaan beserta jumlah pengeluaran-pengeluaran yang melibatkan kas pada periode berjalan dapat dilihat pada laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari empat laporan sebelumnya Karena catatan laporan keuangan membantu pembaca laporan keuangan untuk melihat lebih rinci penjelasan atas akun-akun yang terdapat di dalam empat laporan sebelumnya. Contoh catatan atas laporan keuangan adalah penjelasan mengenai metode penyusutan aset tetap, atau metode penilaian persediaan.

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No.1 (revisi 2009:1.05), antara lain sebagai berikut:

Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (a) aset;

(b) liabilitas; (c) ekuitas;

(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan

(f) arus kas

Para pengguna laporan keuangan biasanya berpatokan pada nilai-nilai yang tertera di unsur-unsur laporan keuangan untuk menilai apakah kinerja


(25)

perusahaan untuk periode berjalan sudah baik atau tidak. Namun sayangnya nilai yang terlihat bagus di laporan keuangan belum tentu menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut juga bagus. Sebagai contoh, pada tahun 2009 perusahan A memiliki aset lancar sebesar Rp. 100.000.000,- kemudian pada tahun 2010 aset lancar bertambah menjadi Rp. 150.000.000,-. Hal ini terlihat bahwa perusahaan A sudah melakukan peningkatan kinerja selama tahun 2009 s/d 2010, namun ketika dicek jumlah liabilitasnya, ternyata perusahaan A memiliki peningkatan liabilitas lancar yaitu dari Rp. 35.000.000,- pada tahun 2009 menjadi menjadi Rp. 90.000.000,- pada tahun 2010. Peningkatan liabilitas lancar ini nilainya lebih besar dari peningkatan aset lancarnya yaitu sebesar Rp. 55.000.000,- sedangkan peningkatan aset lancarnya hanya Rp. 50.000.000,-.

Angka-angka tersebut sudah menunjukkan nilai sebenarnya yang sudah dicapai perusahaan selama tahun berjalan, namun ada baiknya bila penilaian hasil kinerja perusahaan dilakukan dengan membandingkan angka yang satu dengan angka yang lain di dalam laporan keuangan. Cara penilaian seperti ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan.

2.2 RASIO KEUANGAN

J.C. Van Horne dalam bukunya Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (2005:202) mengatakan “ rasio keuangan adalah sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.” J.C Van Horne juga menjelaskan ada dua jenis rasio keuangan (2005:204-205) antara lain:


(26)

1. Rasio neraca (Balance sheet ratio) yaitu jenis rasio yang meringkas beberapa aspek dari kondisi keuangan perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio neraca ini terdiri dari: (a) Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

(b) Rasio leverage (utang) menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai melalui utang.

2. Rasio laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi/neraca (income statement balance sheet ratio) yaitu jenis rasio yang meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio laba rugi membandingkan satu “arus” dari laporan laba rugi dengan arus bagian lain dari laba rugi. Rasio laba rugi/neraca membandingkan arus (laporan laba rugi) di bagian angka yang dibagi dengan bagian “saham” (neraca sebagai pembaginya. Rasio ini terbagi atas:

(a) Rasio cakupan yaitu rasio yang menghubungkan beban keuangan perusahaan dengan kemampuan melayani atau membayarnya.

(b) Rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan asetnya.

(c) Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi.

Dermawan Sjahrial (2007:38-39) memberikan pendapat sendiri mengenai rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu:

(a) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) (b) Rasio Aktivitas (Activity Ratio) (c) Rasio Utang (Leverage Ratio)

(d) Rasio Kemampuan menghasilkan laba (Profitability Ratio). Rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio utang (leverage ratio) terutama untuk mengukur risiko dan memberikan informasi penting untuk operasi jangka pendek, sedangkan rasio kemampuan menghasilkan laba adalah untuk mengukur hasil (return) dan memberikan informasi untuk jangka waktu panjang.

(e) Rasio Pertumbuhan (Growth ratio) 1. Penjualan

2. Laba bersih setelah pajak 3. Laba perlembar saham 4. Dividen per lembar saham 5. Harga pasar per lembar saham (f) Rasio penilaian

Price earning ratio =

Laba per lembar saham harga pasar saham


(27)

Selain rasio keuangan, ada juga jenis-jenis rasio perbandingan seperti yang dikemukakan juga oleh Dermawan Sjahrial (2007:37-38):

(a) Cross Sectional Analysis ( analisis perusahaan sejenis pada waktu yang sama) yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan beberapa perusahaan pada suatu saat yang sama termasuk membandingkan rasio-rasio dengan perusahaan lain yang sejenis atau dapat pula dibandingkan dengan rasio rata-rata industri.

(b) Time Series Analysis (Analisis deret berkala) yaitu membandingkan kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa periode dengan menggunakan analisa rasio keuangan.

(c) Combined Analysis (analisis gabungan) yaitu merupakan gabungan antara cross sectional analysis dan time series analysis.

2.2.1 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur perkembangan aktivitas perusahaan. J.C Van Horne (2005:212) menjelaskan bahwa “rasio aktivitas (activity ratio) juga disebut sebagai rasio efisiensi atau perputaran, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai asetnya”. Brigham dan Houston (2006:97) menyebut “rasio aset sebagai rasio manajemen aset (asset management ratio)”.

Pengelolaan aset perusahaan sangat penting mengingat aset merupakan harta kekayaan yang dimiliki perusahaan. Pengelolaan aset yang baik akan menguntungkan perusahaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan menyangkut masa depan perusahaan. Berikut rasio-rasio aktivitas:

1. Perputaran Piutang (receivable turnover) =

Piutang

penjualan kredit bersih tahunan

Perputaran piutang digunakan untuk mengukur berapa kali piutang telah diubah (ke dalam kas) selama tahun terkait; memberikan pandangan mengenai kualitas piutang.


(28)

2. Rata-rata periode penagihan (receivable turnover in days) =

Perputaran Piutang 365

Rata-rata periode penagihan yaitu jumlah rata-rata hari piutang yang belum diselesaikan, sebelum diterima pembayarannya.

3. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) =

Persediaan Harga Pokok Penjualan

Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur berapa kali persediaan berputar (dijual) selama tahun terkait; memberikan pandangan mengenai likuiditas persediaan dan kecenderungan kelebihan persediaan.

4. Perputaran persediaan dalam hari (Inventiry Turnover in days) =

Perputaran Persediaan 365 hari

Perputaran persedian dalam hari digunakan untuk mengukur selama berapa hari sekali persediaan berputar (terjual habis)

5. Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover) =

Total aset Penjualan Bersih

Perputaran aset digunakan untuk mengukur efisiensi relatif total aset untuk menghasilkan penjualan.

6. Perputaran Aset Tetap (Fix Asset Turnover) =

Aset Tetap Penjualan Bersih

Perputaran aset tetap digunakan untuk mengukur efisiensi relatif aset tetap untuk menghasilkan penjualan.

Penelitian ini menggunakan perputaran persediaan dan perputaran aset tetap sebagai alat ukur rasio aktivitas.


(29)

2.2.2 Rasio Likuiditas

Brigham dan Houston (2006:95) menjelaskan “rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya”. Hal ini berarti rasio likuiditas menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya dengan menggunakan kas dan aset lancar lainnya. Rasio likuiditas dibagi atas dua yaitu:

1. Rasio lancar (current ratio) =

Liabilitas Lancar Aset Lancar

Rasio lancar digunakan untuk mengukur sejauh mana aset lancar dapat melunasi kewajiban lancarnya.

2. Rasio cepat (acid test ratio atau quick ratio) =

Kewajiban Lancar Aset Lancar - Persediaan

Rasio cepat digunakan untuk mengukur kemampuan aset lancar untuk melunasi kewajiban lancarnya, namun tidak melibatkan persediaan sebagai aset lancarnya.

Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan aset lancar dalam mengukur rasio cepat karena persediaan merupakan aset yang paling tidak likuid dari semua aset lancar. Menurut Brigham dan Houston (2006:95) “aset likuid adalah aset yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku.


(30)

Penelitian ini menggunakan rasio cepat (quick ratio) karena rasio cepat dapat menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan rasio lancar.

2.3 PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian ini didasarkan pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Tinjauan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1 Asti

Lamriama Sianturi dan Sri Mulyani (2009) Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Likuiditas (Y), Perputaran Persediaan (X) Korelasi /hubungan antara variabel independen perputaran persediaan dengan variabel dependen yaitu likuiditas yang diukur dengan rasio lancar adalah tidak kuat. Perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap likuiditas suatu perusahaan 2 I.G.K.A

Ulupu i (2007) Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Return saham (Y), Current Ratio( ), Debt to Equity Ratio ( ), Total Asset Turn Over ( ), Return on Asset ( )

Current ratio dan return on asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Debt to equity ratio menunjukkan hasil positif , tetapi tidak signifikan, artinya rasio liabilitas tidak


(31)

Barang Konsumsi di BEJ)

menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan . Total asset turn over menunjukkan hasil negatif dan tidak signifikan artinya rasio aktivitas tidak

bermanfaat untuk memprediksi return satu tahun ke depan. 3 R.M.

Riadi (2007) Analisis Pengaruh rasio Aktivitas terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Plastics and Glass Products yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta selama Tahun 2002-2005 Rentabilitas Ekonomi (Y), Perputaran Piutang ), Perputaran Persediaan ( ), Perputaran Aset Tetap ( ), Perputaran Total Aset ( )

Perputaran aset tetap dan perputaran total aset tidak

mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh secara negatif terhadap rentabilitas ekonomi.

Sumber: diolah peneliti

2.4 KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual memperlihatkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang digambarkan melalui sebuah bagan. Kerangka konseptual dapat membantu peneliti untuk menggambarkan penelitian yang dilakukan secara sederhana melalui bagan sehingga pembaca dengan cepat dapat mengerti penelitian yang dilakukan melalui gambar . Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:


(32)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Sumber : diolah peneliti

Rasio aktivitas dalam penelitian ini diukur menggunakan perputaran persediaan dan perputaran aset tetap sebagai variabel independen sedangkan variabel dependen dinyatakan dengan rasio cepat (quick ratio) sebagai alat ukur likuiditas.

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut berputar habis dalam waktu satu tahun. Semakin tinggi perputaran persediaan berarti semakin tinggi persediaan tersebut habis terjual sehingga semakin tinggi persediaan tersebut berubah menjadi kas atau piutang dimana kas atau piutang merupakan bagian dari aset lancar yang digunakan untuk melunasi kewajiban lancar.

Perputaran aset tetap menunjukkan berapa kali dana yang ditanamkan dalam aset tetap berputar dalam satu periode. Semakin tinggi perputaran aset tetap ini berarti semakin tinggi kemampuan aset tetap untuk menghasilkan penjualan. Penjualan menghasilkan kas atau piutang dimana kas atau piutang merupakan bagian dari aset lancar yang digunakan untuk melunasi kewajiban lancar.

Perputaran Persediaan ( )

Perputaran Asset Tetap ( )

Likuiditas Quick ratio

(Y) H1

H3


(33)

2.5 HIPOTESIS PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010:85) “hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian”. Menurut Erlina (2008:49) “ Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.” Hipotesis untuk penelitian ini adalah:

: Perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. : Perputaran aset tetap berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas

pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI. : Perputaran persediaan dan perputaran aset tetap berpengaruh secara

simultan terhadap likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini menggunakan hipotesis penelitian atas dasar teori ekonometrika yaitu ilmu yang membahas masalah pengukuran hubungan ekonomi. Ekonometrika digunakan sebagai alat analisis ekonomi yang bertujuanuntuk menguji kebenaran teorema-teorema ekonomi yang berupa hubungan antar variabel ekonomi dengan data empirik.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Erlina (2008:21) menyebut penelitian seperti ini dengan penelitian sebab akibat (causal research). Menurut Erlina (2008:21) “penelitian sebab akibat bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel.”

Penelitian ini akan menguji pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap sebagai variabel independen dengan rasio cepat yang mewakili likuiditas sebagai variabel dependen.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan tidak secara langsung pada Perusahaan Industri dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tetapi dilakukan dengan mengunduh data melalui situs yang terdapat di internet seperti

Waktu penelitian dimulai sejak Maret s/d Desember 2011 yaitu sejak pengumpulan data awal hingga penyelesaian analisis data.


(35)

3.3 BATASAN OPERASIONAL

Batasan operasional pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: 1. Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian terbatas pada

perusahaan industri dasar dan kimia.

2. Variabel indepennden yang diteliti hanya 2 variabel yaitu perputaran persediaan (inventory turn over) dan perputaran aset tetap (fix asset turn over).

3. Periode laporan keuangan yang diteliti hanya empat tahun yaitu dari tahun 2007 - 2010.

3.4 DEFENISI OPERASIONAL

Variabel-variabel yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen pada penelitian ini adalah likuiditas, dimana rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio cepat.

Rasio cepat (quick ratio) =

kewajiban lancar

aset lancar - persediaan

Rasio cepat digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva lancar untuk melunasi kewajiban lancarnya, namun tidak melibatkan persediaan sebagai aktiva lancarnya.


(36)

2. Variabel Independen ( dan )

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini menggunakan rasio aktivitas yang terdiri dari:

a. Perputaran persediaan (inventory turnover) ( ) Perputaran persediaan (ITO) =

Persediaan harga pokok penjualan

Harga pokok penjualan menggambarkan biaya langsung yang timbul dari barang yang akan diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis, sedangkan persediaan adalah barang yang tersedia untuk dijual. Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut berputar atau habis dalam waktu satu tahun. Dengan mengetahui perputaran persedian, perusahaan dapat menentukan kebijakan terkait stock ( persediaan yang tersimpan di gudang). Perputaran persediaan yang lebih cepat adalah lebih baik karena ini berarti penjualan barang lebih cepat, sehingga barang lebih cepat berubah menjadi kas atau piutang dimana kas dan piutang adalah bagian aset lancar yang digunakan untuk melunasi kewajiban lancar.

b. Perputaran aset tetap (fix asset turnover) ( ) perputaran aset tetap (FATO) =

aset tetap bersih total penjualan


(37)

Aset tetap (fix asset) adalah aset berwujud yang dimiliki perusahaan yang biasanya digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang produksi perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun. Perputaran aset tetap dihitung dengan membagi total penjualan dengan aset tetap bersih. Perputaran aset tetap digunakan untuk mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan dalam aset tetap berputar dalam satu periode, dan perusahaan dapat mengetahui penggunaan aktiva tetap dibandingkan dengan penjualan dalam satu periode tertentu. Dengan kata lain perusahaan dapat mengukur kapasitas aset tetap sudah digunakan sepenuhnya atau belum dengan melihat perputaran aset tetapnya. Semakin meningkat perputaran aset tetap berarti semakin meningkat kemampuan aset tetap untuk menghasilkan penjualan. Penjualan yang semakin baik mendorong semakin baiknya jumlah kas atau piutang yang dihasilkan dari transaksi penjualan. Kas dan piutang ini merupakan sebagian unsur untuk melihat tingkat likuiditas melalui rasio cepat.

3.5 SKALA PENGUKURAN VARIABEL

Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala rasio. Menurut Erlina (2008:59) “skala rasio adalah skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan konstruk yang diukur. Skala rasio menggunakan nilai absolute, sehingga memperbaiki skala interval yang menggunakan nilai relatif”, sedangkan Ghozali (2005:5) menjelaskan “ skala rasio


(38)

adalah skala interval dan memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat dirubah”.

Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh rasio cepat (quick ratio) dan rasio aktivitas yang diwakili oleh perputaran persediaan dan perputaran aset tetap.

Ringkasan defenisi operasional dan skala pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Operasional Indikator Ukuran Skala ITO ( )

perbandingan harga pokok penjualan dengan persediaan

- HPP HPP

rasio - Persediaan persediaan

FATO ( )

perbandingan antara penjualan dengan aset

tetap

- penjualan penjualan

rasio - aset tetap aset tetap

QR (Y) perbandingan aset lancar setelah dikurangi persediaan dengan liabilitas lancar - Aset

Lancar AL - Persediaan

rasio - Persediaan Liabilitas lancar

- Liabilitas

Lancar

Sumber: J.C. Van Horne (2005)

3.6 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.6.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61) “ populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Perusahaan


(39)

Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007-2010 yang berjumlah 57 perusahaan.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sugiyono (2010:62) menjelaskan menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling yang juga merupakan salah satu jenis dari teknik non probality sampling. Teknik non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi. Teknik purposive sampling sendiri berarti teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut antara lain:

1. Sampel adalah perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2007-2010.

2. Sampel merupakan kategori perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Laporan Keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang berakhir tanggal 31 Desember .

4. Laporan Keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan dari tahun 2007-2010 yang sudah diaudit.


(40)

Tabel 3.6.2 Sampel penelitian

NO PERUSAHAAN KODE KRITERIA SAMPEL

1 2 3 4

SEMEN

1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP x x x x 1

2 Holcim Indonesia Tbk SMCB x x x x 2

3 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR x x x x 3

KERAMIK, PORSELEN DAN KACA

4 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG x x x x 4

5 Arwana Citramulia Tbk ARNA x x x x 5

6 Intikeramik Alamasri Inds, Tbk IKAI x x x - - 7 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS x x x x 6

8 Mulia Industrindo Tbk MLIA x x x x 7

9 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO x x x x 8

LOGAM DAN SEJENISNYA

10 Alumindo Light Metal Inds. Tbk ALMI x x x x 9

11 Alakasa Industrindo Tbk ALKA x x x x 10

12 Betonjaya Manunggal Tbk BTON x x x x 11

13 Citra Tubindo Tbk CTBN x x x x 12

14 Indal Aluminium Industry Tbk INAI x x x x 13

15 Itamaraya Gold Industri Tbk ITMA x x x - -

16 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. JKSW x x x - -

17 Jaya Pari Steel Tbk JPRS x x x x 14

18 Lion Metal Works Tbk LION x x x x 15

19 Lion Mesh Prima Tbk LMSH x x x x 16

20 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO x x x - -

21 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS x x x x 17

KIMIA

22 Budi Acid Jaya Tbk BUDI x x x x 18

23 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS x x x - -


(41)

NO PERUSAHAAN KODE KRITERIA SAMPEL

1 2 3 4

25 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA x x x - -

26 Indo Acidatama Tbk SRSN x x x x 20

27 Intanwijaya Internasional Tbk INCI x x x - -

28 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI x x x - -

29

Tri Polyta Indonesia Tbk (lama)/ Chandra Asri Petrochemical Tbk

(baru) TPIA x x x - -

30 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC x x x x 21

PLASTIK DAN KEMASAN

31 Aneka Kemasindo Utama Tbk AKKU x x x x 22

32 Argha Karya Prima Inds. Tbk AKPI x x x - -

33 Asiaplast Industries Tbk APLI x x x x 23

34 Berlina Tbk BRNA x x x - -

35 Dynaplast Tbk DYNA x x x x 24

36 Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI x x x x 25

37

Kageo Igar Jaya Tbk (lama)/ Champion Pasific Indonesia Tbk

(baru) IGAR x x x x 26

38 Leyand Internasional Tbk LAPD x x x x -

39 Sekawan Intipratama Tbk SIAP x x x - -

40 Siwani Makmur Tbk SIMA x x x - -

41 Trias Sentosa Tbk TRST x x x x 27

42 Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS x x x - -

PAKAN TERNAK

43 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN x x x x 28

44 Japfa Tbk JPFA x x - x -

45 Malindo Feedmill Tbk MAIN x x x x 29

46 Sierad Produce Tbk SIPD x x x x 30

KAYU DAN PENGOLAHANNYA

47 Barito Pacific Tbk BRPT x x x x 31

48 Daya Sakti Unggul Tbk DSUC x x x - -


(42)

NO PERUSAHAAN KODE KRITERIA SAMPEL

1 2 3 4

50 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT x x x x 32

PULP DAN KERTAS

51 Fajar Surya Wisesa Tbk FSAW x x x x 33

52 Indah Kiat Pulp and Paper Tbk INKP x x x - -

53 Toba Pulp Lestari Tbk INRU x x x x 34

54 Kertas Basuki Rahmat Ind. Tbk KBRI x x x -

-

55 Surabaya Agung Industry P. Tbk SAIP x x x x 35

56 Suparma Tbk SPMA x x x x 36

57 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM x x x - -

Sumber:

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah Populasi = 57 perusahaan, sedangkan jumlah sampel = 36 perusahaan x 4 kriteria = 144 sampel

3.7 JENIS DATA

Data pada penelitian ini merupakan data sekunder bila dilihat dari sumber datanya. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung yaitu melalui media perantara ( diperoleh dan dicatat pihak lain). Data sekunder pada penelitian ini berupa laporan keuangan dan diperoleh dengan

mendownload atau mengunduh dari situs

beberapa situs lain di internet.

Bila dilihat dari hasilnya, data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka, contohnya laporan keuangan perusahaan industri dasar dan kimia dan bila dirinci lebih lanjut, penelitian ini menggunakan data rasio yang merupakan bagian dari data kuantitatif. Data rasio ini diperoleh dengan mengukur nilai rasio aktivitas dan likuiditas pada perusahaan


(43)

industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana angkanya diperoleh dari laporan keuangan perusahaan terkait. Bila dilihat dari rasio perbandingannya, penelitian ini merupakan Time Series Analysis karena penelitian ini membandingkan rasio antar periode.

3.8 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu “ data yang memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian” (nur indriantoro, 2002:146). Penelitian ini memperoleh data melalui buku (studi pustaka) dan mendownload atau mengunduh melalui situs di internet.

3.9 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain analisis regresi berganda setelah didahului uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti dibantu dengan program SPSS versi 16 for windows dalam menganalisis data.

Analisis regresi berganda pada penelitian ini memiliki persamaan:

Y = α + + + e

Dimana:

Y = Likuiditas (Rasio cepat, Quick Ratio ~ QR)

= Perputaran Persediaan (Inventory Turnover ~ ITO) = Perputaran Aset Tetap (Fix Asset Turnover ~ FATO)


(44)

α = Konstanta = Koefisien regresi

= Koefisien regresi e = Error

Analisis regresi berganda dilakukan setelah didahului uji asumsi klasik. Analisis regresi pada penelitian ini menggunakan α = 5%. Uji asumsi klasik terdiri dari: 1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas yaitu untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variable independen atau dengan kata lain uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada kemiripan antar variabel independen. Menurut Ade Fatma Lubis (2007:32) ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. VIF = 1/ Tolerance.

b. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0.70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih dari 0.7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas.

Ghozali (2005:91-92) menambahkan multikolinearitas pada model regresi juga dapat dideteksi bila nilai atau koefisien determinasi yang mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.


(45)

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas yaitu untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2005:105) :

Model regresi yang baik adalah Homokedastisitas, artinya variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y dalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di-studentized.

Cara melihat grafik scatterplot tersebut dipaparkan Ade Fatma Lubis, (2007:34) sebagai berikut:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yaitu untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Menurut Ade Fatma Lubis (2007:33) “ cara menguji autokorelasi adalah dengan melihat model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi apabila nilai Durbin Watson berada di bawah angka 2”.

Menurut Ghozali (2005:95-96) : “Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering


(46)

ditemukan pada data runtut waktu (time series)dan jarang tejadi pada data crossection (silang waktu)”. Selain Uji Durbin Watson (DW test), cara lain untuk menguji autokorelasi adalah dengan Uji Langrange Multiplier (LM Test ), Uji Box Pierce dan Ljung Box serta Run Test.

4. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan analisis statistik.

Uji hipotesis dilakukan setelah data lulus uji asumsi klasik sehingga penelitian bisa lanjut ke analisis regresi berganda. Uji hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji f.

1. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen. Uji t pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial dan pengaruh perputaran aset tetap terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial.


(47)

= Rasio aktivitas tidak memiliki pengaruh terhadap likuiditas secara parsial pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

= Rasio aktivitas memiliki pengaruh terhadap likuiditas secara parsial pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Apabila nilai statistik t hitung lebih tinggi dari nilai t tabel, maka hipotesis alternatif diterima, artinya suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

2. Uji f

Uji f digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji f pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan dan perputaran aset tetap terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan. Perumusan hipotesis untuk uji f adalah sebagai berikut:

= Rasio aktivitas tidak memiliki pengaruh terhadap likuiditas secara simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

= Rasio aktivitas memiliki pengaruh terhadap likuiditas secara simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(48)

Apabila nilai statistik f hitung lebih tinggi dari nilai f tabel, maka hipotesis alternatif diterima, artinya suatu variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen.


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang beroperasi mulai 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia ini dibentuk agar kegiatan operasional dan transaksi lebih efektif. Bursa Efek Indonesia memiliki tujuh macam indeks saham, dimana indeks harga saham merupakan indikator pergerakan saham. Salah satu indeks saham tersebut adalah indeks sektoral. Indeks sektoral menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor. Ada tujuh sektor di dalam indeks sektoral Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan Industri Dasar dan Kimia merupakan salah satu sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan indeks sektoral. Berikut ini daftar subsektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan indeks sektoral:

1. Sektor Pertanian

Subsektor : tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan lainnya. 2. Sektor Pertambangan

Subsektor : pertambangan batubara, pertambangan minyak dan gas alam, pertambangan logam dan mineral, pertambangan batu-batuan.


(50)

3. Sektor Industri Dasar dan Kimia

Subsektor : semen, keramik, porselen dan kaca, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu dan pengolahannya, pulp dan kertas.

4. Sektor Aneka Industri

Subsektor : otomotif dan komponennya, tekstil dan garmen, alas kaki, kabel, elektronika dan lainnya.

5. Sektor Industri Barang dan Konsumsi

Subsektor : makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetika dan barang keperluan rumah tangga, peralatan rumah tangga.

6. Sektor Properti dan Real Estate

Subsektor : Properti dan real estate, kostruksi bangunan. 7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

Subsektor : energi, jalan tol, pelabuhan dan bandara, telekomunikasi, transportasi, konstruksi non bangunan.

8. Sektor Keuangan

Subsektor : bank, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, asuransi, dan lainnya.

9. Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi

Subsektor : perdagangan besar barang produksi, perdagangan eceran, restoran, hotel dan pariwisata, advertising, printing dan media, jasa komputer dan perangkatnya, perusahaan investasi dan lainnya.


(51)

Perusahaan industri dasar dan kimia memproduksi barang-barang yang umumnya menjadi bahan baku atau bahan pembantu bagi perusahaan lain seperti PT Aneka Kemasindo Utama tbk yang memproduksi galon dan botol plastik yang akan digunakan sebagai kemasan bagi perusahaan minuman, PT Budi Acid tbk yang memproduksi tepung tapioka dengan merek “rosebrand” yang sudah cukup dikenal masyarakat sebagai bahan baku bagi industri kembang gula dan mie instan, kemudian ada juga PT. Holcim tbk (sebelumnya dikenal dengan nama PT. Semen Cibinong tbk) yang memproduksi semen yang merupakan bahan baku dalam membangun gedung.

4.2 HASIL PENELITIAN 4.2.1 Data Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengambil 144 sampel dari 36 perusahaan yang termasuk perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007-2010 setelah melalui teknik pengambilan sampel purposive sampling. Berikut ini adalah data hasil penelitian 144 sampel tersebut :


(52)

NO PERUSAHAAN KODE 2007 2008

XI X2 Y XI X2 Y

SEMEN

1

Indocement Tunggal

Prakasa Tbk INTP 4,58 0,96 1,61 3,80 1,29 1,01 2 Holcim Indonesia Tbk SMCB 9,47 0,66 1,09 7,59 0,86 1,35 3

Semen Gresik (Persero)

Tbk SMGR 5,34 3,11 2,92 4,34 3,69 2,63

KERAMIK,

PORSELEN & KACA

4

Asahimas Flat Glass

Tbk AMFG 3,20 2,13 1,43 2,50 2,56 1,51

5 Arwana Citramulia Tbk ARNA 15,65 1,09 0,65 11,51 1,33 0,61 6

Keramika Indonesia

Assosiasi Tbk KIAS 3,35 0,68 0,10 4,30 0,93 1,20 7 Mulia Industrindo Tbk MLIA 3,60 1,30 0,10 3,50 1,76 0,11 8

Surya Toto Indonesia

Tbk TOTO 3,01 2,04 0,73 3,34 2,75 0,85

LOGAM DAN

SEJENISNYA

9

Alumindo Light Metal

Inds. Tbk ALMI 5,58 7,97 0,46 4,06 5,28 0,28 10 Alakasa Industrindo Tbk ALKA 116,86 497,61 1,29 108,92 415,50 1,40 11

Betonjaya Manunggal

Tbk BTON 15,89 10,71 2,58 10,89 19,62 3,38

12 Citra Tubindo Tbk CTBN 10,53 6,30 1,21 5,55 7,36 0,97 13

Indal Aluminium

Industry Tbk INAI 3,29 10,89 0,79 2,83 16,95 0,64 14 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 3,96 22,48 3,69 5,52 39,50 2,13 15 Lion Metal Works Tbk LION 1,58 10,46 3,37 1,45 12,19 3,33 16 Lion Mesh Prima Tbk LMSH 4,80 11,69 0,83 4,97 17,78 1,22 17

Tembaga Mulia

Semanan Tbk TBMS 19,46 34,79 0,82 20,62 43,96 0,78

KIMIA

18 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 7,10 1,70 1,22 5,55 1,60 0,70

19

Ekadharma International


(53)

20 Indo Acidatama SRSN 2,09 2,39 0,65 1,98 2,89 0,73 21

Unggul Indah Cahaya

Tbk UNIC 4,37 3,24 0,55 3,11 4,15 0,70

PLASTIK DAN

KEMASAN

22

Aneka Kemasindo

Utama Tbk AKKU 1,73 0,76 0,59 2,53 0,28 0,40 23 Asiaplast Industries Tbk APLI 3,77 0,99 0,45 12,73 1,55 0,50 24 Dynaplast Tbk DYNA 6,81 1,72 0,62 7,45 1,92 0,51 25

Titan Kimia Nusantara

Tbk FPNI 21,30 1,46 0,08 9,54 1,65 0,37

26

Kageo Igar Jaya Tbk (lama)/ Champion Pasific

Indonesia Tbk (baru) IGAR 5,79 6,71 2,20 7,01 7,94 3,05 27 Trias Sentosa Tbk TRST 4,24 1,08 0,62 4,87 1,31 0,57

PAKAN TERNAK

28

Charoen Pokphand

Indonesia Tbk CPIN 4,72 6,19 0,60 7,92 7,97 0,70 29 Malindo Feedmill Tbk MAIN 9,76 4,30 0,56 10,03 6,53 0,83 30 Sierad Produce Tbk SIPD 4,71 3,36 1,25 7,23 4,86 1,40

KAYU DAN

PENGOLAHANNYA

31 Barito Pacific Tbk BRPT 0,12 0,03 1,16 11,10 1,55 1,46

32

Tirta Mahakam

Resources Tbk TIRT 2,73 4,16 0,65 2,37 3,31 0,36

PULP DAN KERTAS

33 Fajar Surya Wisesa Tbk FSAW 5,38 0,98 1,19 5,19 1,16 1,16 34 Toba Pulp Lestari Tbk INRU 5,49 0,61 0,95 4,78 0,52 0,88

35

Surabaya Agung

Industry P. Tbk SAIP 5,10 0,28 0,93 4,87 0,29 0,36 36 Suparma Tbk SPMA 2,79 0,77 1,40 3,52 0,97 1,13


(54)

NO PERUSAHAAN KODE 2009 2010

XI X2 Y XI X2 Y

SEMEN

1

Indocement Tunggal

Prakasa Tbk INTP 4,31 1,36 2,29 4,31 1,45 4,59 2 Holcim Indonesia Tbk SMCB 9,67 1,09 0,94 7,42 0,76 1,29 3

Semen Gresik

(Persero) Tbk SMGR 5,41 3,58 2,97 4,64 1,87 2,27

KERAMIK, PORSELEN &

KACA

4

Asahimas Flat Glass

Tbk AMFG 3,76 1,67 1,53 3,62 2,34 2,44

5

Arwana Citramulia

Tbk ARNA 13,37 1,19 0,65 9,97 1,46 0,79

6

Keramika Indonesia

Assosiasi Tbk KIAS 2,22 0,46 0,97 3,37 0,76 1,09 7 Mulia Industrindo Tbk MLIA 4,75 1,85 0,13 4,43 1,03 0,76 8

Surya Toto Indonesia

Tbk TOTO 3,78 2,49 1,44 3,45 3,10 1,44

LOGAM DAN

SEJENISNYA

9

Alumindo Light Metal

Inds. Tbk ALMI 3,12 3,52 0,40 6,48 5,81 0,42 10

Alakasa Industrindo

Tbk ALKA 69,04 292,89 1,49 89,29 380,37 1,41 11

Betonjaya Manunggal

Tbk BTON 15,93 18,76 7,58 13,43 18,05 3,04

12 Citra Tubindo Tbk CTBN 5,56 4,23 1,19 1,85 3,23 0,72 13

Indal Aluminium

Industry Tbk INAI 3,27 14,81 0,59 2,04 22,23 0,51 14 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 3,39 15,78 1,83 3,19 24,28 1,64 15 Lion Metal Works Tbk LION 1,57 10,07 5,70 1,41 11,41 6,61 16 Lion Mesh Prima Tbk LMSH 4,58 5,16 0,98 4,74 6,91 1,05

17

Tembaga Mulia

Semanan Tbk TBMS 11,87 25,50 0,77 16,08 35,79 0,77

KIMIA

18 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 9,20 1,69 0,79 6,41 1,90 0,67 19

Ekadharma


(55)

20 Indo Acidatama SRSN 1,64 3,51 0,61 1,68 3,72 0,83 21

Unggul Indah Cahaya

Tbk UNIC 5,07 3,58 1,19 5,05 4,96 0,99

PLASTIK DAN

KEMASAN

22

Aneka Kemasindo

Utama Tbk AKKU 7,95 0,10 0,11 5,33 0,13 0,09 23

Asiaplast Industries

Tbk APLI 8,72 1,52 1,07 7,82 1,61 1,49

24 Dynaplast Tbk DYNA 7,89 2,00 0,57 8,10 1,69 0,52 25

Titan Kimia Nusantara

Tbk FPNI 8,63 2,22 0,42 7,46 2,31 0,36

26

Kageo Igar Jaya Tbk (lama)/ Champion Pasific

Indonesia Tbk (baru) IGAR 7,32 10,07 4,42 8,69 15,89 5,87 27 Trias Sentosa Tbk TRST 5,32 1,20 0,63 5,51 1,38 0,78

PAKAN TERNAK

28

Charoen Pokphand

Indonesia Tbk CPIN 7,42 8,64 1,04 7,28 7,81 1,86 29 Malindo Feedmill Tbk MAIN 13,46 6,40 1,03 14,09 4,85 1,10 30 Sierad Produce Tbk SIPD 9,04 5,01 1,24 7,04 4,27 1,09

KAYU DAN

PENGOLAHANNYA

31 Barito Pacific Tbk BRPT 7,01 1,46 1,50 7,91 1,85 0,97 32

Tirta Mahakam

Resources Tbk TIRT 1,66 3,43 0,46 2,13 3,43 0,40

PULP DAN

KERTAS

33

Fajar Surya Wisesa

Tbk FSAW 5,68 1,07 1,47 5,46 1,10 0,49

34 Toba Pulp Lestari Tbk INRU 4,99 0,38 1,07 4,64 0,49 0,82

35

Surabaya Agung

Industry P. Tbk SAIP 3,57 0,21 0,38 2,57 0,19 0,26 36 Suparma Tbk SPMA 4,49 0,98 0,59 5,27 1,02 1,83


(56)

Keterangan:

Y = likuiditas (rasio cepat ~ quick ratio)

= perputaran persediaaan (inventory turnover ~ ITO) = perputaran aktiva tetap (fix asset turnover ~ FATO)

4.2.2 Statistik Deskriptif dan Distribusi Variabel

Statistik deskriptif merupakan langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan uji asumsi klasik yang berikutnya dilanjutkan dengan analisis regresi. Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), standar deviasi dan varians. Berikut ini adalah tabel statistic deskriptif pada penelitian ini yang telah diolah dengan bantuan program SPSS for Windows :

Tabel 4.2.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

ITO 144 116.74 .12 116.86 1242.54 8.6287 1.30332 15.63982 244.604

FATO 144 497.58 .03 497.61 2380.02 16.5279 5.50730 66.08764 4.368E3

QR 144 7.50 .08 7.58 185.78 1.2901 .10145 1.21735 1.482

Valid N

(listwise) 144

Sumber: diolah peneliti melaui program SPSS

Tabel di atas memberikan informasi sebagai berikut:


(57)

2. ITO (perputaran persediaan) memiliki nilai minimum 0,12 dan nilai maksimum 116,86 dengan rentang data (range) 116,74. Range merupakan selisih antara nilai maksimum dengan nilai minimum. Total 144 ITO adalah 1.242,54 dengan rata-rata (mean) 8,6287. Standar deviasi (simpangan baku) ITO adalah 15,63982 dengan varians (jumlah selisih antar data dengan rata-rata data dan kemudian dibagi dengan jumlah data dikurangi 1) 244,604. 3. FATO (perputaran aset tetap) memiliki nilai minimum 0,03 dan nilai

maksimum 497,61 dengan range 497,58. Total 144 FATO adalah 2.380,02 dengan mean 16,5279. Standar deviasi FATO adalah 66,08764 dan varians sebesar 4.368

4. QR (quick ratio ~ rasio cepat ) memiliki nilai minimum 0,08 dan nilai maksimum sebesar 7,58 dengan range 7,50. Total QR dari 144 sampel adalah 185,78 dengan mean 1,2901. Standar deviasi QR adalah 1,21735 dan varians sebesar 1,482.

Selanjutnya data harus dilihat apakah terdistribusi normal atau tidak . Menurut Ghozali (2005:28) “ walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal”. Cara untuk melihat data tersebut terdistribusi normal atau tidak adalah dengan skewness dan kurtosis, uji Kolmogorov – Smirnov dan melalui grafik.


(58)

4.2.2.1Skewness dan Kurtosis

Nilai skewness dan kurtosis digunakan untuk mengetahui simetri dan puncak distribusi. Nilai skewness menunjukkan kemencengan suatu grafik. Variabel yang terdistribusi normal memiliki mean yang berada di tengah-tengah distribusi sehingga grafik akan terlihat simetris dari sisi kanan maupun dari sisi kiri. Nilai skewness yang baik adalah mendekati angka 0. Berikut ini adalah nilai skewness dan kurtosis pada penelitian ini yang telah diolah dengan program SPSS:

Tabel 4.2.2.1

Nilai Skewness dan Kurtosis

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

ITO 144 5.592 .202 32.793 .401

FATO 144 5.991 .202 36.033 .401

QR 144 2.690 .202 8.775 .401

Valid N (listwise) 144

Sumber: diolah peneliti melalui program SPSS

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai skewness untuk ketiga variabel tidak mendekati angka 0, artinya variabel tidak terdistribusi normal.

4.2.2.2Uji Kolmogorov – Smirnov

Uji Kolmogorov – Smirnov merupakan cara lain untuk mendeteksi normalitas data. Menurut Ghozali (2005: 30) “ Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu:


(59)

Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi secara normal Hipotesis Alternatif (Ha) : data tidak terdistribusi secara normal”

Hasil uji Kolmogorov – Smirnov pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2.2.2

Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ITO FATO QR

N 144 144 144

Normal Parametersa Mean 8.6288 16.5279 1.2901

Std. Deviation 1.56398E1 6.60876E1 1.21735

Most Extreme Differences Absolute .318 .401 .227

Positive .318 .398 .227

Negative -.315 -.401 -.160

Kolmogorov-Smirnov Z 3.822 4.817 2.729

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

a. Test distribution is Normal.

Sumber : diolah peneliti melalui program SPSS

Nilai K-S untuk variabel ITO 3,822 dengan probabilitas signifikansi 0,00 dan nilainya jauh di bawah α = 0,05 hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel ITO tidak terdistribusi secara normal. Nilai K-S untuk variabel FATO 4,817 dengan probabilitas signifikansi 0,00 dan nilainya jauh di bawah α = 0,05 hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel FATO tidak terdistribusi secara normal. Nilai K-S untuk variabel QR 2,729 dengan probabilitas


(60)

signifikansi 0,00 dan nilainya jauh di bawah α = 0,05 hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel QR tidak terdistribusi secara normal.

4.2.2.3 Uji distribusi melalui Grafik

Uji grafik juga dapat dilakukan untuk melihat apakah variabel terdistribusi normal atau tidak. Grafik dari ketiga variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :


(61)

Gambar 4.2.2.3

Grafik Distribusi ITO, FATO dan QR Sumber : diolah peneliti melalui program SPSS


(62)

Ketiga grafik tersebut memperlihatkan bahwa variabel ITO, FATO dan QR tidak terdistribusi normal . Hal ini terlihat dari kurva yang menceng ke kiri dan puncak yang tidak berada di angka 0.

4.2.3 Transformasi Data

Variabel pada penelitian ini dinyatakan tidak terdistribusi normal berdasarkan nilai skewness dan kurtosis, uji Kolmogorov – Smirnov dan uji grafik yang telah dilakukan sebelumnya, oleh karena itu perlu dilakukan transformasi data agar data yang digunakan dalam penelitian ini menjadi normal. Transformasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan LN (Logaritma Natural). Berikut ini dalah hasil uji Kolmogorov – setelah data ditransformasi menggunakan LN dengan bantuan program SPSS:

Tabel 4.2.3

Uji Kolmogorov – Smirnov setelah transformasi data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LNITO LNFATO LNQR

N 144 144 144

Normal Parametersa Mean 1.6982 1.1252 -.0716

Std. Deviation .82244 1.51104 .83064

Most Extreme Differences Absolute .099 .075 .080

Positive .099 .073 .080

Negative -.087 -.075 -.076

Kolmogorov-Smirnov Z 1.191 .901 .965

Asymp. Sig. (2-tailed) .117 .391 .309

a. Test distribution is Normal.

Sumber : diolah peneliti menggunakan program SPSS

Nilai K-S untuk variabel LNITO, LNFATO dan LNQR telah mengalami perubahan setelah ditransformasi. Nilai K-S untuk variabel LNITO 1,191


(63)

dengan probabilitas signifikansi 0,117 dan nilainya di atas α= 0,05 hal ini berarti hipotesis nol tidak dapat ditolak (diterima) atau variabel LNITO telah terdistribusi normal. Nilai K-S untuk variabel LNFATO 0,901 dengan probabilitas 0,391 dan nilainya jauh di atas α= 0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau variabel LNFATO telah terdistribusi normal. Begitu juga dengan variabel LNQR yang memiliki nilai K- S 0,965 dengan probabilitas 0,391 dan nilainya jauh di atas α= 0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau variabel LNQR telah terdistribusi normal.

Selanjutnya dapat kita lihat grafik ketiga variabel tersebut apakah kurvanya sudah terlihat simetris atau belum setelah dilakukan transformasi.


(64)

Gambar 4.2.3

Grafik variabel LNITO, LNFATO dan LNQR Sumber : diolah peneliti menggunakan SPSS


(65)

Ketiga grafik tersebut menunjukkan kurva yang simetris (tidak menceng ke kanan atau ke kiri). Selanjutnya dapat dilakukan uji asumsi klasik karena variabel sudah terdistribusi normal.

4.2.4 Uji Asumsi Klasik

Semua variabel yang akan dianalisis melalui analisis regresi harus lolos uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji normalitas dan uji linearitas. Data yang baik adalah yang non-multikolinearitas, non-heterokedastisitas (homokedastisitas), non-autokorelasi, dan terdistribusi normal.

4.2.4.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Data yang baik adalah yang non multikolinearitas artinya tidak ada korelasi antar variabel independen.Menurut Ade Fatma Lubis (2007:32) ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah sebagai berikut :

c. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. VIF = 1/ Tolerance.

d. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0.70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Jika lebih dari 0.7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas.

Ghozali (2005:91-92) menambahkan multikolinearitas pada model regresi juga dapat dideteksi bila nilai atau koefisien determinasi yang mengukur


(1)

4.2.5.2 Uji f

Uji f digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji f pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan dan perputaran aset tetap terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan. Menurut Ghozali (2005:84) cara untuk menguji hipotesis pada uji f adalah sebagai berikut:

a. Quick look: bila nilai f lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai f hasil perhitungan dengan nilai f menurut tabel. Bila f hitung lebih besar daripada f tabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha.

Hasil uji t untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.2.5.2

Hasil Uji f

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 16.915 2 8.457 14.587 .000a

Residual 81.751 141 .580 Total 98.666 143

a. Predictors: (Constant), LNFATO, LNITO b. Dependent Variable: LNQR

Sumber : diolah peneliti menggunakan SPSS

Tabel 4.2.5.2. tingkat signifikansi 0,000 artinya tingkat kesalahan 0%. Hal ini


(2)

0,005 (5%). Tabel tersebut juga memperlihatkan nilai f hitung 14,587. Nilai f tabel untuk = k = 2, dan = n-k-2 = 141 adalah 3,060, maka dapat disimpulkan bahwa f hitung > f tabel sehingga hipotesis alternatif diterima artinya perputaran persediaan dan perputaran aset tetap secara simultan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.3 HASIL PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2010 menunjukkan hasil bahwa perputaran persediaaan memiliki pengaruh negatif terhadap kemampuan perusahaan dalam melunasi liabilitas lancarnya menggunakan aset lancar (likuiditas). Hal ini tidak sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan Asti Lamriama Sianturi (2009) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas. Namun hasil penelitian ini hampir sejalan dengan penelitian R.M Riadi yang menyebutkan perputaran persediaan memiliki pengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin dikarenakan perbedaan masa penelitian dan jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel (asti menggunakan laporan keuangan tahun 2005-2007 pada perusahaan industri barang konsumsi).

Penelitian ini memberikan hasil yang berbeda pada perputaran aset tetap dimana perputaran aset tetap ternyata memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan perusahaan dalam melunasi liabilitas (hutang) lancarnya


(3)

menggunakan aset lancar. Hal ini berarti bila perusahaan efektif menggunakan aset tetap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, maka hal tersebut dapat meningkatkan penjualan dimana penjualan tersebut akan menghasilkan aset lancar berupa kas dan piutang yang dapat digunakan perusahan dalam melunasi kewajiban lancarnya

Perputaran persediaan dan perputaran aset tetap secara simultan berpengaruh terhadap likuiditas, hal ini dapat dilihat pada uji f yang telah dilakukan di dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan apabila aset tetap digunakan secara efektif termasuk dalam membantu menghasilkan barang produksi, maka perusahaan akan menghasilkan produk yang baik dan berkualitas. Produk yang baik akan menarik minat pembeli yang mengakibatkan adanya penambahan aset lancar bagi perusahaan dari penjualan produk. Penambahan aset lancar ini dapat membantu melunasi liabilitas (hutang) yang dimiliki perusahaan.

Pada tabel koefisien determinasi, terlihat nilai koefisien determinasi ( ) sebesar 0,171, ini berarti perputaran persediaan dan perputaran aset tetap memiliki pengaruh sebesar 0,171 atau 17,1 % terhadap likuiditas, sedangkan 82,9% lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk di dalam penelitian ini.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2010 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas terhadap likuiditas secara parsial dan simultan pada perusahaan tersebut.

2. Perputaran persediaan (ITO) tidak berpengaruh terhadap likuiditas (QR) secara parsial pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Perputaran aset tetap (FATO) berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara parsial pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Perputaran persediaan (ITO) dan perputaran aset tetap (FATO) berpengaruh signifikan terhadap likuiditas secara simultan pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5. Pengaruh perputaran persediaan (ITO) dan perputaran aset tetap (FATO) terhadap likuiditas sangat kecil (tidak sampai 50%) yaitu hanya 17,1%,


(5)

sisanya dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.

5.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI agar dapat meningkatkan aktivitas perusahaan seperti penambahan aset tetap serta perbaikan mesin produksi yang dianggap sudah usang sehingga mesin tersebut dapat beroperasi secara optimal, disamping itu perusahaan disarankan mencoba menerapkan pengelolaan persediaan just in time , sehingga jumlah persediaan yang menumpuk di gudang bisa diminimalisir, hal ini akan membantu perusahaan mengurangi biaya penyimpanan. Bagi perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI yang memiliki perputaran persediaan, perputaran aset tetap dan tinggat likuiditas yang besar agar tetap mempertahankan nilainya sehingga menjadi nilai tambah bagi investor yang ingin menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar menambah variabel lain dalam melakukan penelitian sejenis karena masih ada sekitar 80,9 % lagi variabel yang mempengaruhi likuiditas yang tidak dielaskan dalam penelitian ini. Penelitian selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah jumlah sampel atau periode amatan sehingga hasil penelitian akan lebih bervariasi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, buku 1, edisi10, Salemba Empat Jakarta.

_______, Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, buku 2, edisi10, Salemba Empat Jakarta.

Bungin, Burhan, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Kencana Jakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, USU Press Medan Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, edisi

3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Horne, James C. Van, 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi12, Salemba Empat Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat Jakarta.

_______, revisi 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat Jakarta. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Lubis, Ade Fatma, Firman Syarif dan Arifin Akhmad, 2007. Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis. USU Press Sumatera Utara.

Riadi, R.M., 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Perusahaan Plastics dan Glass Product yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000-2005, Jurnal SOROT, Lembaga Penelitian Universitas Riau, ISSN 1907-364X, Vol 2.

Sianturi, Asti Lamria, Sri Mulyani, 2009. Pengaruh Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Teraftar di BEI. Universitas Sumatera Utara

Sjahrial, Dermawan, 2006. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media Jakarta.

Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta Bandung

Ulupui, I.G.K.A, 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ). Jurnal Ekonomi. Universitas Udayana.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 62 101

Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

13 139 83

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Aktivitas dengan Return on Investment Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 32 107

Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 55 91

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, DAN RETURN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 9 16

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 26

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 26

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TRADE RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 16 98

Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 12

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14